Aku yang dikhianati sahabat dan suamiku kembali ke masa lalu. Aku tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan mereka lagi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15(Pov Dinda)
Keadaan kini bertambah sunyi setelah percakapan singkat yang dianggap Dinda tidak jelas. Ia terus melihat ke arah Loly dan Sita. Akhirnya mereka berdua muncul dengan membawa nampan berisi makanan.
"Kalian lama banget sih?"
"Eh maaf ya, kami mengantri dulu tadi. Yang di depan kami juga lumayan banyak." Sita menjelaskan.
Dinda mengeluarkan kotak makan siangnya dan diletakkan di atas meja. Dinda sempat merasa kalau lelaki di samping nya itu tersenyum saat ia mengeluarkan kotak makan siang nya.
Terserah dia mau berpikir apa, aku nggak peduli.
"Enak banget, mereka siapin salad juga."
"Iya Dinda, kamu mau nggak biar aku yang ambilkan."
"Nggak usah kok, ini sudah cukup." Kata Dinda sambil menunjukkan isi kotak nya. Lauknya pun tidak kalah enak. Akan tetapi bi Ati mengisi terlalu banyak, sedangkan porsi makan siangnya tidak sepenuh itu.
Bagaimana program dietku akan berhasil jika sepenuh ini?
"Pantasan Dinda nggak makan di kantin...," kata Loly sambil melirik isi bekal Dinda yang terlihat sangat lezat.
"Kalau kalian mau bisa ambil kok." Dinda menyodorkan lauk nya yang lumayan banyak untuk Loly dan Sita, dan mereka mengambil sebagian.
"Makasih Dinda. Dari aromanya keliatannya sangat enak."
"Tambah lagi." Dinda menuangkan ke piring keduanya.
"Eh, sudah Dinda ini terlalu banyak. Punya mu tinggal sedikit saja."
"Ini memang porsi makanku. Pembantuku yang terlalu banyak mengisinya. Ayo makan!"
Dinda, Sita dan Loly menyantap makanan mereka. Dinda melihat ke arah Leo yang hanya sibuk dengan bukunya. "Leo kamu nggak makan?" Sebenarnya Dinda sangat malas untuk bertanya, hanya saja Leo duduk sampingnya. Dia merasa terganggu karena Leo hanya menonton mereka makan.
"Kenyang." Jawaban singkat dan dingin yang keluar dari mulut Leo membuat Dinda merasa jengkel.
Mending nggak usah ku tanya tadi.
Loly dan Sita melirik Dinda penasaran karena Dinda berbicara dengan pria asing disampingnya.
"Kamu kenal sama dia?" Bisik Loly.
"Nggak, aku baru kenal juga. Lanjut makan saja!"
Mereka kembali fokus untuk menyantap makan siang masing-masing tanpa mempedulikan Leo.
"Kalian merasa aneh tidak, saat kita di kantin tadi?" Tanya Loly.
"Aneh kenapa?" Dinda tidak memperhatikan sekitar, jadi tak tahu apa yang terjadi.
"Iya benar, aku merasa tadi anak-anak di kantin terus memperhatikan meja kita dan entah apa yang mereka bicarakan."
"Bisa saja kalian salah lihat. Mungkin mereka melihat ke tempat lain."
Atau mungkin saja mereka membicarakan orang aneh di sebelah ku. Orang itu sangat misterius. Sewaktu aku SMA dulu, aku nggak pernah melihat dia. Wajar saja sih, dulu awal masuk aku jarang ke kantin.
"Lebih cepat Dinda, kayaknya guru itu mau ke kelas kita." Kata Sita. Mereka mengubah langkah kaki mereka, dari yang awalnya berjalan santai menjadi jalan setengah lari.
Keesokan harinya Dinda berangkat sekolah bersama papanya. Mas Dino tidak mengantarnya pagi ini karena ada keperluan. Tetapi ia berjanji akan menjemput Dinda saat pulang nanti.
Bu Ana masuk ke ruang kelas mereka bersama seorang siswa yang tidak asing bagi Dinda karena mereka baru saja bertemu dengannya di kantin kemarin.
Dia pria aneh kemarin. Kalau nggak salah namanya Leo. Kenapa dia ke kelas kami bersama bu Ana?
