PERJODOHAN TERPAKSA

"Udah dong nangis nya Lyn, kalo sakit bangat, gue minta maaf! Habis nya malam tuh enak bangat, punya gue di jepit" ujar Brayen yang terus membujuk Berlyn, agar tidak terus menangis, namun Berlyn terus menghiraukan nya, dan Berlyn Masi terus menangis tampa henti.

"Maafin gue ya? Ayo kita jadi suami istri beneran" ujar Brayen lagi.

"Apasi Lo? Pergi sana, gue gak mau di ganggu!" kesal Berlyn dengan ketus menjawab ucapan Brayen nya.

Wajah Brayen berubah menjadi lirih dan sedih. "Lyn jangan marah dong, itu kan emang hak Lo! Kasih gue itu" kata Brayen sedih.

"Tapi kan sakit Brayen! Sekarang gue gak bisa jalan—hikss" jawab Berlyn yang Masi menangis.

"Yaudah iya! Maaf."

***

"Brayen gue gak bisa jalan-ish!" kesal Berlyn, karena Berlyn benar-benar tidak bisa jalan.

"Gue gendong ya? mau kemana hmmm?" tanya Brayen.

"Mau ke kamar mandi! Gue pengen mandi" jawab Berlyn Masi terlihat ketus dan galak.

"Yaudah gue bantu ya?" tawar Brayen dengan suara yang begitu lembut, biasa mau cari muka di depan Berlyn, agar Berlyn kasihan.

Tampa menjawab ucapan Brayen, Berlyn langsung memberikan tangan nya terhadap Brayen, bertanda Berlyn ingin langsung di gendong, dan Brayen yang peka, akhirnya langsung menggendong tubuh Berlyn.

"Nanti jangan nangis lagi ya! Nanti gue bakal kasih salep sama Lo" ujar Brayen kepada Berlyn, sambil berjalan ke arah kamar mandi.

Berlyn tak menjawab, hanya memasang wajah datar dan kesal nya, tentu nya bekas semalam Masi terus terngiang dibenak Berlyn, dimana Brayen menghujami milik nya Tampa henti, bahkan Brayen bermain begitu kasar dan juga arogan, apalagi sampai kaki tangan Berlyn di ikat, dan membuat Berlyn tidak bisa memberontak sama sekali.

.

"Mandi nya pakai air hangat aja ya? Soalnya ini dingin bangat, Lo mau?" tanya Brayen yang sudah tiba di kamar mandi, dan setelah nya Brayen langsung menurunkan tubuh Berlyn di bathtub besar.

"Ya" jawab Berlyn dengan singkat.

"Yaudah gue siapin dulu air hangat nya" kata Brayen.

Berlyn tak menjawab, hanya diam sambil memperhatikan Brayen, yang sudah menyiapkan air hangat untuk nya.

"Kenapa di tutup si? Gue udah liat kali" tanya Brayen dengan terheran-heran, karena Berlyn malah menutupi kepemilikan nya, padahal Brayen kemarin sudah melihat semua nya.

"Terserah gue dong! Ini kan punya gue!" sahut Berlyn dengan nada ketus nya.

"Iya deh! Padahal kalo suami nya, yang lihat kan pahala, emang gak mau dapat pahala Lo?"

"Ckk! pergi Lo!" Berlyn yang sudah kesal, karena Brayen ini banyak omong sekali, giliran di luar saja, sok cool bangat anak nya.

"Gak mau gue bantu?" tanya Brayen.

"Gak! Gue bisa sendiri!"

"Yaudah, kalo kesulitan bilang gue ya? terus kalo udah, juga bilang gue, Lo kan gak bisa jalan."

"Ya! Lo sekarang keluar" usir Berlyn.

"Iya ini mau keluar."

.

Brayen akhir nya langsung meninggalkan Berlyn yang Masi mandi, dengan Brayen yang saat ini menunggu di sofa kamar milik nya, sambil bermain handphone, dan saat Brayen membuka ponsel milik nya, ternyata sudah banyak Chat teman-teman nya yang masuk.

~SANGGELLASTAR~

Tonggar: "woi bos, sorry ya! gue gak bisa Dateng sama yang lain, soalnya kita lagi di Bali, lagi misi, Lo tau kan? Tapi selamat atas pernikahan Lo."

