Rain : Losing Us

Disaat Janet tengah sibuk dalam euphoria bahagia nya, Angello menatap datar wanita di hadapan nya. Angello tahu, Janet sudah melakukan sesuatu pada kontrak kerja yang baru saja di tanda tangani oleh nya. Ada beberapa poin tak tertulis di sana, yang mana dia akan bekerja seumur hidup pada agensi milik Janet. Angello menyadari itu pada saat dia membaca bagian berapa tahu dia akan bekerja.

Tidak seperti sebelumnya, dimana dalam kontrak kerja itu tertulis hanya empat tahun Angello terikat dengan kontrak tersebut. Tapi kali ini, tak ada masa hingga berapa tahun kontrak itu selesai.

"Baiklah nona Janet, saya akan pergi dan kembali esok hari untuk mulai bekerja." Angello mengeluarkan suara nya saat Janet masih asik dengan berkas yang berada di tangan nya, saking asik nya wanita itu bahkan tidak menyadari jika Jack dan juga Angello masih berada di sana dan menatap nya dengan tatapan berbeda dari kedua nya.

Janet segera tersadar saat dia mendengar suara Angello, wanita itu segera menoleh ke arang dua orang di depan nya. "Ah, maafkan aku karena mengabaikan kalian berdua." Ucap Janet dengan perasaan sedikit bersalah karena membuat kedua orang itu menunggu.

Angello dan Jack hanya mengangguk saja, "Bagaimana jika kita makan siang bersama, Rain?" Tawar Janet pada Angello.

Tanpa meminta pendapat pada Jack, Angello langsung menjawab. "Maafkan saya nona Janet, saya dan Jack masih harus melakukan persiapan untuk mulai bekerja besok. Masih banyak hal yang harus saya lakukan sebelum sibuk dengan dunia model kembali." Jawab wanita itu seolah menyindir Janet jika dia tak akan memiliki waktu untuk bersantai - santai ketika kontrak kerja sudah di tanda tangani.

Angello yakin, waktu nya akan sangat padat setelah ini. Dan dia harus kembali menyusun rencana sebelum semakin jauh. Angello dan juga Jack meninggalkan ruangan Janet, keduanya berjalan keluar agensi. Namun saat mereka melewati lobby, mereka kembali berpapasan dengan Marriane. Angello melewati nya begitu saja, tak lupa tatapan datar dengan senyum sinis dia berikan untuk wanita itu.

Di hari yang sama, dan juga waktu yang sama. Maximilliam tengah dalam perjalanan menuju ke MK entertainment, entah apa yang akan pria itu lakukan di sana. Tapi saat mendengar jika Rain akan datang ke sana, pria itu langsung meminta Morgan untuk mengantarkan dia ke MK entertainment.

Tepat saat mobil yang membawa Angello dan juga Jack keluar dari pelataran agensi, mobil Maximilliam baru saja memasuki pelataran agensi.

Pria itu segera turun dengan penuh wibawa setelah Morgan menghentikan mobil nya tepat di depan lobby.

Semua orang yang bekerja di agensi tersebut langsung menyapa pria itu saat mereka berpapasan, namun pria itu tetap berjalan tanpa menjawab sapaan mereka.

Dan saat itu juga salah satu model bernama Tiffany baru saja keluar dari ruang pemotretan, wanita itu melihat pria yang saat ini tengah banyak di perbincangkan oleh banyak orang.

Wajah nya memerah karena tersipu saat tanpa sengaja tatapan mereka bertemu, Tiffany memegang dada nya yang berdegup kencang. "Astaga, apakah pria itu benar-benar nyata? " Gumam nya yang dapat di dengar oleh asisten nya.

"Tuan Maximilliam memang setampan itu bukan? " Ucap asisten wanita itu seolah tengah menggoda wanita itu.

Wajah Tiffany semakin bersemu, " Kira-kira, tipe wanita seperti apa yang di sukai tuan Maximilliam? " Tanya nya pada dirinya sendiri termasuk pada asisten nya itu.

