NovelToon NovelToon
When It Rains I Find You

When It Rains I Find You

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Slice of Life
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Nana, gadis pemberani yang tengah berperang melawan penyakit kanker, tak disangka menemukan secercah keajaiban. Divonis dengan waktu terbatas, ia justru menemukan cinta yang membuat hidupnya kembali berwarna.

Seorang pria misterius hadir bagai oase di padang gurun. Sentuhan lembutnya menghangatkan hati Nana yang membeku oleh ketakutan. Tawa riang kembali menghiasi wajahnya yang pucat.

Namun, akankah cinta ini mampu mengalahkan takdir? Bisakah kebahagiaan mereka bertahan di tengah bayang-bayang kematian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14: salah paham

Enam bulan berlalu sejak debut pertama band kita di Taman Musik. Hari ini, gue berdiri di atas panggung auditorium besar untuk acara kampanye kesadaran kanker.

"Dan inilah dia, pejuang kanker sekaligus vokalis band 'Simfoni Harapan', Nana!" MC memperkenalkan.

Tepuk tangan membahana saat gue melangkah ke podium. Gue menarik napas dalam-dalam.

"Hai semuanya," gue mulai. "Saya Nana, dan hari ini saya mau berbagi cerita tentang perjalanan gue melawan kanker."

Gue bercerita tentang diagnosis awal, ketakutan, dan perjuangan selama kemoterapi.

"Kanker mungkin ngambil banyak hal dari kita," gue lanjut. "Tapi dia nggak bisa ngambil semangat kita untuk hidup, untuk berkarya."

Saat berbicara, gue melihat Arga di barisan belakang. Dan di sampingnya... Kirana? Mantan Arga?

Gue melihat mereka berbisik-bisik, lalu pergi keluar auditorium.

Jantung gue berdebar. Gue berusaha fokus menyelesaikan pidato.

"Ingat," gue mengakhiri, suara bergetar. "Kita lebih kuat dari yang kita kira. Terima kasih."

Begitu turun panggung, Bara, teman band gue, menghampiri.

"Na! Lo keren banget tadi!" serunya.

"Thanks, Ra," gue tersenyum tipis. "Eh, lo liat Arga nggak?"

Bara menggeleng. "Nggak tuh. Kenapa emang?"

"Nggak apa-apa," gue bohong. "Gue ke belakang dulu ya."

Gue menyusuri lorong-lorong, lalu di ujung lorong, gue melihat mereka. Arga dan Kirana berpelukan erat.

"Ga?" suara gue bergetar.

Mereka langsung melepaskan pelukan, kaget.

"Na!" Arga berseru. "Lo udah selesai? Gimana-"

"Apa yang kalian lakukan?" gue memotong dingin.

Arga dan Kirana saling pandang.

"Na, ini nggak seperti yang lo pikir," Arga mulai menjelaskan.

"Oh ya?" gue tertawa pahit. "Terus apa? Lo peluk-pelukan sama mantan lo di belakang gue itu apa?"

"Na, dengerin dulu," Kirana mencoba bicara. "Kita-"

"Diem lo!" gue membentak. "Gue nggak ngomong sama lo."

Air mata menggenang. "Ga, selama ini... lo... sama Kirana..."

"Nggak, Na! Bukan gitu!" Arga panik. "Kirana cuma-"

"Cukup," gue mengangkat tangan. "Gue nggak mau denger apa-apa lagi."

Gue berbalik dan berlari keluar gedung, mengabaikan panggilan Arga.

"Na! Tunggu! Lo salah paham!"

Gue terus berlari menyusuri jalanan kota. Langit mulai gelap saat gue akhirnya berhenti di sebuah taman kecil.

Gue duduk di bangku, merogoh saku, mengeluarkan gelang pemberian Arga.

"Brengsek lo, Ga," gue berbisik, melempar gelang ke kolam. "Kenapa harus kayak gini..."

Tiba-tiba, HP gue berdering. Arga.

Gue matiin HP, nggak peduli berapa kali dia nelpon.

Beberapa saat kemudian, ada langkah kaki mendekat.

"Na?"

Gue mendongak. Bara.

"Bara? Ngapain lo di sini?" gue kaget.

Bara duduk di samping gue. "Nyariin lo lah. Gue khawatir tau."

"Lo tau gue di sini?"

Bara tersenyum tipis. "Gue inget lo pernah bilang ke gue sama Dito kalo lo suka ke sini pas lagi galau."

Gue terdiam sejenak. "Thanks, Ra."

"Mau cerita?" tanya Bara lembut.

Gue menghela napas, lalu mulai bercerita tentang apa yang gue lihat.

"Jadi lo belom denger penjelasan mereka?" tanya Rara setelah gue selesai cerita.

Gue menggeleng. "Gue nggak mau denger."

"Na," Bara menatap gue. "Lo tau kan Arga bukan tipe cowok yang suka main belakang?"

"Tapi gue liat sendiri, Ra!" gue frustrasi.

"Iya, tapi mungkin ada penjelasannya," Bara menenangkan. "Coba lo denger dulu."

Gue terdiam, memikirkan kata-kata Rara.

"Terus gue harus gimana?" tanya gue lirih.

"Pulang," jawab Bara tegas. "Hadapin masalah lo. Denger penjelasan mereka."

Gue menghela napas panjang. "Lo bener. Gue... gue harus pulang."

Bara tersenyum, membantu gue berdiri. "Ayo, gue anterin."

Dalam perjalanan pulang, gue menyiapkan mental. Entah apa yang akan gue hadapi nanti, tapi satu hal yang gue tau, gue harus kuat. Karena bagaimanapun, ini baru awal dari cerita yang panjang.

1
Kia Shoji
Hu hu hu... ❤️
Putu Diah Anggreni
Aku juga pas buatnya nangis kak/Sob/ Apalagi ini hasil imajinasi aku yg lagi di kemo/Sob//Cry/
dee zahira
nangis baca di part ini
dee zahira
semangat
dee zahira
keren kak...
azura Shekarningrum
Luar biasa
azura Shekarningrum
Lumayan
ㅤㅤZ
Paporitin dulu besok lanjut lagi
ㅤㅤZ
Keren
Protocetus
min kunjungin ya novelku Bola Kok dalam Saku
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
dah sampe sini dulu bacanya. besok lagi. mau tidur 🫶
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
ini terlalu sweet 🥹
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
hey kenapa favorit kita sama semua 😌🤌
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
aaaaaa jd ikutan excited
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
🥹 bertahan ya say
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
milih latarnya Borobudur doang 😍
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
aaaargggh gemas
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
baca NT rasa WP 😆👍
Ms S.
Gak sabar nih nungguin kelanjutannya, update cepat ya thor!
Putu Diah Anggreni: Halo kak, sudah update lagi ya/Heart/
total 1 replies
Aerik_chan
wahhh untuk ada secercah harapan....
yuk kak saling dukung #crazy in love
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!