Kehidupan Xavier perlahan berubah saat mendapati seorang gadis pindahan yang tinggal tepat di lantai atas dari apartemen miliknya,
Pria berandal yang memang kurang perhatian dari kedua orangtuanya itu sedikit demi sedikit mendapati kehangatan dari seorang Casandra! gadis rumahan yang lembut nan ramah dan hanya tinggal berdua dengan sang ibu.
Kepolosan Casandra mampu membuat Xavier hanyut dan dilema atas perasaan nya sendiri! jika biasanya ia sangat mahir dalam menaklukkan hati seorang wanita! kali ini ia justru kebingungan dalam menyatakan perasaannya pada Casandra.
Akankah Xavier menemukan jalan kebahagiaan dan meninggalkan segala kebiasaan buruknya demi Casandra???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amnesia Sementara?!
Terduduk di atas ranjang rumah sakit, Cassie menatap ke arah pintu dimana sosok Nyonya Libi muncul sembari membawa hasil CT scan pada genggaman tangan.
"Honey! semua memang baik-baik saja! tapi ibu ingin kau beristirahat di rumah sakit hingga besok pagi!"
"Tapi ibu-,"
"Tak ada penolakan! ibu akan jauh lebih tenang jika kau berada disini! beberapa perawat akan memantau perkembangan kondisi tubuh serta luka yang kau alami!" Nyonya Libi berucap tegas sebelum akhirnya kembali melangkah meninggalkan ruangan.
Xavier seketika menggaruk pelipis saat tatapan Cassie kembali tertuju ke arahnya,
"Ini semua karena dirimu Xav!!!"
"Me?? how come?"
"Jika kau memberitahu bahwa kau akan mengantarkan ku pulang tadi malam-, aku tak akan kebingungan di depan ibu! ibu bahkan mengira bahwa diriku mengalami amnesia!! astaga!!!" Cassie menggerutu sembari memanyunkan bibir.
"Aaaaaghh!!! tak bisakah aku melumat bibir mu ini, hmmmm??"
"Jangan macam-macam!! aku bisa membunuhmu disini wahai kakak tertua!!"
"Iam not sure!! you're mine, right?? mmmmuuuucchhhh!!!" mengacuhkan perkataan Cassie, Xavier justru mendekatkan wajah serta memberikan kecupan singkat di bibir sang gadis.
Apa maksudmu Xav? kenapa kau selalu bersikap aneh seperti ini padaku?
"Diam!! jangan mencium dan mengacak-acak rambut ku! aku bukan gadis dibawah umur!!" Cassie menampik telapak tangan Xavier yang terus bermain-main dengan surai rambutnya.
"Benarkah?"
"Tentu saja!!"
"Baiklah! aku tak akan membawa mu ke event lomba di taman kota! lagipula Nyonya Libi meminta mu untuk beristirahat di tempat ini bukan?"
"A-apa?? Xav!!! bukankah kau telah berjanji padaku? jangan mencoba untuk ingkar janji!!"
Xavier semakin tak mampu menahan tawa saat Cassie mencoba memukul pundaknya dengan raut wajah sinis.
"Kau sungguh jauh lebih menggemaskan jika seperti ini, kitten!!"
"Tolong! sampaikan pada ibu, aku ingin segera kembali ke apartemen! please! iam begging to you!"
Xavier menaikkan satu alisnya, pria itu menatap Cassie dengan seksama sebelum akhirnya kembali melontarkan perkataan.
"Kau ingin diriku membujuk Nyonya Libi supaya dia segera membebaskan mu dari sini, kitten?"
"Eeheemmm!!" Cassie mengangguk kan kepala dengan cepat saat Xavier menatap dalam netra indahnya.
"Mmmmmm-, aku bisa saja melakukannya! tapi-, bukankah aku telah terlalu banyak membantu mu selama ini?"
"A-apa??"
Xavier terkekeh sebelum akhirnya ia beralih pandang dan menatap kaca jendela ruangan.
"Lupakan saja!"
"Xav!!! katakan! kau menginginkan imbalan?? aku akan memberikan nya padamu, apapun!"
"Are you sure, kitten?"
"No doubt!!"
*****
Setelah hampir lima jam menunggu, Dixie akhirnya bisa menemui sang ibu yang yang nampak terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
"Ayah!! apa tak ada cara lain untuk bisa membantu kesembuhan ibu? aku sungguh tak bisa jika harus melihat ibu kesakitan terus seperti ini?" Dixie tertunduk lesu dihadapan sang ayah yang turut bungkam dalam kesedihan.
"Nak! lebih baik kau kembali ke rumah terlebih dahulu! bukankah Theron akan kembali malam ini?"
"Tapi ayah-,"
"Biarkan ayah yang menjaga dan mengurus ibu mu disini!"
