Di Khianati Suami Kere Di Nikahi Konglomerat

Amira menarik napas berat,belum apa-apa suaminya sudah meminta uang kepadanya padahal niatnya merantau untuk mencari modal kelak dia bisa buka usaha sendiri dan bebas dari mertuanya yang selalu ikut campur dan merendahkan harga dirinya.

📞 Sayang kamu masih disana kan?

Dimas memanggil Amira,dia mengira Amira sudah memutuskan sambungan teleponnya karena dia minta uang.

📞 Sudahlah kalau memang tidak ada mas tidak memaksa kamu kok,aku butuh uang karena untuk biaya berobat gaji bulan ini sudah di minta ibu dan juga kakak aku pusing bulan ini.

Dimas lagi-lagi berbohong hannya untuk mendapatkan uang dari istrinya yang sedang banting tulang mencari nafkah di rantau orang.

📞 Mas aku belum menerima gaji,tiga hari lagi baru menerima gaji nanti aku kirim ya,tapi jangan sering-sering mas gaji ku cuma lima juta dan kamu tau aku ingin mengumpulkan uang untuk modal usaha.

Amira memberi penjelasan panjang lebar berharap suaminya mengerti keadaanya,dia tidak pernah berpikir menceritakan gajinya akan membuat suaminya ketagihan meminta uang kepadanya.

📞 Iya sayang terima kasih banyak ya mas kangen banget sama kamu.Udah dulu ya sayang mas mau tidur besok aku kerja.

Dimas menyudahi panggilannya dia tersenyum bahagia,akhirnya sekarang dia punya uang tambahan untuk biaya kehidupannya.

"Besar juga gajinya di Jakarta,baguslah setidaknya ada yang membantuku mencari uang." Ucapnya dalam hati lalu menarik selimut dan mulai tidur.

Amira menatap bintang di langit,walaupun malam sudah mulai larut matanya sangat sulit untuk tidur ada rasa sedih di hatinya sudah hampir sebulan di Jakarta suaminya baru menghubunginya dan itupun mungkin karena ada kemauannya.

Dan tanpa disadari Amira ternyata Adam sudah mendengar semua obrolannya dengan suaminya,Adam menghela napas panjang lalu dia meninggalkan tempat itu tidak ingin Amira melihatnya.

Keesokan harinya seperti biasa Amira sibuk mengurus nyonya majikannya,dari memandikan memberi makan dan juga obat semua dia lakukan dengan sangat telaten dan penuh perhatian tidak heran sebulan bersamanya banyak perubahan nyonya majikannya.

Pagi ini semua pelayan sudah berkumpul dimeja makan mengelilingi Adam yang ingin melakukan sarapan.

"Dimana mama,apa dia sudah makan?"

"Sudah tuan Amira sudah memberikan dia makan,sekarang dia sedang di belakang berjemur." Jawab Dahlia dengan senyum di wajahnya dia selalu berpura-pura manis di hadapan Adam berharap hari ini Adam pergi lagi untuk waktu yang lama.

Adam seorang pria sukses,lima tahun yang lalu dia menikah dengan seorang wanita yang sangat cantik dan sangat dia puja melebihi apa pun.Pada saat itu bisnisnya sedang mengalami masalah besar dia ditipu kliennya dan membuatnya hampir bangkrut.

Disaat keterpurukannya itu dia tidak mengira kalau wanita yang dia cintai malah tega membawa lari semua uangnya yang hampir seratus miliar hingga membuatnya benar-benar jatuh semua aset dan dan perusahanya hampir di ambil oleh bank.Di saat itu mamanya membantunya dengan memberikan semua harta yang dia miliki hingga bisa kembali membuat Adam kembali jaya seperti sekarang ini.

Sejak saat itu Adam memutuskan tidak akan menikah lagi dengan wanita mana pun dan dia tidak pernah memberikan kepercayaan kepada siapa pun,dia menjadi pria yang dingin dan kejam kepada setiap orang bahkan dia sangat gampang emosi untuk sebuah kesalahan kecil.

" Semua lanjut bekerja." Ucap Dahlia saat Adam sudah meninggalkan rumahnya mereka semua akan menghela napas lega jika Adam sudah keluar dari rumah.

