1 Atap Terbagi 2 Surga
"Welcome indonesia.."
Seru wanita cantik yang baru saja tiba di bandara Juanda Surabaya, dengan menghirup nafas dalam, sembari satu tanganya memegang handle koper.
Dia adalah Aisyah Kartika Ratih (Ara), seorang dosen berusia 25 tahun, yang baru saja tiba di tanah air, setelah menyelesaikan tugasnya di Turki. Wanita cantik yang akrab dipanggil Ara, mendapat tugas pertukaran dosen antar negara Turki jauh sebelum dia dinyatakan hamil putranya sekarang.
Langkah demi langkah Ara pijak, seakan alam pun ikut berbahagia telah menyambut kedatangan wanita cantik itu. Hatinya sudah menggebu-gebu ingin cepat sekali sampai dihalaman rumah, dan melihat langsung seberapa besar putranya sekarang.
Ah ya, Narendra. Dia pasti sudah tumbuh menjadi bocah yang cukup tampan. 5 tahun usianya, dan sekarang dia pasti sudah menempuh pendidikan taman kanak-kanak. Tidak bisa Ara bayangkan bagaiman sibuknya nanti dia, disaat bocah kecil itu menyita waktunya dengan berbagai macam pertanyaan dari mulut mungilnya. Sudah dapat Ara bayangkan, pasti sangat menggemaskan.
Setelah casual dengan rok mekar yang menjuntai, tidak dapat menghalangi langkah dosen cantik itu untuk terus melangkah hingga sampai diruang tunggu, untuk menunggu jemputan dari sang suami tercinta, yakni Bagas Pangarep.
Ara mengambil duduk di kursi paling depan, agar disaat Bagas telah tiba, maka dengan perasaan bahagia dia dapat melihat wajah tampan suaminya itu. 5 menit berlalu, 10 menit juga ikut berlalu, namun tidak melunturkan senyum manis Aisyah yang dengan antusiasnya masih setia menunggu kedatangan sang suami.
Wajah yang semula antusias kini berubah menjadi sendu, akibat lamanya menunggu kedatangan sang suami yang sudah hampir setengah jam lamanya. Ara mengeluarkan ponsel dari tasnya, dan segera menghubungi nomor seseorang, untuk segera menjemputnya.
15menit kemudian.
"Welcome Indonesia Ara ku sayang. Aaaa....!!" seru Fatma sang sahabat, yang kini sudah berdiri disamping tubuh Aisyah.
Drama melepas rindu pun akhirnya terjadi. Aisyah memeluk erat sahabatnya yang sudah dia anggap seperti saudara kandung, karena mereka dibesarkan dari panti asuhan yang sama. Namun takdir masih berpihak kepada mereka. Ara dan Fatma diangkat oleh keluarga, yang dimana kedua orang tua mereka juga sahabat dari kecil. Sungguh takdir yang membahagiakan.
"Fatma, aku sudah tidak sabar..! Ayo kita pulang, putraku pasti sudah merindukan aku!" kata Ara setelah melerai pelukanya dengan sang sahabat.
Fatma tersenyum hangat, mengambil alih koper Aisyah, "Aku juga baru saja tiba 2 hari yang lalu Ara..akupun tidak kalah merindukannya! Rendra, kau pasti berubah jadi bocah yang tampan!" gumam Fatma, dengan membayangkan wajah putra Aisyah.
Keduanya melangkahkan kaki menuju pintu keluar sembari bercengkrama dengan diiringi gelak tawa yang begitu mengasyikan. Ya, pantas.. Mereka baru bertemu, setelah disibukan dengan pekerjaan masing-masing. Fatma menjadi ahli desainer, dan Aisyah menjadi dosen di universitas ternama di kotanya.
*
*
*
*
1 Tahun lalu..
Mobil sedan mewah kini telah sampai dihalaman rumah mewah dengan dua lantai, yang didesain seklasik mungkin. Tuan Basalamah semasa hidupnya begitu mencintai benda-benda klasik, hingga desain rumahnya juga tak luput dari hobinya semasa hidup.
Seorang pria tampan dengan kacamata kerjanya, kini baru saja tiba diteras depan sembari menenteng tas kerja, Dia adalah Bagas Pangarep Basalamah. Bagas menjabat sebagai Direktur utama perusahaan sang ayah yang bergerak dibidang kuline daerah jawa bagian timur.
