NovelToon NovelToon
KISAH NYATA - KETIKA CINTA MENINGGALKAN LUKA

KISAH NYATA - KETIKA CINTA MENINGGALKAN LUKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor jahat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dri Andri

Gavin Narendra, CEO muda yang memiliki segalanya, menghancurkan pernikahannya sendiri dengan perselingkuhan yang tak terkendali. Larasati Renjana, istrinya yang setia, memilih untuk membalas dendam dengan cara yang sama. Dalam pusaran perselingkuhan balas dendam, air mata, dan penyesalan yang datang terlambat, mereka semua akan belajar bahwa beberapa luka tak akan pernah sembuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dri Andri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Larasati ketahuan

Jumat malam, setelah makan malam yang hening—Abimanyu ngobrol tentang sekolah, Larasati mendengarkan dengan penuh perhatian, Gavin sibuk dengan ponselnya membalas pesan Kiran—Larasati berdiri untuk beresin piring.

"Kamu kok akhir-akhir ini sering keluar?" tanya Gavin tiba-tiba, suaranya lebih tajam dari yang dia maksudkan. "Kemana aja?"

Larasati berhenti, menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Cuma ketemu teman lama, refreshing." Dia tersenyum tipis—senyum yang somehow terasa seperti sindiran. "Kenapa? Ada masalah? Aku pikir kamu sibuk dengan pekerjaanmu, jadi aku cari kesibukan sendiri. Supaya tidak merepotkanmu."

Kata-kata itu diucapkan dengan nada santai, tapi ada edge di sana yang membuat Gavin tidak nyaman. Seperti Larasati tahu sesuatu tapi tidak bilang terus terang.

"Tidak ada masalah," kata Gavin cepat. "Cuma... cuma bertanya. Aku kan suamimu, wajar kalau aku mau tahu kegiatan istriku."

"Oh?" Larasati memiringkan kepala, masih dengan senyum itu. "Seperti aku yang wajar mau tahu kegiatan suamiku? Perjalanan bisnismu yang sering? Meeting malammu yang panjang?"

Ada sesuatu di matanya—sesuatu yang membuat alarm berbunyi di kepala Gavin. Apa dia tahu? Apa dia curiga?

Tapi tidak mungkin. Larasati tidak pernah mempertanyakan. Dia selalu percaya.

"Kerjaan aku memang banyak akhir-akhir ini," kata Gavin, defensif. "Perusahaan sedang ekspansi—"

"Aku tahu," potong Larasati lembut. "Aku tahu kamu kerja keras. Dan aku appreciate itu. Makanya aku tidak mau menambah bebanmu dengan kebutuhan atau keluhan. Aku cari kebahagiaan sendiri. Itu kan... yang kamu mau, kan?"

Gavin tidak bisa menjawab. Karena dia tidak tahu apa yang dia mau lagi.

Larasati kembali beresin piring, meninggalkan Gavin duduk sendirian di meja makan dengan perasaan yang semakin tidak enak.

---

Malam itu, Gavin tidak bisa tidur.

Dia berbaring di ranjang—Larasati sudah tidur di sisinya dengan punggung menghadap dia seperti biasa akhir-akhir ini—dan menatap langit-langit dalam gelap.

Pikirannya berputar pada perubahan-perubahan kecil. Cara Larasati tersenyum pada sesuatu di ponselnya. Cara dia terlihat lebih cantik. Cara dia tidak lagi menunggu Gavin pulang. Cara dia tidak lagi bertanya "kamu di mana" atau "kapan pulang".

Dan Reza. Kenapa Reza?

Gavin ambil ponselnya, buka chat dengan Reza. Terakhir mereka ngobrol dua minggu lalu—Reza tanya kabar, Gavin jawab singkat karena sedang sibuk dengan Kiran.

Dia ketik pesan: _"Bro, lo lagi di Jakarta ya? Lama gak ketemu. Mau makan siang minggu depan?"_

Tidak ada balasan langsung—Reza mungkin sudah tidur.

Gavin letakkan ponselnya, tapi matanya jatuh pada ponsel Larasati yang tergeletak di meja nakas di sisi ranjangnya. Istrinya tidak pernah pakai password—dia tidak punya yang disembunyikan, atau setidaknya itu yang Gavin pikir.

Sesuatu di dalam dirinya—sesuatu yang gelap dan tidak rasional—membisikkan: _Cek. Kamu harus tahu._

Gavin ragu. Ini melanggar privasi. Ini tidak fair.

Tapi dia sedang selingkuh dengan karyawannya sendiri, merencanakan untuk meninggalkan istrinya dengan cara yang kotor. Fair sudah lama tidak ada dalam kamus hidupnya.

Dia pelan-pelan meraih ponsel Larasati, mengecek apakah istrinya masih tidur. Napas Larasati teratur, tidak bergerak.

Gavin buka ponsel—tidak ada password. Langsung masuk ke home screen dengan wallpaper foto Abimanyu.

Dia buka aplikasi pesan.

Chat terakhir dari Aurellia: "Oke, besok jam 12 ya di Kafe Senja. Sampai jumpa!"

Chat dari Ziva tentang jadwal jaga Abimanyu.

Chat dari ibu Larasati yang di Australia.

Dan chat dari... Reza.

Jantung Gavin berdetak lebih cepat. Dia klik nama itu.