Senyum getir yang terlampir pada wajah Tuan Theodore seketika membuat Dixie tak ingin lagi membantah perkataan sang ayah.
Ayah! dia selalu tak ingin membebani anak-anaknya! ayah selalu tulus dalam menjaga juga merawat ibu! meski wajahnya tampak begitu kelelahan, ayah sama sekali tak ingin mengeluhkan apapun,
Dixie akhirnya mengangguk ragu, ia memeluk sepintas tubuh Tuan Theodore sebelum akhirnya benar-benar melangkah pergi keluar meninggalkan ruangan.
Theron? dia benar-benar akan kembali ke Chernarus?
Sebuah pesan yang terlambat ia baca tampak membuat Dixie perlahan melampirkan senyum, atensi gadis bertubuh ramping nan tinggi dengan kulit berwarna kecoklatan itu kembali teralihkan saat ia mendengar suara seseorang yang cukup familiar di telinga.
"Bukankah sudah kukatakan! semua akan berjalan sesuai keinginan mu jika kau menurut padaku, kitten!!"
"Aku semakin mengandalkan dirimu wahai kakak tertua!! kau yang terbaik!!" Cassie mengacungkan jempol terhadap pria yang berjalan di samping tubuhnya.
"Jangan lupakan perkataan mu sebelumnya! no doubt!!" Xavier mencolek hidung mancung Casandra dengan senyum yang tak kalah mengembang.
"It's alright! you can tell me!"
"Ee-eemm!! not yet!! iam still looking for my reward!"
Xavier menggeleng, pria dengan netra biru itu kembali berjalan dengan sedikit memiringkan tubuh saat ia meraih pinggang ramping Cassie, keduanya juga sama sekali tak menyadari bahwa tatapan mata seseorang tengah tertuju fokus ke arah mereka.
Xavier? dia benar-benar membawa Cassie ke rumah sakit ini? apa luka Cassie cukup membahayakan? tapi pria itu terlihat cukup ceria-, itu berarti ..., Cassie tak mengalami cedera yang serius bukan?
"Haruskah aku menyapa mereka?" Dixie seketika melangkah lebar saat tersadar bahwa Cassie juga Xavier semakin melangkah jauh di depan.
*****
"Bagaimana keadaan Cassie?"
"Memang hanya cedera ringan, tapi aku cukup mencemaskan nya! dia sempat terlihat linglung saat diriku kembali ke rumah tadi pagi!"
"Sepertinya Cassie cukup cerdik kali ini, sayang! dia memanfaatkan kakaknya untuk merayumu, supaya bisa lekas keluar dari rumah sakit!" Tuan Gladius terkekeh sembari memeluk tubuh Nyonya Libi yang mematung diam sembari menebar pandangan ke arah luar kaca ruangan.
"Xavier memang pandai meluluhkan hati seseorang! Cassie bahkan terlihat cukup akrab dengan putramu, Gladius!"
"Mungkin bakat Xavier memang menurun dariku!"
"Bakat??" Nyonya Libi memutar tubuh hingga ia kini mampu beradu pandang dengan Tuan Gladius.
"Bakat dalam meluluhkan hati wanita!" pria itu kembali tertawa tertahan saat Nyonya Libi mencubit lengan tangan nya.
"Jadi-, apa kau memang sering bermain-main dengan wanita di luaran sana?"
"C'mon honey! aku hanya bercanda! mana mungkin diriku melakukan hal konyol seperti itu? semenjak kau hadir dan merawat ku, semenjak itu pula warna dalam kehidupan ku kembali! dirimu mengubah segalanya Libi! dan hanya kau yang mampu mengoyak kegelapan dalam hatiku ini!"
Nyonya Libi terpaku, genggaman erat serta tatapan hangat nan dalam dari netra Tuan Gladius kembali membuat wanita itu yakin atas hubungan yang kini ia jalani.
****
"Xav!! tunggu-, aku mohon!" Cassie menahan lengan Xavier yang hampir menjauh darinya.
Pria bernetra biru itupun kembali menghela nafas perlahan dengan tetap menundukkan kepala dihadapan Cassie.
"Xav-,"
"Aku tak menyukainya! jadi kumohon! jangan meminta ku untuk kembali bersikap ramah terhadap gadis itu, Cassie!"
"Aku minta maaf! tapi-, aku tak mungkin tega jika harus meninggalkan Dixie seorang diri bukan?"
"Bukankah dia bisa menghubungi sopir nya? kenapa harus memaksa untuk bisa pulang bersama kita? aku sungguh tak menyukai caranya memaksakan kehendak terhadap orang lain!!" Xavier seketika meninggikan suara karena rasa kesal yang terus ia pendam.
"Xav-, apa kau benar-benar kecewa padaku? aku minta maaf!" Cassie tertunduk, namun Xavier justru melangkah acuh menuju anak tangga apartemen.
