Marna dan Mora adalah sahabat yang sangat dekat dan satu sama lain juga sering saling berbagi cerita atas apa yang sudah terjadi diantara mereka berdua. Namun tanpa Mora sadari ada sebuah perasaan yang muncul dari dalam hati Mora untuk Marna yaitu ingin menjadikan Marna lebih dari sekedar sahabatnya saja. Tapi karena perasaan yang Mora miliki untuk Marna membuat Marna jatuh dalam rasa trauma yang sangat dalam akan hubungan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainun Nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15 (Tak Akan Pernah Menyangka)
Sehabis Shalat Magrib Marna pun mengambil HPnya untuk membaca Novel dan Komik
Kalau Marna mulai bosan dengan membaca keduanya maka Marna akan bermain game restoran atau yang sering anak anak
bilang itu game masak masak
Karena Marna sangat Hobi memainkan game itu dari pada game online yang seperi Mobile Legends,
Fire Free, Pubg DLL. Lagian ini adalah malam minggu jadi kegitan Marna hanya seputar itu saja baca dan main game sampai jam delepan malam
Karena di jam delapan itu Marna akan pergi latihan Tari Tor Tor di Desanya yang di iringi musik Gordang Sambilan dan juga berpasang pasangan
Namun jika Tarian Tor Tor ini dia hanya tiga pasang saja tidak lebih.
Tor Tor ini adalah Tarian Adat di Daerah Sumatera Utara dan Tor Tor diyakni merupakan Kesenian Purba yang melekat pada berbagai proses Adat
Dan yang ingin kami pelajari malam ini adalah Tor Tor Mangido Moof (Tor Tor Minta Maaf)
Biasanya Tor Tor Mangido Moof ini di lakukan oleh Kedua Mempelai Pengantin baru untuk meminta maaf kepada Orangtuanya, Keluarga dan Kerabat agar bisa memulai hidup rumah tangga yang aman damai dan tentram serta penuh rasa sayang
Saat latihan ini pasangan Tor Tor ku adalah Mora dan terkadang Rama. Rama adalah salah satu
penari laki laki dari Desa kami ini. Sebenarnya ia ikut Sanggar Kecamatan namun hanya saja dia jarang hadir karena iya bekerja di DoorSmeer dan saat malam lah dia bisa ikut latihan, namun latihan Sanggar Kematan itu Sore setelah Shalat Asar makanya ia sangat jarang datang latihan. Ia datang latihan jika sedang libur kerja saja
Latihan malam ini pun selesai dan berjalan dengan lancar, tak banyak kesalahan yang mereka lakukan saat latihan, yang kurang hanya fokus kami saat mendengar ketukan musik Gordang Sambilannya, jadi malam minggu selanjutnya kami akan latihan juga.
Nah Gordang Sambilan itu ada artinya yaitu, Gordang artinya Gendang atau Bedug, sedangkan Sambilan artinya Sembilan
Jadi Gordang Sambilan merupakan Gendang atau
Bedug yang mempunyai panjang dan diameter yang berbeda sehingga menghasilkan nada yang berbeda pula, yang terbuat dari kayu yang dilapisi kulit sapi atau kerbau Dan di latihan inilah awal kebodohan dalam menjalin hubungan yang membuat rasa benci dan trauma akan sesuatu pun muncul dalam diri Marna
Di saat semuanya sudah berada dirumah masing masing dan akan beristirahat, namun ada sesuatu
yang mebuat Marna bingung dan sangat bertanya tanya yaitu chat WA dari Mora.
'Ada apa anak ini menchat ku di jam segini?’ Marna berkata dalam hatinya dan langsung membuka chat tersebut
Ternyata ia ingin bercerita tentang seorang perempuan yang masih jadi pacarnya namun harus
meninggalkan dia untuk menikahi laki laki lain
[Malam Marna, apa kamu lagi sibuk atau udah mau tidur?] Tanyanya pada Marna
[Malam Mora. Iya aku mau tidur, tapi ada apa menchat ku? Apa ada yang mau kamu bicara kan
dengan ku?] tanya Marna balik padanya.
