"Aku tidak suka perempuan pembangkang "
"Kalau kau tidak suka perempuan pembangkang seperti ku maka lepaskan aku sialan, aku pun tidak mau ada di sini aku tidak mau bersama kalian apalagi aku tidak mau menjadi istri kedua ataupun pembuat anak untuk kalian berdua, lepaskan aku, aku pun tak sudi tinggal di sini"
"Bermimpilah karena semua itu tidak akan pernah terjadi kau sudah aku beli maka seluruh hidupmu ada di tanganku kau mati ataupun hidup ada di tanganku, jika aku belum mengizinkanmu untuk mati maka kau tidak akan pernah mati"
"Persetanan denganmu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Berhasil juga
Adi langsung turun kebawah dan menatap Zack yang masih memberikan berkas berkahnya ” apakah kau sudah berhasil menculik Alvaro dan juga Sani"
"Sudah tuan"
"Baiklah sekarang kita akan melakukan sebuah pertunjukan yang sangat menyenangkan kau siapkan semuanya dan ikat mereka berdua lalu siapkan dua orang anak buah dan juga pistol untuk mengancam Bella kita lihat apakah dia akan luluh atau dia akan membiarkan mantan pacarnya dan temannya itu mati, ayo cepatlah segera laksanakan "
"Baik Tuan saya akan laksanakan semuanya"
Zack langsung pergi dan Adi juga masuk ke dalam ruangannya dia melihat istrinya yang masih menunduk Adi berjongkok dan memegang tangan istrinya "apakah kau siap untuk semuanya sayang jika kau memang tidak mau aku menikah lagi aku tidak akan pernah menikah lagi, aku akan berbicara semuanya pada ayah "
Ziva langsung menatap suaminya dan langsung menggelengkan kepalanya "tidak jangan, ayah pasti akan menghancurkan rumah tangga kita "
Adi hanya diam saja dan makin mempererat pegangannya pada tangan Ziva "lalu apakah kau akan siap dengan semua konsekuensinya "
"Ya aku siap, tapi kau jangan pernah jatuh cinta pada Bella ingat itu "
"Aku tak janji "
"Kenapa begitu "
"Kau lihat Bella "
"Ya aku tahu sudahlah memang semua Laki laki sama saja"
"Jangan samakan aku dengan laki laki lain, aku sudah setia padamu tapi kau malah menyuruhku untuk menikah lagi, sudahlah terserah kau saja intinya kau siap dan kau juga harus siap dengan semua konsekuensinya, besok pernikahan akan diadakan dan kau harus menemani Bella"
"Kenapa harus aku "
"Kau pintar merias, jadi kau yang mengurus semuanya, kau kan yang ingin aku menikah dengan Bella, maka kau pun harus ikut andil"
Adi bangkit lalu pergi lagi, dia akan pergi ke kamar Bella dan memberikan sebuah kejutan yang begitu menyenangkan.
Adi dengan sekali dobrak langsung membuka pintu itu, Adi melihat Bella yang sedang duduk, dengan cepat Adi menarik tangan Bella dengan begitu kasar.
"Lepaskan ini sakit sekali, "
Namun Adi tak sama sekali mengendurkan pegangannya, Bella digusur dengan begitu kasar, bahkan saat Bella terjatuh Adi terus saja menggusur Bella , sampai mereka sampai ditempat Alvaro dan juga Sani, yang sedang diikat dan kedua bola matanya ditutup.
Dengan keras Bella menghentakkan tangan Adi dan melihat Alvaro dan juga Sani, namun terhalang kaca tebal, "Alvaro Alvaro " teriak Bella namun sama sekali tak membuat Alvaro mendengarkan ucapannya.
"Lihat aku Bella " ucap Adi sambil menarik tangan Bella.
Sampai sampai Bella tersungkur dan " tolong jangan apa apakan Alvaro, kenapa kau membawa Alvaro dan juga Sani, mereka tak tau apa apa, kenapa kau melibatkan mereka berdua ada apa dengan dirimu ini, dasar kau laki laki gila biadab "
"Jaga bicaramu, tandatangani surat ini " sambil melemparnya ke wajah Bella "setelah itu aku akan melepaskan kedua orang itu, kalau tidak aku akan menembak mereka berdua bagaimana "
Bella kembali melihat kearah Alvaro dan juga Sani lalu kembali menatap Adi, Bella menundukan kepalanya melihat surat itu.
