Kisah petualangan dua orang gadis yang sudah bersahabat sejak umur 6 tahun di sebuah panti asuhan HOPE yang berada di West New York- Amerika.
Dengan mengandalkan otak dan kemampuan mereka, mereka berdua membuka sebuah "Agency DC2" di New Jersey-Amerika. Dibawah naungan NJSP (New Jersey State Police)- Komisaris Cyderyn Baycora.
************
Bagaimanakah kisah-kisah mereka dalam menyelesaikan kasus-kasus rumit dan penuh misteri?
Yang penasaran, ikuti kisah mereka di novel ini 😊🍻
Note : Bila kalian tidak berkenan, tinggalkan saja... Jangan memberikan rating buruk yach... Komen saja apa yang kurang, Insya Allah akan author perbaiki...😊
Jangan lupa VOTE, COMMENT, LIKE, DAN SUBSCRIBE... plus GIFT-nya yach untuk mensupport Author. Terima kasih 🙏❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERHADAPAN DENGANNYA
Cecilia menyadari jika ada perubahan dari diri Danaya, panca indra Danaya berubah semakin tajam. Telinga Cecilia mendengar sebuah suara rendah... Suara orang yang mengendap-endap... Dan itu bukan berasal dari jalanan di depan Apartement mereka, suara itu berasal dari arah belakang rumah tempat mereka berada sekarang. Bunyi suara pintu yang dibuka, lalu ditutup perlahan.
"Krieeeet.... Buuum!"
Lalu terdengar suara langkah kaki yang berjalan perlahan menuruni lorong di rumah ini, yang mereka lalui sebelumnya. Langkah yang terdengar pelan, tapi bergema sangat keras di rumah kosong itu.
"Drap....drap...drap....drap"
Danaya semakin merapat ke arah dinding lalu membungkuk... Cecilia pun melakukan hal yang sama. Tangan mereka sudah memegang senjata masing-masing dan jari mereka sudah siap di atas pelatuknya.
"Sreeet... Kliiik!"
Mereka berusaha mengintip dari balik kegelapan. Itu adalah sosok seorang laki-laki... Bayangannya tidak terlihat jelas. Sosok itu berdiri sejenak, terlihat jelas bahwa dia mempunyai niat yang jahat! Jaraknya hanya beberapa meter dari tempat mereka bersembunyi. Sosok yang terlihat kejam dan mereka telah menyiapkan diri, jika sosok itu tiba-tiba menyerang.
"Siapkan senjata ditangan, Cia! Jangan lengah!" titah Danaya kepada Cecilia.
"Ready, Kapten!" jawab Cecilia siaga.
Ternyata, sosok itu tidak menyadari kehadiran mereka di sana. Sosok itu hanya terlalu dekat dengan mereka, lalu mengendap-endap menuju ke dekat jendela. Sosok itu terlihat seperti menemukan sesuatu yang berharga... Sepasang matanya berbinar, seperti seseorang yang seolah-olah baru saja menyelesaikan pekerjaannya drngan sempurna.
"Sepertinya pria itu sudah setengah gila! Ngapain juga dia mengendap-endap di dalam rumah kosong? Kan udah tahu jika rumah ini kosong, gak bakalan ada yang dengar juga langkah dia... Dasar pria sableng!" monolog Cecilia dalam hati.
Sosok itu ternyata seorang lelaki setengah baya. Hidungnya kurus dan terlihat mancung, dahinya terlihat lebar, dan kumisnya tebal penuh uban. Dia memakai sebuah topi baseball yang pet-nya dibalik kearah belakang kepalanya. Saat lelaki itu membuka mantel tebalnya, dia memakai kemeja yang ditutup oleh jas resmi untuk makan malam. Wajahnya terlihat tirus dan banyak noda hitam... Bekas-bekas goresan luka yang dalam, terlihat jelas di permukaan kulit wajahnya.
Dia itu siapa sich? Kok ngincar gue? Apa dia punya dendam sama gue yach?" monolog Danaya sambil berfikir.
Lelaki itu membawa sesuatu yang terlihat seperti sebuah tongkat, tapi saat dia meletakkan benda itu di atas lantai terdengar bunyi benda berdenting.
"Braaak... Traaak... Triiing..."
Dari saku jasnya, dia terlihat mengeluarkan sesuatu yang bentuknya besar... Lalu dia menyibukkan dirinya dengan benda-benda tersebut, sampai akhirnya dia menyelesaikan pekerjaannya.
"Huuuuffft! Akhirnya selesai juga..." ujar pria itu sambil melihat benda yang ada di tangannya.
Terdengar sebuah suara Klik yang sangat nyaring, seolah-olah seperti ada sebuah baut yang terjatuh di ruangan tersebut. Masih dalam keadaan posisi berlutut di lantai, lelaki itu membungkuk lalu merangkak maju. Lelaki itu bertumpu pada kerangka jendela. Tidak.lama kemudian, terdengar bunyi seperti suara orang memasukkan sesuatu ke dalam sebuah benda.
"Gluuup... Kliik...."
Dan terakhir terdengar bunyi sesuatu yang keras, seperti suara benda yang melesat di dalam keheningan malam.
"Kliiik.... Wussssshhh..."
Setelah itu, lelaki itu pun berdiri... Mereka dapat melihat benda yang sedang dia pegang... Itu adalah sebuah senapan!... Sebuah senapan modifikasi dengan gagang terbuat dari kayu.
