NovelToon NovelToon
Dia Yang Mencintaiku

Dia Yang Mencintaiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Teen School/College / Bullying di Tempat Kerja
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lovely 12345

Cerita cinta tentang anak SMA yang terjadi karena tindakan bullying terhadap Hani si siswi gendut tapi manis dan cantik.
Nindy yang merasa mudah memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan dari Hani. Sengaja meminta ganti rugi kepada Hani atas kerusakan HP yang tidak Hani lakukan.
sejak saat itu Hani menjadi target pembullyan, beruntunglah Hani ada seorang kakak kelas Yang mau menolongnya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovely 12345, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Mencari Bukti

Author POV (situasi Nindy saat pulang sekolah setelah membully Hani)

Kedua orang tua kita merawat kita mulai dari kita masih berada di dalam kandungan, dengan segala ketulusan dan cinta kasih, bahkan kedua orang tua kita rela mengorbankan nyawa mereka demi kehidupan kita. Demi sebuah harapan yang dititipkannya yakni harapan semoga kita bisa hidup bahagia dan menjadi orang sukses dengan versi kita masing masing. Namun terkadang banyak anak yang lupa akan jerih payah kedua orang tuanya, mengatas namakan apa yang dilakukan oleh kedua orang tua sebagai kewajiban dan tanggung jawab. Ibarat kata 'Air susu di balas dengan Air Tuba'. Bukannya kita tidak tahu perjuangan orang tua sebesar apa dalam membesarkan kita, namun seringnya kita berpura pura tidak tahu dan menutup mata.

Sayangilah kedua orang tuamu, selagi masih ada waktu dan kesempatan, sebelum kau hanya bisa menangisi dan memeluk nisannya saja.

.....

Setelah melakukan kekerasan terhadap Hani, Nindy pulang dengan hati yang kesal. Saat sampai di rumah bahkan dia mengabaikan teguran ibunya. Tanpa memberi salam kepada ibunya, dengan perasaan kesal Nindy berlalu dan masuk ke dalam kamar sambil membanting pintu dengan kasar.

Brakkkk…

Ibu pun terkejut mendengar suara bantingan pintu, ibu yang sangat menyayangi Nindy hanya bisa mengelus dada. Kebiasaan ibu yang satu ini membuat Nindy semakin semena mena dalam tindakan sehari harinya. Perangainya menjadi kasar dan bahkan tak segan mengancam ibu demi mendapatkan apa yang dia inginkan.

Di dalam kamar, Nindy membanting tasnya kasar. Hari ini dia sungguh kesal… yah teramat kesal pasalnya bukan hanya tidak berhasil mendapatkan uang tambahan untuk gaya hidupnya yang hedon, namun Nindy juga tidak mendapatkan uang ganti rugi hapenya.

“Sial*n.... bangs*t... sih cupu tuh dapet keberanian dari mana sih buat ngelawan gw.. set*n… sialan.. lihat aja kalo besok si cupu tuh masih gak kasih duit itu ke gw…” monolog Nindy meluapkan .

Meskipun dia sudah menjambak, menampar dan menyiksa Hani, namun hatinya belum puas melampiaskan amarahnya.

“Lihat aja si cupu itu besok gw akan buat hidup dia lebih sengsara dari hari ini…. BANGS*T”, ucap Nindy penuh dengan emosi.

Nindy tidak tahu kalau kejadian naas yang dialami Hani hari ini, akan mendatangkan badai bagi kehidupan Nindy. Orang bijak berkata ‘Apa yang kau tanam hari ini, itu yang akan kau tuai dikemudian hari’. Entah bagaimana nasib Nindy kedepannya hanya Tuhanlah yang tahu.

Pagi hari di Rumah Nindy

Pagi ini Nindy sudah bersiap seperti biasanya, dia sudah kembali tenang dan sedang duduk memakan sarapannya seperti biasanya bersama kedua orang tuanya. Setelah membully dan menyiksa Hani, nyatanya Nindy tidak merasa bersalah sedikit pun, bahkan bias wajahnya terlihat santai seperti biasa tanpa ada rasa khawatir yang menyertainya. Ibu, begitulah dengan segudang kasih dan sayangnya, tidak pernah sedikit pun ibu menegur atau bahkan memarahi Nindy saat anaknya melakukan kesalahan. Sedangkan bapak sebagai kepala keluarga sibuk mencari uang demi memberikan kesejahteraan hidup untuk istri dan anaknya.

Tanpa suara diam seribu Bahasa dan sibuk dengan aktifitasnya masing masing, membuat suasana di ruang makan keluarga Nindy terkesan suram. Setelah selesai Nindy memakan sarapannya, dia pun bergegas berangkat sekolah. Tanpa beban dia menyusuri koridor sekolah sambil kembali merasa emosi mengingat perlawanan Hani kemarin.

“Kemana tuh anak tumben si cupu belum datang!”, ucap Nindy.

“Heh.. lu lihat si Hani ga?” Tanya Nindy kesalah satu teman sekelas Hani.

“Nggak.. belum datang kali”, jawab siswa itu dan berlalu pergi setelahnya.