Conversation history menunjukkan mereka ngobrol hampir setiap hari. Mostly hal-hal normal—"bagaimana harimu", "Abi lucu banget tadi", foto makanan di restoran.

Tapi ada satu pesan yang membuat Gavin membeku:

**Reza:** _"Tadi malam luar biasa, sayang. Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu."_

**Larasati:** _"Aku juga. Terima kasih sudah... terima kasih untuk semuanya. Kamu membuat aku merasa hidup lagi."_

**Reza:** _"Kamu pantas merasa hidup. Kamu pantas merasa dicintai. Dan aku... aku serius dengan ini, Lara. Dengan kita."_

**Larasati:** _"Aku tahu. Dan aku... aku juga mulai serius. Ini menakutkan. Tapi juga... indah."_

Pesan terakhir dari Larasati, dikirim pagi ini:

**Larasati:** _"Hari ini menyenangkan. Aku menunggumu besok. Aku menginginkannya lagi. Kamu sungguh luar biasa."_

Gavin menatap layar ponsel sampai huruf-hurufnya blur.

Tadi malam luar biasa.

Aku menginginkannya lagi.

Kamu sungguh luar biasa.

Tidak. Tidak mungkin. Larasati tidak... dia tidak akan...

Tapi buktinya ada di depan matanya. Conversation yang terlalu intim. Terlalu penuh emosi. Ini bukan obrolan teman biasa.

Larasati selingkuh.

Istrinya—istrinya yang setia, yang patuh, yang tidak pernah dia pikir akan melakukan hal seperti ini—selingkuh dengan Reza. Dengan sahabatnya sendiri.

Sesuatu di dada Gavin remuk. Bukan hati—dia tidak yakin dia masih punya hati untuk Larasati. Tapi ego. Pride. Sense of ownership yang toxic tapi nyata.

Larasati adalah miliknya. Istrinya. Dia tidak boleh dengan pria lain, tidak peduli apa yang Gavin lakukan.

Tangannya gemetar—entah karena marah atau shock, dia tidak bisa bedakan. Dia mau bangunkan Larasati sekarang, teriak, demand penjelasan.

Tapi dia tidak bisa. Karena kalau dia confront Larasati tentang Reza, Larasati bisa—akan—balas confront tentang Kiran. Dan dia tidak siap untuk itu. Tidak sekarang, tidak saat dia belum selesai mengatur transfer aset, tidak saat dia belum punya strategi yang solid.

Gavin letakkan ponsel Larasati kembali di meja nakas dengan tangan yang masih gemetar. Dia berbaring lagi, menatap punggung istrinya yang masih membelakangi dia.

Berapa lama ini terjadi? Sejak kapan? Dan seberapa jauh mereka sudah... seberapa jauh?

Pikiran tentang Reza menyentuh Larasati—menyentuh tubuh yang adalah hak Gavin sebagai suami—membuat perutnya bergejolak dengan mual dan amarah.

Ironi situasi ini tidak luput darinya. Dia, yang selingkuh dengan Kiran selama berbulan-bulan, yang merencanakan untuk meninggalkan Larasati, sekarang marah karena istrinya mungkin melakukan hal yang sama.

Tapi entah kenapa, itu tidak membuat amarahnya berkurang. Malah membuatnya lebih kuat—amarah yang tidak rasional, tidak fair, tapi sangat nyata.

Gavin tidak tidur sepanjang malam.

Dia berbaring dalam gelap, mendengar napas Larasati yang teratur, dan merencanakan.

Dia tidak bisa confront sekarang. Tapi dia bisa... dia bisa mengawasi. Mengumpulkan bukti. Dan saat waktunya tepat—saat dia siap—dia akan confront mereka berdua.

Reza dan Larasati akan membayar untuk pengkhianatan ini.

Dan fakta bahwa dia sendiri pengkhianat tidak mengubah apa pun dalam pikirannya yang sudah twisted oleh ego dan kepemilikan yang salah.

Di kegelapan itu, dengan istri yang mungkin tidak lagi sepenuhnya miliknya berbaring di sampingnya, Gavin membuat keputusan:

Perang sudah dimulai.

Dan dia akan pastikan dia yang menang.

Apapun yang terjadi.

---

**Bersambung ke Bab 13**

1
Aretha Shanum
dari awal ga suka karakter laki2 plin plan
Dri Andri: ya begitulah semua laki laki
kecuali author🤭😁
total 1 replies
Adinda
ceritanya bagus semangat thor
Dri Andri: makasih jaman lupa ranting nya ya😊
total 1 replies
rian Away
awokawok lawak lp bocil
rian Away
YAUDAH BUANG AJA TUH ANAK HARAM KE SI GARVIN
rian Away
mending mati aja sih vin🤭
Dri Andri: waduh kejam amat😁😁😁 biarin aja biar menderita urus aja pelakor nya😁😁😁
total 1 replies
Asphia fia
mampir
Dri Andri: Terima kasih kakak selamat datang di novelku ya
jangn lupa ranting dan kasih dukungan lewat vote nya ya kak😊
total 1 replies
rian Away
wakaranai na, Nani o itteru no desu ka?
Dri Andri: maksudnya
total 1 replies
rian Away
MASIH INGET JUGA LU GOBLOK
Dri Andri: oke siap 😊😊 makasih udah hadir simak terus kisah nya jangan lupa mapir ke cerita lainnya
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!