Semua pelayan kembali mengambil pekerjaan masing-masing,semetara dahlia duduk di sopa sambil menunggui Amira kembali membawa nyonya Elisabet.

"Aku harus mengajarinya disiplin di rumah ini,jangan sampai orang baru membawa malapetaka untukku." Ucapnya dalam hati.

Tidak lama Amira masuk membawa nyoya elisabet,dia mendorong kursi roda menuju kamar mereka.

"Amira jika nyonya sudah bangun,kamu menemui di ruangan ini,aku menunggumu."

"Baik bunda." Jawab Amira tanpa berhenti mendorong kursi roda milik majikannya.

Amira yang kurang suka dengan sikap Dahlia merasa enggan untuk menemui wanita itu,tapi sebagai seorang junior di rumah mewah itu dia harus menurut dari pada ada masalah nantinya padahal dia sudah sangat nyaman bekerja di sana.

"Bunda ada apa?" Amira duduk di hadapan Dahlia yang sedang duduk di sopa,dia berlagak seperti nyonya duduk dengan kaki dia atas sopa sambil bersandar di pinggiran sopa di tambah cemilan dan juga teh diatas meja.

"Mungkin seperti inilah gaya pembantu jaman sekarang,dia juga pembantu tapi gayanya seperti nyonya besar." Ucapnya dalam hati,tapi dia tidak berani melawan.

"Amira.....Kalau kamu ingin betah bekerja dirumah ini jangan coba-coba cari perhatian dengan tuan Adam,kamu harus bekerja layaknya sebagai pengasuh jangan menjilat apalagi cari muka." Ucap Dahlia dengan sinis.Amira cukup kaget mendengar ucapan Dahlia.

"Maksudnya bunda,aku tidak pernah cari perhatian,lagian untuk apa aku cari perhatian dengan tuan Adam memangnya aku siapa makanya aku cari perhatian?" Jawab Amira dia mengerutkan keningnya merasa aneh dengan kata-kata Dahlia.

"Sudah kamu hannya tinggal menuruti semua kata-kataku,jangan pura-pura polos." Ucap Dahlia kembali wajahnya terlihat tidak senang dengan Amira yang bingung.

Amira meninggakan Dahlia di ruang tamu,dia bisa istrahat karena majikannya masih tidur dengan nyenyak.Amira memandangi wajah majikannya,dia sangat bersyukur bisa mengurus wanita tua tua itu,tidak banyak tingkah dan selalu tersenyum dengan tulus saat dia selesai mengurusnya.

*****

Dimas baru saja keluar dari tempat kerjanya,dia buru-buru masuk kedalam mobilnya dan berangkat menuju butik milik pacarnya.Seminggu setelah Amira pergi Dimas resmi pacaran dengan Safira hubungan mereka berjalan dengan baik karena safira sangat memanjakannya dan juga perhatian dengannya.

"Safira bagaimana hubungan mu dengan anak tante baik-baik saja bukan,apa kalian sudah resmi pacaran? Tanya Maya,setelah Dimas dan Safira dekat dia sudah jarang datang ke butik karena dia ingin membiarkan mereka bebas dulu.

"Ya..Begitulah tante..."

"Hmm...Safira baju yang disana bagus juga ya!!" Maya menunjukkan baju yang ada di patung,padahal baju itu memang cukup mahal tapi karena masih tahap pendekatan Safira harus mengambil hati calon mertuanya.

"Hmm...Kalau tante suka ambil saja."

"Benarkah!! wah baik sekali kamu,begini ni calon menantu yang baik mengerti kebutuhan calon mertuanya makasih banyak yang sayang." Jawab Maya dengan wajah yang sangat gembira karena mengira Safira wanita yang gampang di bohongi.

"Sama-sama Tante semoga Tante senang." Ucap Safira dengan wajah pura-pura ikhlas padahal dia sangat kesal karena harga baju itu cukup tinggi dan hari ini dia rugi karena itu.

"Dasar wanita matre kamu pikir kamu akan bebas menikmati isi toko ku tunggu tanggal mainnya." Ucapnya dalam hati.

💗💗💗bersambung 💗💗💗