Karamel Vyora Antares memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga nya setelah mengetahui bahwa suaminya Rakhayasa Kafka Majendra masih mencintai mantan kekasihnya, bahkan Kafka berencana akan menikahi kekasihnya.
Vyora akhirnya lebih memilih pergi dan merelakan suaminya bersama mantan kekasihnya. Namun saat Vyora dan Kafka resmi bercerai ternyata Vyora sedang mengandung benih Kafka.
Akankah Vyora kembali pada Kafka demi benih yang sedang dikandungnya?
"Aku akan mendapatkan mu kembali apapun caranya" Rakhayasa Kafka Majendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setelah Perpisahan
Setelah Gino tau yang sebenarnya, dia merasa bersalah pada Kafka, apalagi saat Gino tau gara-gara penjebak kan malam itu Kafka harus berpisah dengan Vyora.
"Saya minta maaf tuan Kafka, saya benar-benar menyesal telah mengkhianati anda, saya telah di butakan oleh wanita penyihir ini," Gino meminta maaf pada Kafka namun matanya menatap tajam pada Gracellyn yang sudah tidak berkutik di sampingnya.
"𝘚𝘢𝘺𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘰𝘯𝘢 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘢𝘯𝘥𝘢, 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘦𝘣𝘶𝘴 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘯𝘥𝘢, 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢," 𝘎𝘪𝘯𝘰 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢.
"Baiklah saya terima maaf mu Gino, saya tau kamu orang baik, mendiang tante saya juga pernah bilang, kalau dia punya adik ipar yang sangat menyayangi nya," Kafka mendongakkan wajahnya ke atas demi menghalau air mata nya yang akan lolos.
Kafka sangat emosional jika mengingat tante yang sangat dia sayanginya itu. Begitu juga Gino yang diam-diam menghapus air matanya saat mengingat mendiang kakak iparnya yang sangat baik hati itu.
"Saya minta maaf, Tuan. Gara-gara kakak saya, kakak ipar harus meninggal," Gino benar-benar merasa malu, dia seperti tidak punya muka di depan Kafka.
"Sudahlah, itu bukan salahmu. Itu semua salah wanita gila ini, dan sebagai tugas terakhir mu, saya minta sama kamu bawa wanita gila ini kemanapun terserah, asal jangan sampai saya melihat wajah memuakkan ini lagi!" Perintah Kafka, sambil menunjuk Gracellyn tanpa menatap nya sedikitpun.
"Baik, Tuan. Saya akan mengurus nya. Saya bisa pastikan ini terakhir kalinya anda melihat dan mendengar nama wanita murahan ini." Gino menyeringai sambil mencengkram erat tangan Gracellyn. "Saya permisi tuan." Gino pun berlalu dari ruangan Kafka sambil menyeret paksa Gracellyn yang kesakitan karena tangannya di cengkram erat oleh Gino tanpa rasa kasihan.
"Bos lo yakin Gino gak akan berkhianat lagi? Bagaimana kalau seandainya dia justru mempunyai ide lain untuk balas dendam sama lo?" Raga yang merasa tidak percaya dengan Gino pun mencoba untuk mempengaruhi Kafka.
"Gue gak sebodoh itu ngelepasin mereka gitu aja, cukup sekali gue bodoh dan gue udah membayar mahal atas kebodohan yang udah gue lakuin," Kafka menghela nafasnya, tiba-tiba dadanya terasa sesak. Mengingat akibat dari kebodohannya selama ini, dia harus membayarnya dengan kehilangan Vyora.
Raga yang mengerti perasaan Kafka pun menepuk-nepuk pelan bahu Kafka. "Sabar ya bos gue yakin suatu saat nanti Vyora akan memaafkan lo, dia hanya butuh waktu. Lo tau sendiri kan dia ngejar lo kaya apa?"
Kafka pun tersenyum getir mengingat Vyora dulu sangat agresif mengejarnya.
"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘝𝘺, 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘮𝘪𝘴 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘮𝘶," 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘮𝘪𝘴 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘬𝘵𝘪.
"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘥𝘶𝘭𝘪, 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪, 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢. 𝘚𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬 𝘬𝘶."
Kafka akhirnya memilih pasrah untuk menerima perpisahan nya dengan Vyora, namun dia bertekad suatu hari nanti dia akan mendapatkan Vyora kembali.
...----------------...
5 tahun kemudian
"Vya, gimana kalau kita susul Mommy?" Tanya seorang bocah kecil pada saudara kembarnya.
"Gimana calanya ? Emang Avi tau kantol Mommy?" Bocah kecil itu pun menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berfikir bagaimana caranya untuk menyusul Mommy nya ke Kantor.
Khavi dan Khavya , anak-anak Vyora yang kini menginjak usia empat tahun. Walaupun mereka masih berbicara khas anak-anak, namun jika soal kecerdikan dan kelicikan tidak usah diragukan lagi mereka lah ahlinya.
Mereka sedang merencanakan ide untuk menyusul Mommy nya ke Kantor Opa nya. Mereka merasa bosan karena setiap harinya hanya ditemani pengasuhnya saja.