Pria berusia 30 tahun itu mengernyit, saat mendapati seorang wanita cantik yang tidak asing lagi baginya, sedang duduk diruang tamu, tengah asik bercengkrama dengan sang ibu, yakni bu Dewi rani.
Keduanya terhenyak, saat sepatu Bagas begitu nyaring menggema ditelinga masing-masing. Wanita cantik itu tersenyum hangat, berharap Bagas akan menerima kedatanganya dengan sukacita.
Melati Nafisa tertegun, saat dengan dinginya Bagas hanya berlalu begitu saja tanpa melirik sedikitpun kearahnya. Menyadari itu, bu Dewi membuka suara hingga langkah putranya terhenti, saat akan menaiki anak tangga.
"Bagas...kau tidak ingin menyapa Melati terlebih dulu. Apa kau sudah lupa denganya?"
Tanpa menoleh, Bagas hanya menjawab singkat, "Aku masih mengingatnya, tapi aku harus bertemu putraku terlebih dahulu!"
Setelah mengatakan itu, Bagas langsung melenggang naik keatas, tanpa peduli dengan kedua wanita yang duduk tadi. Menyadari sifat dingin Bagas, Melati hanya tersenyum mencoba berpikir positif, karena dia tidak ingin merusak suasa indag hatinya. Dapat dekat dengan keluarga Basalamah saja adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi wanita berusia 23 tahun itu.
"Sudah bi..jangan dipaksa. Mas Bagas pasti lelah seharian bekerja. Apalagi kalau sampai rumah masih mengurus Narendra." katanya sembari mengusap lembut tangan bu Dewi.
Parubaya dengan penampilan elegant itupun membalas usapan tangan wanita disampingnya, "Memang..apa kamu mau jika menjadi istri kedua Bagas? Ibu kasian melibat Rendra yang setiap hari sendirian!" balasnya.
Melati terkejut walau dalam hatinya bersorak gembira karena sudah menunggu kalimat sakral itu hampir 10 tahun lamanya. Dia dan Bagas sudah saling mengenal sejak mereka duduk dibangku Kuliah.
"Kenapa bibi berkata seperti itu? Bukanya mas Bagas sudah menikah dengan mbak Aisyah? Melati tidak ingin merusak rumah tangga mereka!" jawab Melati mencoba bersikap bijak.
Bu Dewi mendesah pelan sembari membenarkan posisi duduknya, " Hah.. Ibu sudah tua, dan sering sakit-sakitan. Ibu tidak kuat jika terus-terusan menjaga Rendra. Cucu ibu juga membutuhkan sosok ibu yang selalu ada untuknya. Aisyah? Apa wanita itu bisa disebut sebagai ibu, jika lebih mementingkan karirnya daripada keluarga. Ibu rasa tidak! Bagas saja yang begitu kekeh masih mempertahankan rumah tangganya."
Melati memalingkan wajah sekilas dengan menarik sudut bibirnya sebelah keatas, "Aku sudah menganggap Rendra seperti putraku sendiri bi," jawabnya.
"Dekati lah Rendra sayang..maka kau akan bisa mendapatkan hati Bagas!"
Setelah kedatangan Melati kerumah, Bagas setiap harinya selalu mendapat teror dari dang ibu untuk terus menyuruhnya menikahi melati. Seperti saat ini, saat Bagas tengah mengajak main putranya, Rendra.
Pintu terbuka dari luar, bu Dewi masuk dengan mengukir senyum lembut melihat sang cucu yang tengah tertawa tanpa beban sama sekali.
Bagas bangkit dari duduknya dikarpet khusus anak dengan mengernyit, "Ada apa bu?" tanyanya.
"Ikutlah ibu..ada yang ingin ibu bicarakan!" jawabnya, "Rendra sayang, kamu main dulu sama suster ya sayang. Nek uti mau bicara sebentar sama ayah!" lanjut bu Dewi sembari mengusap kepala cucunya.
Bagas mengikuti langkah sang ibu, setelah suster Rendra berhasil masuk kedalam kamarnya. Fikiran Bagas sudah negatif mengingat bagaimana kerasnya sang ibu saat menyuruhnya menikah lagi.
