Kallea Jidan

Mobil hitam milik Jayden terlihat masih berada di parkiran apartemen Kallea. Jayden sudah menyalakan mesin mobilnya, tapi seperti ada sesuatu yang menahan mobil itu untuk melaju.

"Mau curhat?" Gumam Jayden mengingat saat dirinya baru akan menginjakkan kaki di lantai apartemen Kallea dan seseorang tiba-tiba memanggil Kallea.

"Lea," panggil Bianca yang membuat langkah kaki Jayden dan Kallea terhenti.

Awalnya, Jayden biasa saja melihat Bianca menghampiri mereka. Tapi entah kenapa sekarang semua menjadi tidak biasa.

Bianca datang dengan alasan ada hal yang ingin dibicarakan dengan Kallea, bahkan seolah meminta Jayden untuk memberinya waktu bersama Kallea.

"Lo lagi sibuk ya?" tanya Bianca pada Kallea sambil melirik sinis kearah Jayden.

Jayden tahu Bianca tidak pernah menyukainya, tapi baru tadi Bianca terang-terangan mengusir Jayden.

"Sebenernya ada yang mau gue omongin sama lo, mau curhat, tapi kayaknya lo lagi sibuk," Bianca tidak mengatakannya secara langsung, tapi Jayden bisa dengan jelas merasakan bahwa Bianca menginginkan dirinya pergi.

Bianca terus melirik sinis kearah Jayden seolah tidak menginginkan keberadaan Jayden disana.

"Oh?" Kallea ikut menatap kearah Jayden. Tatapan Kallea berbeda dengan Bianca, tapi justru itu yang membuat Jayden memutuskan untuk pulang.

"Kayaknya Bianca emang segak suka itu sama gue," Jayden mengapalkan tangannya mengingat lirikan sinis Bianca.

Sebenarnya, Jayden tidak peduli Bianca menyukainya atau tidak. Toh, bukan Bianca yang menjadi kekasih Jayden. Yang tidak Jayden suka, Bianca seolah ingin menciptakan jarak antara Jayden dan Kallea.

"Huft," Jayden membuang nafas berusaha mengatur emosinya. Dengan perasaan kesal, Jayden akhirnya melajukan mobilnya menuju rumahnya.

-

-

Di dalam apartemen Kallea,

Bianca tidak berhenti memperhatikan Jidan yang sedang berkreasi di dapur. Katanya Jidan ingin membuat minuman spesial untuk Kallea, tapi sudah dari tadi minumannya belum juga selesai.

"Lo yakin Jidan bisa bikin minuman buat lo?" tanya Bianca pada Kallea.

Melihat pergerakan Jidan di dapur Bianca tidak yakin Jidan bisa membuat minuman untuk Kallea. Yang ada Jidan malah membuat dapur Kallea berantakan.

"Kok gue gak yakin ya?" ucap Bianca lagi membuat Kallea ikut menatap kearah Jidan yang berada di dapur.

Sekarang, Kallea dan Bianca sedang berada di ruang makan, sedang menunggu Jidan membuatkan minuman untuk Kallea.

Kallea hanya tersenyum menanggapi Bianca. Memang kurang meyakinkan, tapi Kallea tetap menghargai usaha Jidan membuatkan minuman untuknya.

"Gapapa, yang penting gue tahu Jidan gak mungkin racunin gue," ucap Kallea menanggapi Bianca.

Tidak peduli bagaimana rasa minuman buatan Jidan nanti, yang terpenting minumannya tidak berbahaya dan tidak mengandung racun.

"Iya deh yang belain pacarnya. Gak enak pun tetep lo minum, kan?"

Kallea hanya tersenyum menanggapi Bianca. Matanya masih tertuju pada Jidan yang entah sedang melakukan apa di dapur.

"Gue seneng akhirnya lo bisa buka hati lo," celetuk Bianca membuat Kallea menatap kembali kearahnya.

"Lo beneran sayang kan sama Jidan?" Bianca menatap Kallea tepat di matanya.

Bianca tahu sulit bagi orang seperti Kallea untuk membuka hati kembali setelah hatinya dihancurkan oleh mantan sekaligus laki-laki yang sangat dicintainya, Felix.

Tapi entah Kallea sadar atau tidak, Kallea sudah berhasil membuka hatinya kembali untuk laki-laki yang sekarang sedang sibuk membuat minuman.

Hati Kallea sempat akan berlabuh pada Jayden, selaku laki-laki yang duluan mengajak Kallea pacaran, sayangnya Jayden ketahuan selingkuh sebelum hati Kallea benar-benar berlabuh.

Sekarang, Bianca yakin Kallea sudah benar-benar menyayangi Jidan. Bukan sebagai seorang kakak terhadap adiknya, tapi sebagai wanita terhadap pria.

"Coba aja Jidan duluan ngajak lo pacaran, lo gak bakal disakiti lagi sama cowok," ucap Bianca menyayangkan Jidan yang kalah start dari Jayden.