Darka: "Selamat buat pernikahan Lo Iyen, sorry gue juga gak Dateng! Soalnya ikut bocah di Bali."

Inyong: "Mang ming meng, selamat bos ku! Cepat lahiran ya anak nya."

Tonggar: "Shitt—apasi goblok? Mang ming meng apaan lagi, dih gak jelas Lo! Baru nikah, masa iya lahiran" Bales tonggar kepada inyong yang tak jelas sama sekali.

Brayen Albara: "Bocah goblok si Inyong! Btw makasih semua nya, gapapa gak Dateng juga! makanan dirumah gue gak abis sama kalian wkwkwkw" bales brayen.

Darka: "Najis Lo! Senang bangat kaya nya kita gak Dateng!"

Inyong: "Iya lo bos! Parah emang Lo bos, btw Masi ada sisa makanan gak?"

Tonggar: "Alah dasar gembel, eh gue juga mau dong sisa makanan nya, pasti enak-enak kan?"

Inyong: "@Tonggar bakarat, bocah babi Lo! Ngatain orang gembel, Lo sendiri nya juga gembel, monyet lah"

Tonggar: "Apasi nyong? terserah gue dong!"

Brayen Albara: "Jangan ribut lol! Masi ada, cuma yang basi wgwgwgwg."

Darka: "Semua nya pada kaya monyet!"

Inyong: "Dih? Ngaca goblok Lo darka!" bales Inyong kepada darka.

Darka: "Udah ngaca babi! Pas gue ngaca malah ganteng!"

Tonggar: "Tai muka lo tuh mirip bool gue!"

.

Setelah membuka handphone nya sendiri, Brayen langsung menutup nya kembali, karena isi chat nya sama sekali tidak penting.

Dan Brayen juga memang memiliki perkumpulan, seperti geng motor, namun teman-teman se-geng nya, waktu itu sedang berada di Bali, karena lagi membuat sebuah misi, jadi tidak bisa datang ke pernikahan Brayen dan Berlyn, dan itupun yang datang hanya dua orang, yakni Alex sama Vanos.

.

"Woi udah belum Lo?" teriak Brayen, sambil mengetuk pintu kamar mandi.

"Hmm" jawab Berlyn dari dalam kamar mandi.

"Bentar gue ambil handuk" ujar Brayen, yang langsung berjalan ke lemari handuk, untuk memberikan Berlyn handuk.

.

"Nih pakai handuk nya" Brayen yang mengambil kan handuk untuk Berlyn, dan langsung memberikan nya kepada Berlyn, Berlyn pun langsung segera menerima handuk pemberian Brayen itu.

"Makasih" ucap Berlyn.

"Iya, ayo gue gendong" jawab Brayen, yang sudah siap menggendong Berlyn.

Berlyn pun langsung mengangguk, apalagi Berlyn juga tidak ingin berlama-lama disini, karena tubuh Berlyn Masi berasa pegal dan capek..

*

"Baju gue Masi ada dirumah" ucap Berlyn.

"Tenang aja! Baju-baju Lo, semua nya udah disini kok, gue udah siapin" sahut Brayen, sebelum hari pernikahan, Brayen memang sempat menyiapkan baju-baju untuk Berlyn, karena Brayen tau, Berlyn akan tinggal bersama nya nanti, dan akhirnya Brayen siap kan semua nya, dari mulai skincare, baju serta celana dan lain nya, sudah Brayen siap kan untuk Berlyn.

"Hah? beneran, kok gue gak tau?" tanya Berlyn dengan epresi terkejut nya.

"Kejutan dong, jadi nya sengaja gak gue kasih tau, yaudah bentar gue ambilin baju untuk Lo dulu" jawab Brayen.

.

"BRAYEN INI BAJU APA HAH? KENAPA KAYA SARINGAN, TERUS PENDEK BANGAT SI?" Berlyn berteriak dengan sangat kencang, saat melihat baju yang di berikan Brayen, begitu sexsi.

"Ya ampun Lyn! Jangan teriak juga kali, gue denger! Itu baju yang pas buat Lo kok" sahut Brayen sambil menutup telinga nya.

"Pas apaan? Ini sexsi bangat!"