Ya mereka memang sering saling curhat curhatan untuk meminta pendapat tentang masalah yang
dicurhatkan
[Hem aku lagi sedih dan kecewa karna Umi ingin menikah dengan laki laki lain yang sudah ada
pekerjaan tetap sedangkan aku masih sekolah dan masih kelas 2 SMA]
Pacar Mora itu lebih tua dari pada Mora dan sudah tidak sekolah lagi. Jelas saja di kampung mereka ini perempuan yang tidak sekolah lagi sangat mudah untuk di pinang orang.
[HA? Masa sih Mora? Jangan bercanda deh, gak lucu tau]
Ada rasa kaget yang amat sangat dengan
apa yang Mora katakan. Karna bagi Marna tak mungkin ninggalin Mora karena mereka pacaran sudah lama. Bahkan sudah ada 2 tahun lebih
[Kenapa gak percaya ya? Aku sudah duga dirimu gak akan percaya sama apa yang terjadi. Aku saja berpikir kalau ini hanya mimpi buruk tapi ternyata malah nyata terjadi Mar] Ungkap Mora dengan memasang emoji sedih dan kecewa dengan apa yang terjadi
[Hem kalau memang benar ceritanya seperti it, apa yang harus aku katakan pada mu Mora? Aku
bingung karna ini sangat jauh dari perkiraan kita semua dan yang hanya bisa kau katakan hanya lah sabar dan jangan terlalu larut dalam kesedihan mu. Masih banyak wanita di dunia ini, dan mungkin dia bukan jodoh mu dan pasti dirimu akan dipertemukan dengan jodoh mu dan wanita yang lebih baik darinya.] Jelas Marna padanya agar iya tak berlarut disitu saja
[Hem baiklah Marna. Aku akan coba terima semuanya dengan ikhlas dan berlapang dada. Semoga apa yang terjadi pada ku hari ini adalah awal yang baik untuk ku. Aamiin]
Alhamdulillah dia menerima saran dan nasehat Marna
[Aamiin, sabar ya]
[Iya Marna. Makasih sudah mau mendengarkan aku]
[Sama sama Mora] Ucap Marna dengan emoji senyum
'Ya Allah tak menyangka kalau sudah pacaran lama pun tak memungkinkan akan sampai kepelaminan dan bagaimana dengan ku nanti, siapa nanti yang akan jadi jodoh ku? Hemmm sangat bingung untuk mecari semua jawaban itu' Marna berucap oada dirinya sendiri di dalam hatinya
Keesokan harinya orang di kampung ini sudah heboh akan cerita pacar Mora yang akan menikah dan akan tinggali Mora dan rata rata semua orang yang tau memberinya semangat agar tak sedih dan Orang tuanya juga memberinya motivasi
Dan yang lebih membuat Marna kaget adalah yang jadi penghibur acara nikahannya adalah Gordang
Sembilan dari desa mereka dan yang main Gordang Sembilan di Desa mereka adalah Mora dan Ayahnya.
"Wah apa ini semua? Gimana tu anak gak sedih sekali pacar yang sudah lama kita gauli ternyata menikah dengan kita sendiri penghibur di nikahannya. Ya ampun ini adalah sakit yang sangat bertubi tubi namanya. Sampai saat ini aku masih saja tak bisa menyangka dengan apa yang terjadi, semoga aku tak mersakan sakit yang sangat bertubi tubi ini. Jika memang tak jodoh cukup lah tak jodoh jangan undang aku di
pesta nikahannya atau jadi penghibur diacara nikahannya karena itu sangatlah rasa sakit yang luar biasa dan aku tak tau apa bisa menahan itu semua" ucap Marna pada dirinya sendiri dan sambil melihat keadaan yang dimana ibuk ibuk di kampung ini masih heboh dengan membicarakan masalah Mora dan Umi
Mora memang sangat menyayangi umi namun sayangnya Mora bukan lah jodohnya umi
Jodohnya umi adalah orang lain. Jadi jika kita sayang sekali sama seseorang dan hubungan itu masih pacaran masih belum bisa membuat atau menghilangkan kemungkinan kalau kita inj belum tentu jodohnya sehidup dan semati
Semoga Mora bisa tegar dan bangkit rasa galaunya juga bisa menemukan yang cocok untuk di jadikannya pasangan hidupnya