Kalau saja waktu itu Bianca tahu Jayden akan menyatakan perasaannya terhadap Kallea, pasti Bianca akan berusaha menggagalkannya.

Jayden tidak pantas bersama Kallea. Latar belakang dan masa depan Jayden mungkin bagus, tapi Jayden laki-laki brengsek sama seperti Felix.

"Calon dokter ternyata lebih brengsek dari cowok penuh skandal," sambung Bianca.

Felix Hendrawan -mantan kekasih Kallea adalah anak tunggal dari pengusaha entertainment sekaligus seorang model yang punya banyak skandal.

Felix hanya siswa SMA biasa saat pacaran dengan Kallea, tapi semua berubah sejak terjadi kesalahpahaman antara Felix dengan Kallea waktu itu.

Ada banyak cerita dibalik perubahan Felix, yang jelas Felix masih kalah brengsek dari Jayden yang menjadikan Kallea sebagai pelampiasan.

Well, perselingkuhan Felix masih bisa dimaklumi meskipun karena itu Kallea sempat mengalami depresi.

Felix selingkuh karena seseorang memfitnah Kallea, sementara Jayden dengan kesadarannya menjadikan Kallea pelampiasannya.

"Emang gak salah penilaian gue sejak awal tentang Jayden," ucap Bianca lagi.

Padahal tadi mereka sedang membicarakan Jidan yang sedang membuat minuman, sekarang malah melantur kemana-mana.

"Ada apa ngomongin Jayden?" tanya Jidan yang hanya mendengar nama Jayden disebut tanpa mendengar hal apa yang sedang mereka bicarakan.

Kallea dan Bianca menatap Jidan. Laki-laki itu sudah berhasil membuat minuman dan membawa tiga gelas minuman ke meja makan.

"Udah selesai? banyak banget lo bikinnya?" ucap Bianca menatap gelas diatas nampan yang Jidan bawa.

Hanya ada tiga gelas, tapi bukankah Jidan membuat minuman untuk Kallea? Kallea bisa kembung kalau minum sebanyak itu!

"Iya, kan buat lo juga," ucap Jidan memberikan gelas berisi minuman buatannya pada Bianca.

Jidan memang mengatakan ingin membuat minuman spesial untuk Kallea, tapi Jidan juga tidak lupa membuatkan minuman untuk tamu mereka.

"Beneran ini buat gue? spesial gak?" tanya Bianca tapi tetap menerima minuman dari tangan Jidan.

Bianca perlu memastikannya barangkali Jidan salah memberinya minuman. Karena sebelumnya Jidan hanya mengatakan akan membuat minuman spesial untuk Kallea.

"Enggak," jawab Jidan kemudian memberikan satu gelas minuman untuk Kallea, "yang spesial cuma buat cewek gue."

Bianca mendecih, padahal dari bentuknya minuman mereka sama saja. tidak ada yang spesial.

"Makasih ya," ucap Kallea menerima minuman dari Jidan.

"Iya, sama-sama. Tapi maaf kalau rasanya gak sesuai ekspektasi," Jidan duduk disamping Kallea dan meletakkan minumannya keatas meja.

Minuman mereka bertiga sama, sama-sama matcha float, minuman kesukaan Kallea sekaligus minuman terfavorit di cafe bucin.

Jidan membuat sesuai dengan cara karyawan cafe bucin membuatnya, tapi Jidan kurang yakin dengan rasa dari matcha float buatannya itu.

"Gue juga gak berekspektasi tinggi sama minuman lo," ucap Bianca menyambar ucapan Jidan.

"Gue gak ngomong sama lo!" ucap Jidan menatap Bianca kesal.

Bianca tidak peduli dan dengan santai mencicipi sedikit minuman buatan Jidan. Hanya sedikit karena Bianca takut rasa minumannya tidak sesuai dengan lidahnya.

"Eum, lumayan," ucap Bianca mengecap rasa minuman di dalam mulutnya.

Rasa minuman buatan Jidan tidak seenak minuman di cafe, tapi rasanya masih bisa diterima oleh lidah. Bianca merasa bersalah sudah berburuk sangka dengan rasa minuman itu.

"Heh! harusnya kak Lea dulu yang minum!" protes Jidan saat menyadari Bianca yang pertama kali mencoba minuman buatannya.

"Ribet lo! tinggal minum aja padahal!" ucap Bianca terkesan tidak peduli.

Dan akhirnya perdebatan terjadi karena Jidan tidak terima bukan Kallea yang mencoba pertama kali minuman buatannya.

"Astaga, perasaan sebelumnya mereka akur deh," jerit Kallea dalam hati menyaksikan perdebatan mereka.

BERSAMBUNG

Terimakasih sudah membaca novel ini...

Jangan lupa tinggalkan jejak biar semangat update 😉