'Ya Tuhan jika ini jalan yang kau berikan padamu, makan aku akan siap tapi tolong lindungi orang orang yang aku sayangi, tolong jaga mereka '
"Bagaimana Bella "
Tanpa menjawab Bella menggambil pulpen dan segera menandatanganinya "puas kau, lepaskan mereka dan jangan sampai kau menyakiti mereka berdua "
"Baik sayang " sambil mengusap pipi Bella.
Namun Bella langsung menepis tangan itu dan berdiri dengan lunglai, dia langsung saja berjalan kearah kamarnya dengan air matanya yang mengalir tanpa diminta.
Hidupnya mulai hari ini akan hancur namun semua ini dirinya lakukan untuk Alvaro dan juga Sani, jangan sampai mereka terlibat dalam masalah ini, semua ini gara gara orang yang menjualnya, sebenarnya siapa yang menjual dirinya ini, saat Bella akan naik kelantai atas tangannya dipegang.
Bella berhenti dan akan mendengarkan apa yang akan orang itu katakan " kau tenang saja kau akan bebas setelah melahirkan anak kami, kami tidak akan mengekang mu lagi, kami akan memberikan uang untuk mu nanti dan semacamnya, kami tidak akan mungkin membuang mu tanpa pegangan sedikit pun "
"Aku tidak peduli mau kau nanti memberiku uang ataupun tidak, tapi mulai hari ini kehidupanku hancur gara-gara dirimu dan juga suamimu,obsesi kalian untuk mempunyai anak membuatku terlibat dalam rumah tangga kalian yang memang sudah sangat membingungkan, kenapa harus aku kenapa, kenapa tidak orang lain saja "sambil menatap Ziva dengan air mata yang main deras.
"Adi yang memilihmu aku sudah memberikan dia pilihan untuk tidak menikah denganmu, tapi dia memilihmu kami bukan terobsesi kami harus mempunyai anak. Aku sudah buntu dan tak tau harus melakukan apa kau tidak tahu masalahku, masalahku begitu berat "
"Kenapa kau harus membawaku dalam masalahmu itu, aku tidak tahu menahu tentang masalahmu itu lalu kenapa aku yang harus menyelesaikan semuanya, kenapa begitu aku hanyalah orang asing di kehidupan kalian berdua"
"Suatu saat kau akan tahu apa masalahku, aku minta kau jangan pernah jatuh cinta pada suamiku karena pernikahan kalian akan selesai sampai kau melahirkan"
"Tenang saja aku tidak akan pernah mungkin mencintai laki-laki yang sudah menculikku dan mengancamku dengan berbagai hal yang menjijikan, kau bisa tenang aku bukanlah perempuan murahan yang tiba-tiba saja jatuh cinta pada suami orang lain, aku pun tidak mau ada dalam posisi ini,aku tidak sudi tapi demi menyelamatkan teman-temanku aku rela"
Bella melepaskan pegangan tangan Ziva dan kembali berjalan ke arah kamarnya, pintunya sudah rusak namun Bea tidak menghiraukannya dia terus saja masuk dan sekarang tujuannya adalah masuk ke kamar mandi, setelah menyalakan semua shower Bella terduduk dan menangis sejadi-jadinya dia bisa berteriak melampiaskan semua kekesalannya.
"Kenapa selama hidupku aku tak pernah bahagia, kenapa kebahagiaanku selalu saja sebentar saat itu karena Serena sekarang aku diculik lalu apakah kehidupan ini akan baik dan akan menguntungkanku, nyatanya tidak aku hanya dijadikan seseorang perempuan pembuat anak saja tidak lebih dari itu, aku ingin menikah dengan orang yang benar-benar aku cintai dan aku ingin mempunyai anak dengan laki-laki yang aku cintai bukan seperti ini Tuhan, kenapa kau memberikan ujian yang begitu berat untukku "
Bella memukul dadanya yang begitu sakit, dadanya sakit sekali sampai-sampai tangisnya sampai sesegukan dia tak menyangka akhirnya akan seperti ini, kenapa laki laki itu tau tentang Alvaro dan juga Sani, kenapa laki laki itu dengan cepat menemukan mereka berdua, kalau saja mereka tak ketemu mungkin dirinya masih bisa menolak semuanya, namun semuanya sudah tak bisa.