Hana berbahagia karena dia bisa menikah dengan pria yang ia cintai dalam diam sejak dia masih berumur enam tahun.
Sedangkan Alaric berwajah lesu karena dia terpaksa mau menikah dengan Hana demi keselamatannya dan demi menuruti kemauan neneknya. Neneknya Alaric mengetahui hubungan terlarangnya Alaric dengan Istri orang. Neneknya Alaric kemudian menutupi perbuatan bejat Alaric dengan berkata kepada suami dari selingkuhannya Alaric bahwa Alaric tidak mungkin berhubungan dengan wanita yang sudah menikah itu karena Alaric sendiri pun sudah menikah. Suami dari wanita itu kemudian melepaskan Alaric dengan catatan dia butuh bukti pernikahannya Alaric.
Namun, bukannya sembuh dari kelakuan bejatnya, setelah menikah dengan Hana, Alaric masih tetap berhubungan dengan wanita yang sudah bersuami itu.
Lalu, bagaimanakah nasib Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Risau
Erica Klein dan Dona bertemu dan berkoordinasi dengan Komandan Barnes untuk menjebak dan memenjarakan Anthony Prist karena pria itu sangat licik, licin, dan berbahaya. Perlu koordinasi dan rencana yang sangat matang untuk bisa memenjarakan Anthony Prist.
...🔥🔥🔥🔥🔥...
Anthony menggeram, "Sial! Dia punya malaikat pelindung yang sangat hebat. Dia selalu lolos dari maut"
Amanda.menghela napas lega saat dia mendengar bahwa Alaric tidak ada di dalam rumah dan itu berarti Alaric masih hidup.
Anthony lalu menoleh ke Amanda dan mencengkeram dagu istri cantiknya sambil menggeram, "Di kesempatan ketiga dia tidak akan bisa lolos lagi dari kematian. Camkan itu baik-baik Istriku sayang!"
"Jangan sakiti Aric dan aku akan......"
Plak!
Tamparan keras mendarat di pipi Amanda dan teriakan mengerikan menggema di telinga Amanda, "Jangan sebut nama pria lain di depanku"
Amanda langsung menutup rapat mulutnya dan terisak menangis sambil menyentuh pipinya.
Setelah sampai di mansion mewah milik Anthony Prist, Amanda dikunci di dalam kamarnya dan Anthony berkata sebelum dia mengunci pintu kamar, "Tunggu aku pulang dan aku akan menghukum kamu dengan layak, Babe"
Amanda berlari ke pintu dan memukul-mukul daun pintu sambil berteriak, "Lepaskan aku!.Lepaskan aku! Jangan sakiti Aric!"
Namun, Anthony Prist hanya menyeringai dan mengabaikannya.
...❤️❤️❤️❤️...
Setelah masuk ke dalam mobil, Alaric langsung berkata ke Nana, "Sini sama Papa" Alaric menepuk pahanya dan Nana menggelengkan kepalanya.
"Kenapa nggak mau lagi dipangku sama Papa?" Alaric mengerucutkan bibirnya.
Nana ikut mengerucutkan bibir dan menggelengkan kepalanya. Poni Nana bergoyang-goyang lucu menggemaskan.
Hana tersenyum geli melihat ekspresi lucunya Nana.
Nana lalu menoleh ke Hana, mengusap lembut pipi Hana, lalu meletakkan pelipisnya di dada Hana sambil berkata, "Nana mau sama Mama. Mama Nana sangat cantik dan baik. Nana nggak mau pisah lagi sama Mama"
Alaric tersenyum dan melihat Nana dengan sorot mata sendu.
Hana memeluk erat Nana sambil berkata, "Mama juga masih mau memangku dan memeluk anak Mama yang cantik kayak boneka"
"Benarkah?" Nana tersenyum lebar.
"Iya, Sayang. Sekarang tidur, ya, perjalanan masih sangat panjang" Hana mengusap lembut kening Nana sambil menyenandungkan lagu Nina Bobo.
"Aku hampir lupa kalau kamu itu punya suara yang merdu, Na"
Hana menoleh ke Alaric dan tanpa menghentikan senandungnya dia tersenyum.
Alaric ikut tersenyum dan sambil mengusap lembut rambut Hana dia berkata, "Kenapa kamu jarang bernyanyi sejak kamu masuk SMA?"
Hana hanya menggelengkan kepala dan tersenyum tanpa menghentikan senandungnya.
Aku berhenti bernyanyi karena Kakak selalu pulang malam sejak Hana masuk SMA dan Kak Aric sudah jarang mengajak Hana ngobrol. Makanya Hana pun males nyanyi-nyanyi.