“Akh… sial kemana lagi tuh si cupu, jangan jangan gak masuk lagi dia!”, monolog Nindy.

“Liat aja mau lari sampai kapan dia? Dasar cupu sial…!!!”, ucap Nindy sambil menahan emosi.

Nindy berjalan kembali ke kelasnya, raut wajahnya sungguh tak enak dilihat. Bimo yang sudah dari tadi sampai di kelas langsung menghampiri Nindy.

“Hei.. Nin gimana hape lu masih rusak? Kok gw hubungin nomor lu masih belum aktif aktif juga sih? Udah 4 hari masa belum bener juga?”, Tanya Bimo.

“Eh… Eh… i.. iya gw belum sempet bawa ke counter, eh emang ada apa Bim kok tumben lu telpon gw?”, jawab Nindy sedikit gugup. Sebelumnya memang Nindy pernah bertanya ke beberapa temannya perihal hapenya yang rusak.

“Oh ini kemarin gw mau ajak lu jalan ke mal bareng teman teman, eh nomor lu gak aktif!”, ucap Bimo berbohong.

Sebenarnya saat ini Bimo sedang meredam emosinya mati matian, jujur saja dia merasa sangat muak dengan aktingnya sendiri saat ini. Namun, sebisa mungkin Bimo menahannya demi mengumpulkan bukti percakapannya dengan Nindy. Setelahnya Bimo berlalu dan Nindy segera duduk di kursinya karena bertepatan dengan kedatangan guru mata pelajaran.

“Nindy saat ini lu masih bisa ketawa senang tapi lihat nanti, dendam gw dan apa yang udah lu buat ke Hani akan lu rasakan karmanya!", Batin Bimo.

.....

Rumah Sakit Cipto

Saat ini Ayah Danu tidak bisa menemani Hani karena pagi ini ada jadwal rapat pemegang saham tahunan. Sebenarnya hati ayah sangat berat meninggalkan Hani yang masih belum sadarkan diri sampai sekarang. Iya, Hani masih merasa nyaman bersembunyi di bawah alam sadarnya. Sejak kemarin sore bunda yang selalu berusaha mengajak Hani berbicara pun belum mendapat respon dari anaknya. Hani... Dia masih setia dengan tidur panjangnya.

"Mas kamu harus bisa mengendalikan diri, jangan terpuruk begini...", Ucap bunda Jasmine yang melihat wajah kusut suaminya. Dia menyadari kalau suaminya saat ini membutuhkan dukungannya lebih dari dirinya sendiri. Dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya bunda Jasmine memberikan kekuatan terakhirnya.

"Mas... Mas Danu.. lihat aku mas..", ucap bunda Jasmine sambil menahan isakannya.

"Dengarkan aku mas.. aku tidak akan menyalahkanmu.. begitu juga Hani aku yakin dia juga tidak akan menyalahkanmu mas..", isakan tertahan terdengar lirih. Suaminya menatap lamat lamat mata istrinya yang sayu, istri yang setia mendampinginya baik saat mereka berdua merasa bahagia, maupun saat mereka merasa sedih seperti sekarang ini.

"Mas... Dengar semua yang Hani alami sama sekali bukan kesalahan mas.. ini hanya sebuah musibah.. sebuah musibah yang harus kita hadapi bersama.. mas... Aku dan Hani butuh kekuatanmu... Tolong jangan terpuruk seperti ini mas.. kami butuh kamu mas..", setelah sekian lama bunda Jasmine menahan isakan tangisnya, akhirnya benteng pertahanannya luruh juga.

Isakannya teramat memilukan, badannya lemas tak bertenaga, getaran hebat di bahunya menandakan saat ini bunda Jasmine sedang menumpahkan semua kesedihannya yang sudah dia tahan sejak kemarin.

Hiks... Hiks... Hiks...

Tangisnya pilu. Pada titik ini ayah Danu menyadari kalau saat ini dia harus kuat. Dia harus bisa bangkit dari keterpurukan ini untuk memberikan istrinya ketegaran dalam menghadapi musibah ini.

"Kamu benar sayang... Maafkan mas yang sesaat lupa akan hal yang paling penting.. tidak seharusnya mas seperti ini...", Sambil memeluk istrinya kedalam dekapannya. Baik ayah Danu maupun bunda Jasmine, mereka sama sama saling menyalurkan kekuatan dari pelukan mereka.

"Sayang... Maafkan mas.. terima kasih kamu selalu ada dan menguatkan mas sayang", ucap Ayah Danu sambil mengeratkan pelukannya.

Sementara tanpa mereka sadari Hani yang masih setia dalam tidur panjangnya, menitikkan air mata disudut matanya yang masih terpejam...

\=\=\=\=

TBC

1
Lovely 😍
Bantu Author dengan komentar di setiap bab nya yah kak 🙏 matur suwun sanget nggeh
Lovely 😍
Semoga kakak pembaca semua suka dengan karya author 🤲🙏
Lovely 😍
Mohon Bantu dukungannya kak 🥰🙏
jangan lupa berikan ulasan positif dan ikuti akun author yah kak 🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!