"Coba kalau kita ada Daddy mungkin Mommy akan di lumah sama kita kalena Daddy yang akan bekelja," kata Khavya dengan khas cadel nya.
"Vya, kan Avi udah bilang jangan ngomongin daddy telus nanti Mommy sedih," Khavi dan Khavya pernah melihat Mommy nya diam-diam menangis sambil menyebut nama Kafka, dari situlah mereka berfikir pasti ada yang tidak beres dengan hubungan Mommy dan seorang yang bernama Kafka.
Dan saat mereka melihat foto Kafka yang begitu mirip dengan mereka, mereka yakin bahwa Kafka adalah daddy mereka.
Setelah 5 tahun berpisah, Kafka dan Vyora tidak pernah bertemu sekali pun. Vyora juga tidak pernah memberitahu Kafka bahwa mereka punya anak, begitupun Khavi dan Khavya mereka pun tidak diberi tau daddy mereka siapa.
Vyora masih dengan kesalahpahaman nya, dia mengira mungkin Kafka sudah bahagia dengan keluarga barunya bersama Gracellyn dan anak mereka. Karena itulah Vyora tidak memberitahu Kafka tentang anak-anak mereka, karena Vyora tidak ingin mengganggu keluarga Kafka yang sudah bahagia.
Tanpa Vyora tau yang sebenarnya, kehidupan Kafka setelah perpisahan mereka, Kafka berubah menjadi dingin dan tak tersentuh oleh siapapun. Sifat arogan nya semakin menjadi manakala ada yang berbuat kesalahan dalam pekerjaan, bahkan Raga sekalipun tak pernah luput dari amukan Kafka setiap hari nya.
Seperti sekarang ini, mood Kafka sangat buruk saat mendengar laporan dari Nakula bahwa sampai sekarang Nakula masih belum menemukan keberadaan Vyora.
Selama 5 tahun ini Kafka tidak pernah berhenti untuk mencari Vyora. Namun hasilnya tetap sama tidak ada titik terang, Vyora dan keluarganya seperti hilang ditelan bumi.
"Arrrggghhh ...." Kafka berteriak frustasi. "Kemana kamu Vy? Kenapa sangat sulit mencarimu?"
"Bos, apa gak sebaiknya lo lupain aja Vyora? Ini sudah 5 tahun bos, mungkin aja Vyora juga udah menikah lagi," kata Raga, membuat Kafka langsung melayangkan bolpoin tepat mengenai kening Raga.
"Sekali lagi lo ngomong gue bikin mulut lo gak bisa ngomong lagi!" Ancaman Kafka berhasil membuat Raga mengunci rapat bibir nya.
"𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘙𝘢𝘨𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘧𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘯𝘢?" 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘣𝘢-𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘙𝘢𝘨𝘢, 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘧𝘳𝘶𝘴𝘵𝘢𝘴𝘪.
"Sial, ini semua gara-gara lo, dasar asisten racun!" Kafka sangat kesal dengan mulut asal Raga.
"Bener kan yang gue bilang? Mending lo move on deh, Bos. Lupain masa lalu, hidup lo masih panjang Bos. Apalagi lo ganteng, tajir melintir pasti banyak cewek yang ngantri nungguin lo."
"Gue tau kegantengan gue memang tak habis dimakan jaman, tak lekang pula oleh waktu. Tapi lo juga harus inget bukan itu masalah nya," Kafka memang benar, selama ini banyak wanita yang menggoda Kafka namun tidak sekali pun Kafka tergoda dengan rayuan mereka. Hati Kafka hanya terfokus pada Vyora mantan istrinya.
"Jangan bilang lo-- "
"Lo benar, gue impoten . Dan gue yakin hanya Vyora yang bisa bangunin belut listrik gue, buktinya hanya membayangkannya saja gue langsung on," Sontak saja pengakuan Kafka barusan membuat Raga terbahak.
"Haaaaahaaaa ... lo serius, Bos? Sejak kapan?" Raga penasaran, pasalnya baru sekarang Kafka bercerita.
"Sejak 5 tahun belakangan, gue pernah mastiin sendiri waktu itu gue coba-coba ke tempat clubbing, gue lihat cewek sexy bahkan telanjang depan gue, tapi belut listrik gue gak bereaksi, tetep aja mati suri," keluh Kafka.
"Lo pernah ke dokter?" Kafka mengangguk.
"Terus dokter bilang apa?" Raga mencoba menahan tawanya, dia penasaran dengan jawaban Kafka, dia juga kasihan sebenarnya hanya saja menurut Raga ini terlalu lucu.
"Dokter bilang gue gak apa-apa, gue juga bingung. Atau ... mungkin saja tuh dokter gadungan kali ya?Makanya dia bilang gak apa-apa, jelas-jelas nih belut listrik gue mati suri," terang Kafka.
"Gue tau, Bos. Jangan-jangan lo kena kutukan?"
"Raga mulut lo! lo kira gue malin kundang?"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
u r the best raga😂😂🤣
kalau emang si kakap udah yakin gak salah dan punya rencana sendiri gak mungkin donk dia merasa bersalah dan nyuekin Vyora berminggu-minggu
nggantung banget sihhhh