CINTAKU NYANGKUT DI CADARMU TETANGGAKU

Reyhan telah menunggu hampir satu jam lamanya. Tapi, Syafira belum membuka matanya.

Reyhan tidak akan pernah mau meninggalkan Syafira sedikitpun. Yang dirinya mau adalah ketika Syafira membuka mata dirinya sudah ada di hadapannya.

Sungguh Reyhan begitu dendam kepada Clara. Dirinya berjanji nanti Clara akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dari pada apa yang di alami oleh Syafira.

Lama-lama kelamaan Reyhan mengantuk juga. Tampa sadar dirinya akhirnya tertidur sambil memegang tangan Syafira.

"Ehhgg..." lenguh Syafira. Matanya menyesuaikan cahaya yang ada di dalam ruangan.

Syafira merasa ada yang menggenggam erat tangan nya yang mana Syafira langsung menoleh melihat nya. Dan yang menggenggam tangan nya ternyata adalah suaminya.

"Kak.." lirih Syafira.

Reyhan kalau tidur sudah seperti batu atau bahkan rumah nya di bom pun Reyhan tidak akan terbangun. Tapi ini, hanya suara lirih Syafira yang terdengar Reyhan langsung terbangun seketika.

"Hah..Lo sudah bangun ninja. Eh. maksudku Lo udah bangun"

Syafira tidak menjawab tapi dirinya hanya tersenyum saja.

"Haus..."

Dengan sigap Reyhan langsung mengambil minum untuk Syafira lalu membantunya. Kemudian Reyhan kembali membenarkan posisi Syafira seperti semula.

"Sebentar, gw panggil Dokter dulu" Reyhan langsung secepat kilat keluar untuk memanggil Dokter dan tidak lama kemudian Reyhan sudah datang bersama Dokter seorang perempuan.

Kemudian Sang Dokter pun memeriksa keadaan Syafira kembali.

"Semuanya baik-baik saja. istrimu hanya perlu beristirahat yang cukup" jelas Dokter Rani.

"Berapa lama Tan?" tanya Reyhan dengan mimik wajah yang begitu serius.

"Sekitar satu Minggu kurang"

"Apa masih ada yang sakit?" tanya Dokter Rani kepada Syafira.

Syafira langsung saja menggelengkan kepalanya.

"Bagus kalau begitu, itu perubahan yang bagus!! kamu jangan lupa beristirahat dengan baik agar kamu segera sembuh"

"Terimakasih Dok"

"Sama-sama Nyonya Reyhan" kekeh Dokter Rani yang mana Syafira hanya menanggapinya dengan senyum saja.

"Lo masih butuh sesuatu gak?"

"Enggak kak, Aku mau tidur aja"

Reyhan langsung mengangguk kan kepalanya kemudian Syafira pun memejamkan matanya hingga sudah beberapa menit Syafira langsung tertidur. Reyhan bisa tahu karena nafas Syafira yang sudah mulai teratur indah di pendengarannya.

Reyhan mengambil ponselnya dan menghubungi Dewa.

"Bagaimana Wa?" tanya Reyhan.

"Aman Rey!!"

"Gw datang sepuluh menit lagi"

"Oke, kami tunggu kedatangan Lo"

Tuttt...

Mengingat Clara seketika emosi Reyhan langsung membuncah.

"Tunggu aja Lo Clara" geram Reyhan yang penuh dengan dendam.

Kabar akan nya Syafira ke rumah sakit sama sekali belum Reyhan memberi kabar kepada kedua orang tua nya atau pun kepada mertuanya.

Reyhan juga tidak berniat untuk memberitahu kan nya. Masalah ini adalah masalah rumah tangganya dan dirinya yakin pasti bisa mengatasi masalah ini.

Reyhan segera mengambil jaketnya dan menatap Syafira yang tertidur pulas sebentar sebelum dirinya pergi.

Dirinya memang tidak menyukai Syafira. Tapi, kalau sudah main tangan Reyhan tidak akan mentoleransi nya. Apalagi Syafira adalah tanggung jawabnya sebagai seorang suami.

Sesampainya di markas Reyhan tidak sabar nya memasuki base camp.

Di dalam sebuah ruangan Reyhan sudah melihat para anak Gengnya mengkrumi Clara dan antek-anteknya.

Semua orang langsung memberi jalan kepada Reyhan.

Reyhan menatap Clara, Sinta, dan Andini dengan tatapan murka nya.

Reyhan lalu melepaskan Labbam nya Clara dengan kasar membuat Clara kesakitan.

"Rey tolong aku Rey" mohon Clara kepada Reyhan dengan sudah menangis seugukunkan nya takut melihat anak Geng motor milik Reyhan.

Clara yang biasanya selalu tampil dengan modis dan rapi kini terlihat seperti orang gila yang ada di jalanan yang belum mandi tiga tahun.

"Aku gak salah Rey" Clara berharap dengan tangisannya bisa meluluhkan hati Reyhan karena dulunya kalau dirinya menangis maka Reyhan pasti tidak tega Kepada nya.

"GAK SALAH LO BiLANG" teriak Reyhan.

"Rey, gw melakukannya karena gw cinta sama Lo. Gw gak rela si cewek munafik itu Lo bonceng Rey hiks...hiks..."

Bahkan semua orang langsung jengah melihat tangisan Clara dan segera ingin memukul kepala wanita itu dengan batu.

"Tangan mana yang sudah berani-beraninya memukul Syafira? hmmm"

"Atau dua-duanya"

Clara langsung ketakutan melihat wajah Reyhan yang mengerikan. Mau mundur tapi tangan dan kakinya terikat di kursi.

Clara, Sinta dan Andini langsung memberontak melihat Reyhan sudah seperti malaikat pencabut nyawa.

Bahkan anak Geng Dragon juga takut melihat wajah Reyhan yang seperti iblis. Mereka semua belum pernah melihat kemarahan Reyhan yang begitu ambubu seperti ini.

"Rey maafkan aku" lirih Clara menangis.

Entah ini Reyhan atau iblis yang merasuki nya. Reyhan langsung menendang tubuh Clara hingga terpental bersama kursinya.

"Ahhhkkk" jerit Clara hingga suaranya menggelegar.

"itu bukan apa-apa di bandingkan dengan kalian yang menginjak-injak perut Syafira"

Bukkkk...

Bukkk....

Reyhan juga langsung menendang Sinta dan Andini sama kuat nya dengan tenda yang di berikan nya kepada Clara.

"Rey!! udah Rey" Dewa langsung menahan tubuh Reyhan dengan memeluknya melihat Reyhan yang ingin menendang kembali Clara, Andini dan Sinta.

"Bos jangan begini bos" Lerai Andi juga yang ikut menahan tubuh Reyhan.

"Mereka bisa mati bos ."

"Lebih baik mereka mati saja dari dunia ini"

"Atur nafas Rey, ingat masih ada Syafira yang nungguin Lo di rumah sakit"

Reyhan langsung tersadar mendengar kata Syafira yang seketika emosinya langsung surut.

Reyhan merogoh ponselnya dari saku celana nya dan menghubungi seseorang.

"Aku ada tugas untuk kalian" ucap Reyhan dengan nada dingin nya.

"Datanglah ke alamat yang sudah aku kirimkan"

Tuttt...

Setelah selesai menelpon Reyhan kembali menaruh ponselnya ke saku celananya.

"Kalau bukan karena Dewa yang menghentikan ku? maka habis kalian"

"Gw pulang duluan "

kemudian Reyhan langsung pergi meninggalkan base camp untuk segera kembali ke rumah sakit, takut nya nanti Syafira sudah bangun atau sedang membutuhkan nya.