"Duduklah Bagas..!"
Bagas menarik nafas dalam, lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa berukir, "Katakan, ibu ingin berbicara apa?"
Dengan keberanian dan ketegaran didadanya, bu Dewi tanpa rasa bersalah maupun dosa langsung saja melontarkan kelimat yang membuat Bagas seketika naik darah.
"Bagaimana, kau mau kan menuruti perintah ibu?"
"Bagaimana bisa bu...bagaimana kalau Aisyah tahu? Aku tidak ingin membuatnya sakit!" tolak Bagas yang merasa frustasi.
Bu Dewi menyerongkan duduknya, sembari mengusap lengan sang putra, "Melati juga gadis yang baik Bagas. Istrimu tidak dapat kau andalkan layaknya menjadi ibu untuk Rendra. Kau lihat Melati? Dia yang selalu ada buat putramu Bagas. Melati lah yang dengan sabar menemani hari-hari Rendra." balasnya, "Kau juga tidak lupakan, siapa orang yang membantu keluarga kita disaat hampir bangkrut dulu. Keluarga Melati, Bagas...! Sudah sepantasnya kita membalas budi kebaikan Melati," lanjut bu Dewi.
Bagas hanya terdiam, mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulut ibunya. Tidak dapat dia pungkiri, semenjak kepergian istrinya, Melati lah yang selalu menemani hari-hari putranya. Melati lah yang mengajarkan banyak hal kepada Narendra.
Hampir 2 tahun sudah kepergian Aisyah. Namun tidak dapat dia pungkiri, hanya istrinya lah yang sampai saat ini berada didalam hatinya. Jika pun dia menikahi Melati, itu semua karena tuntutan keluarganya saja, terutama sang ibu.
"Saya terima nikah dan kawinya, Aisyah Kartika...."
"Maaf mas, nama mempelai Melati Nafisah Abdurahman bin bapak Abdurahman!" tegur penghulu yang sudah menjabat tangan Bagas, karena sudah dua kali suami dari Aisyah itu selalu salah menyebut nama calon istrinya.
Bu Dewi yang merasa tidak enak dengan calon besanya maupun tamu undangan, sontak mendekat kearah sang putra sembari membisikinya, "Yang fokus Bagas..dia Melati, bukan Aisyah!"
Bagas mencoba menarik nafas dalam, kemudian menjabat tangan penghulu kembali, "Saya terima nikah dan kawinya, Melati Nafisah Abdurahman bin bapak Abdurahman, dengan seperangkat alat sholat dan juga emas kawin tersebut dibayat tunai..!"
"Bagaimana saksi, sah...?"
"Sah...sah....!" ucap beberapa saksi serentak.
Hingga terjadilah pernikahan itu, tepat dua tahun kepergian Aisyah mengajar. Bagas selalu menyempatkan waktunya untuk menghubungi sang istri, walaupun dia tahu kesalahan terbesar apa yanh telat dia buat kepada rumah tangganya.
Namun, kepahitan yang Melati dapatkan. Dia sangka, setelah dia berhasil meluluhkan hati putranya, dia akan juga mendapat simpati dari suaminya, nyatanya tidak. Sudah hampir 1 tahun menikah, Melati tidak pernah sekalipun disentuh maupun dijamah oleh suaminya sendiri, Bagas.
Mereka tinggal satu kamar, namun dengan tidur terpisah. Bagas lebih memilih tidur disofa maupun diruang kerjanya, disaat dia terlelap setelah menelfon istrinya, Aisyah.
Flashback off
***
Mobil sedan hitam berhenti tepat didepan gerbang rumah mewah, yang dimana didalam mobil tersebut, dua wanita cantik sudah tidak sabar untuk turun dan bertemu sosok bocah kecil yang telah menghuni batinya 3 tahun lamanya. Aisyah menarik nafas dalam bersiap untuk turun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Widya Pereira
1 Gift bunga+ iklan untukmu, aku mampir kak... btw jgn lupa mampir karya baru ku "Plaguehart"🌹😇 terimakasih
2025-01-04
0
Medeia
aku kok mellow ya bacanya /Sob/.
ga bisa bayangin jadi Aisyah /Sob//Sob/
2025-01-07
0
Amelia story
keren
2025-01-04
0