Alaric melebarkan senyumannya dan saat dia ingin mencium pipi Hana, telepon genggamnya berdering.
Alaric menolak panggilan telepon itu, tetapi jari jemarinya kemudian bergerak di atas layar telepon.
Selama perjalanan pulang Hana yang memeluk Nana, menoleh ke Alaric. Dia terus menatap Alaric dari arah samping, tapi dia tidak berani bertanya.
Jari jemari Alaric berhenti menari-nari di atas layar telepon genggamnya, tapi matanya masih menatap tajam layar telepon genggamnya.
Hana terus menatap Alaric dari samping dengan wajah khawatir.
Alaric menoleh ke Hana, "Ada apa?"
"Seharusnya aku yang nanya seperti itu, Kak. Nenek tidak apa-apa, kan, Kak? Apa jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi ada Ibu?"
Alaric mengusap lembut pipi Hana sambil berkata, "Tidak ada apa-apa. Nenek dan Ibu baik-baik saja.
"Tapi kenapa Kakak tampak risau?"
Tidurlah" Alaric merebahkan kepala Hana ke bahunya.
Nana yang tidur lelap direngkuh Alaric ke dalam pelukannya, "Aku akan pangku Nana. Kamu capek nanti. Sekarang tidurlah!"
Hana yang tidak mengantuk memilih memejamkan mata Karena Suaminya menuduhnya untuk tidur.
Ada apa, ya? Kenapa Kak Aric panik banget tadi? Batin Hana.
Alaric memeluk Nana lalu dia menggenggam tangan Hana.
Kalian memberiku kekuatan dan ketenangan. Batin Alaric.
Bima tidak berani mengeluarkan suara. Asisten pribadinya Alaric itu lebih .memilih menekan pedal dalam-dalam dan fokus menyetir.
Tuan muda pasti akan mendatangi Anthony Prist dan mengajaknya duel. Batin Bima.
Alaric mengantarkan Hana dan Nana ke kediaman neneknya. Lalu, dia berlari kecil ke kamarnya.
Setelah merebahkan Nana dengan hati-hati di atas ranjang dan mencium pipi gembulnya Nana, Alaric memegang kedua bahu Hana dan berkata, "Tunggu aku. Aku ada urusan sebentar" Alaric kemudian mencium kening Hana lalu dia bergegas pergi meninggalkan Hana dan Nana.
Hana duduk di tepi ranjang dan sambil menyelimuti Nana, dia bergumam, "Ada apa sebenarnya?"
Hana yang merasa tidak tenang kemudian berlari kencang keluar kamar dan begitu sampai di halaman depan, dia berteriak kencang, "Kak Aric!" Sebelum pria tampan itu masuk ke dalam mobil.
Alaric menutup kembali pintu mobil dan menyuruh Bima menunggunya sebentar. Kemudian pria tampan itu berlari ke pintu depan dan memeluk pinggang Hana, menangkup kepala mungilnya Hana lalu mendorong pelan tubuh Hana sampai membentur tembok.
Alaric menunduk dan bertanya, "Kenapa kamu keluar, Hana?"
"Kakak mau ke mana?"
"Kakak mau ke kantor"
"Kakak nggak bohong, kan?"
Alaric langsung berkata, "Aku butuh amunisi untuk menambah kekuatanku" Lalu, pria tampan itu memagut bibi Hana dan menekannya lembut.
Hana masih belum bisa berperan aktif dengan benar dalam hal berciuman dan itu membuat Alaric tersenyum di atas bibir Hana.
Pria tampan itu kemudian menarik bibirnya dan menempelkan keningnya di kening Hana sambil berkata, "Tunggu Kakak pulang dan Kakak akan mengajari kamu cara berciuman yang benar" Alaric lalu mencium kencong Hana sambil berkata, "Sekarang masuk ke kamar, ya" Alaric mengusap lembut rambut Hana dan mencium pipi Hana.
Hana terpaksa menganggukkan kepala dengan pelan.
Alaric tersenyum lalu melepaskan pelukannya dan menunggu Hana masuk ke dalam kamar. Setelah Hana masuk ke dalam kamar, Alaric bergegas berlari ke halaman depan dan masuk ke dalam mobil sebelum Hana keluar mengejarnya lagi.
"Anak buah kita sudah siap?"
"Sudah, Bos"
"Bagus! Sekarang aku akan tunjukkan ke Anthony brengsek itu siapa Alaric Klein yang sebenarnya" Geram Alaric.
🌹🌹 buat author.