*Anggap saja Visual senapan itu yah...😁*
Lelaki itu membuka larasnya, memasukkan sebuah peluru, lalu mengokangnya... Dia membungkuk di dekat jendela dan meletakkan moncong senjata itu di atas kerangka jendela yang terbuka.
Mata lelaki tersebut tampak sibuk mencari target di depannya, dan matanya terfokus pada jendela kamar apartement mereka. Mereka bisa mendengar suara lenguhan pendek akan rasa puas lelaki tersebut. Sambil mempersiapkan diri dan targetnya, lelaki itu langsung menarik pelatuk senjatanya. Suara desingan peluru melesat kencang melewati sesuatu, diakhiri dengan bunyi suara kaca yang pecah.
"Wuuuung!... Wusssh!.... Praaaang!"
Tiba-tiba saja, Danaya langsung menyerang lelaki itu seperti seekor harimau betina yang mengamuk! Danaya menerkam punggung si penembak jitu itu dengan sangat kencang, hingga lelaki itu jatuh tersungkur.
"Buuuughhhh!.... Bruaaaak!"
Lalu lelaki itu dengan cepat bangkit dan berbalik... Dengan kekuatan penuh, dia mencekik leher Danaya dengan beringas.
"Uuughhhh!..... Arrrghhhh!"
Dengan cepat, Cecilia langsung memukul kepala bagian belakang lelaki tersebut untuk menolong Danaya dengan sebuah tongkat besi lipat yang selalu dia bawa. Lelaki itu.pun.kembali tersungkur untuk kedua kalinya. Cecilia dengan brutal menindih tubuhnya sambil melayangkan pukulan di belakang tubuh lelaki tersebut.
"Bruuugh!... Bugh...bugh...bugh!"
Danaya langsung meniup sebuah pluit sebagai tanda. Tidak kama kemudian, terdengar derap langkah orang berlarian di sepanjang trotoar.
"Priiiiittttt!... Drap...drap...drap..."
Dua orang polisi yang mengenakan seragam dan seorang intel yang menyamar bergegas memasuki ruangan.
"Apakah itu kamu, Cyrill?" tanya Danaya.
"Benar, Miss. Dany... Kali ini saya langsung turun tangan. Senang bisa bertemu kembali drngan anda, Miss..." jawab Cyrill sambil tersenyum tampan.
"Hah! Senang melihatmu kembali, Cyrill. Sepertinya kamu memerlukan sedikit saran di sini... Tiga kasus pembunuhan yang tidak terdeteksi dalam 1 tahun belakangan, akan sangat menyulitkan dirimu, Cyrill. Kasus misteri pembunuhan Jourell tidak kamu tangani sebagus biasanya. Tapi...., yach! Cukup lumayan lah..." ujar Danaya sambil menunjukkan smirk-nya.
"Hehehehehe... Thank you apresiasinya, Miss. Dany. Mungkin kita bisa makan malam bersama suatu hari nanti?" ujar Cyrill berharap.
"Hmmm... Mungkin saja... Tapi harus dengan rekan saya, Cia. Saya tidak mau berdua saja..." jawab Danaya acuh tak acuh.
"Boleh... Tentu saja boleh... Saya tunggu kabarnya kalau begitu..." ujar Cyrill sambil tersenyum.
Lelaki tampan berusia 20 tahun bernama Cyrill itu tersenyum puas. Dia sudah menyukai Danaya sejak awal mereka berjumpa di NJSP (New Jersey State Police). Menurut Cyrill Danaya itu unik di matanya dan mampu menggoyahkan hatinya.
*Visual Cyrill Gilmer*
...----------------...
Mereka semua akhirnya berdiri dengan diiringi suara helaan berat nafas penjahat tersebut. Lelaki tua itu dipegangi oleh dua orang polisi berbadan kekar. Para gelandangan yang kepo, mulai berkerumun. Danaya melangkah ke jendela, menutupnya, dan menjatuhkan tirainya. Cyrill mengambil sebuah senter ukuran sedang dari dalam tas ranselnya, kemudian dia menyalakannya. Terlihat jelas wajah tawanan yang mereka ringkus.
Wajahnya menyeramkan, sifatnya keras, dan sadis. Dia menatap kami penuh dengan kebencian... Alis tebalnya laksana seorang filsuf, menghiasi keningnya. Serta rahang bagian bawah yang tegas, tapi malah membuatnya terlihat seperti orang mes*m. Sangat jelas terlihat, jika dia adah orang yang mementingkan kesenangan Seks*al. Lelaki itu sebenarnya memiliki sifat yang baik, tapi semua tertutup oleh perbuatan jahatnya.
Lelaki itu tidak memperdulikan mereka yang di sana, matanya hanya menuju ke arah Danaya Allen... Ekspresi wajah yang penuh dengan kebencian sekaligus takjub, ketika melihat Danaya di sana.
"Dasar Iblis!... Kamu memang cerdik!... Iblis yang sangat cerdik!" gumam lelaki itu sambil terus memandang ke arah Danaya.
"Aaaah! Ternyata DIA!..."
"......."
...****************...
*Jangan lupa tinggalkan LIKE, COMMENT, RATE, GIFT, and SUBSCRIBE-nya Guy's. Support dari kalian adalah semangat untuk penulis Newbie kaya aku... Terima kasih 😁🙏💖