Leo sudah tidak memakai kacamata lagi jadi penampilan nya terlihat berbeda dari kemarin. Anak-anak mulai menggosipi dirinya. Dinda bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Eh, anak itu katanya tahan kelas dua kali. Seharusnya sekarang dia berada di tingkat ke tiga." Obrolan yang membuat Dinda menggelengkan kepalanya tak percaya.
Sebodoh apa dia sampai tahan kelas dua kali berturut-turut?
Mata mereka sempat bertemu, namun Dinda segera menunduk berpura-pura menyibukkan diri dengan bukunya.
"Kamu perkenalkan diri ke mereka." Nada bicara bu Ana terdengar kasar. Dari wajah bu Ana, siapapun pun bisa menebak kalau bu Ana tidak suka pada Leo.
Apa Leo tidak begitu disukai oleh semua guru, sehingga mereka memperlakukan nya seperti itu. Apalagi dia murid bodoh yang tahan kelas dua kali. Tapi mau sebodoh apapun tidak pantas memperlakukan nya seperti itu.
"Perkenalkan saya Leo." Kata Leo ketus sambil mencari bangku kosong untuk didudukinya.
"Sudah selesai kan bu, di mana tempat duduk saya?" Muka bu Ana memerah karena kesal atas perkataan Leo yang tidak menghormatinya sebagai seorang guru.
Aku tarik kembali kata-kataku barusan. Berani sekali dia berkata seperti itu pada bu guru. Pantasan bu Ana sangat tidak suka padanya. Kelakuannya itu persis seperti berandalan. Sudah bodoh tapi banyak gaya.
"Terserah mau duduk di mana."
Leo berjalan mendekat ke arah Dinda. Kebetulan meja di sampingnya kosong. Leo mengambil posisi tidur saat tiba di mejanya. Ia tidak mempedulikan bu Ana yang menjelaskan materi di depan. Bu Ana sempat melihat kelakuan Leo, namun tidak menegurnya. Seolah-olah apa yang dilakukan Leo adalah hal biasa. Mendingan orang yang seperti ini di jauhi saja.
Dinda kembali fokus ke materi pelajaran. Ia tidak ingin mendapat nilai rendah apalagi ia sudah lupa dengan pelajaran-pelajaran SMA.
Sudah seminggu lebih Dinda mengikuti pelajaran sekolah. Mata pelajaran terakhir ialah wali kelas mereka sendiri. Bu Ana memberikan mereka tugas kelompok. Dinda, Sita dan Loly dibagi menjadi satu kelompok yang sama. Karena setiap kelompok membutuhkan empat orang anggota, maka Leo dimasukkan ke dalam kelompok mereka.
Dinda tidak bisa menolak.
Namun pada saat pembahasan Leo sama sekali tidak terlibat. Ia tidur tanpa mempedulikan apapun.
"Dinda lihatlah, disaat kita membahas tugas kelompok, dia malah tidur. Enak sekali dia." Ujar Loly kesal.
"Biarkan saja. Dia tidak akan peduli meskipun kita berbicara padanya."
"Hmmm. Gimana kalau kerja kelompoknya di rumah kamu Dinda?" Usul Loly.
"Baiklah. Kalian datang nya jam setengah dua saja, biar pekerjaan kita lebih cepat selesai nya."
"Kita sepakat."
Saat bel pulang berbunyi Leo masih tertidur di atas mejanya.
Enak banget datang sekolah hanya untuk tidur. Mending nggak usah sekolah sekalian saja.
"Kalian duluan saja, aku masih ada urusan. Aku tunggu kalian di rumah sore nanti."
"Iya, Dinda. Sampai nanti."
Bayangan Loly dan Sita hilang dari dalam kelas. Sebenarnya mereka adalah siswa paling terakhir yang berada di dalam kelas termasuk Leo. Teman-teman lain sudah keluar duluan di saat bel berbunyi. Dinda berjalan mendekati meja Leo. Ia ingin membicarakan tugas kelompok padanya. Karena Leo adalah salah satu anggotanya jadi dia perlu tahu dan terlibat di dalamnya.
ansk perempuan klu pacaran RUSAKKKK.