"Seperti nya kau juga termasuk dalam tipe nya, aku pernah membaca sebuah artikel jika tuan Maximilliam menyukai wanita lembut seperti mu. " Ucap asisten Tiffany, sekaligus memuji Tiffany tentu nya.

Tiffany menutup wajah nya dengan sebelah tangan nya, " Kau bisa saja. " Ucap nya malu-malu.

Sedangkan Maximilliam, pria itu berjalan dengan langkah pasti ke ruangan sang adik. Tanpa mengetuk pintu, pria itu langsung masuk ke dalam ruangan Janet.

Janet yang tengah memeriksa beberapa berkas langsung terkejut saat melihat sang kakak yang ternyata sudah duduk di depan nya, wanita itu tidak menyadari kapan Maximilliam masuk ke dalam ruangan nya.

"Sejak kapan kau disini? " Tanya wanita itu pada sang kakak.

"Dimana Rain? " Bukan nya menjawab pertanyaan sang adik, Maximilliam malah menanyakan keberadaan Angello pada Janet.

Janet mengerutkan dahi nya, ada urusan apa kakak nya dengan Rain? Bukan kah setelah perceraian mereka saat itu, sang kakak tak ingin lagi mengetahui tentang wanita itu.

"Dia sudah pergi, " Jawab Janet, wanita itu tak menanyakan alasan nya pada Maximilliam. Karena dia yakin pria itu tak akan menjawab nya meski dia memaksa.

"Bukan kah dia harus menandatangani kontrak kerja... "

Ucapan Maximilliam terhenti saat Janet menyodorkan berkas kontrak kerja milik Angello. Pria itu menarik berkas tersebut dan membacanya.

"Kau tidak menyertakan berapa tahun dia akan bekerja menjadi model MK entertainment? " Tanya Maximilliam saat dia menyadari jika poin tersebut tak di tulis dengan rinci.

Janet menggeleng, Maximilliam menatap sang adik dengan mata me-mincing. " Dia akan bekerja seumur hidup dengan MK entertainment," Katanya dengan bangga.

"Apakah Rain menyetujui nya begitu saja? " Tanya Maximilliam yang sedikit merasa janggal.

Janet mengangguk. " Rain langsung menandatangani nya tanpa bertanya apapun. "

Maximilliam semakin yakin dengan kecurigaan nya, Rain adalah orang yang paling rewel soal pekerjaan. Apalagi dengan hal-hal yang bisa di sebut merugikan nya, wanita itu akan menolak mentah-mentah meski hanya ada kesalahan kecil dalam kontrak tersebut.

"Kau merasa ada yang berbeda dari Rain? " Tanya Maximilliam yang membuat Janet memasang wajah bingung.

"Tidak ada, tapi aku rasa dia sudah semakin berani. bahkan dia sekarang berani melawan mu dan meminta perceraian, bukan kah itu sesuatu pencapaian terbesar nya? " Janet terkekeh saat melihat wajah datar sang kakak.

Yang ada, Janet sekarang yang merasa heran dengan sikap kakak nya. Pria itu terus saja menanyakan Rain pada saat dia memberi tahu pria itu, jika Rain akan kembali bekerja menjadi model di agensi milik nya.

"Apa kau mulai merasa kehilangan setelah bercerai dengan Rain, Kakak? " Ledek Janet.

Maximilliam ingin membalas ucapan Janet, namun ketukan di pintu menghentikan nya.

Tok...

Tok...

Janet menatap sang kakak, sedangkan Maximilliam menggerikan bahu nya dan pindah tempat duduk ke sofa yang berada di ruangan sang adik.

"Masuk." Pinta Janet pada orang di luar sana.

Seorang wanita masuk dengan tatapan mengedar kemana-mana seolah tengah mencari sesuatu. Janet menyipitkan mata nya saat melihat kelakuan kurang sopan wanita itu.

"Ada apa Tiffany? Masuk lah. " Tegur Janet pada akhir nya.

Tiffany sedikit tersentak, dia juga merasa malu dengan apa yang dia lakukan barusan. "Maap saya nona Janet. "