Seorang gadis sederhana berusia 19 Tahun merupakan anak dari seorang petani yang menjadi mahasiswi kedokteran dan sudah menempuh semester 3. Mengejar cita-cita menjadi seorang Dokter, untuk menggapai cita-cita dengan membiayai pendidikannya ia harus bekerja di sela-sela kuliahnya. Namun, ada suatu hal yang sebenarnya ia sembunyikan dari semua orang!
Keinginannya menjadi seorang Dokter sirna ditelan ombak terjang oleh sebuah keterbelengguan dengan seorang pria. Yang di mana keluarga pihak pria datang meminta ia menikah dengan putranya dan sebelum hal itu terjadi ia sempat menolak.
Namun, Takdir tetap membawanya dalam perangkap itu sehingga harus menggugurkan cita-citanya yang tidak bisa dilanjutkan.
Dia terus terbelenggu dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai CEO di perusahaan tempatnya bekerja yang memiliki penyakit aneh disembunyikan dari semua orang!
Dia menjadi salah satu seorang wanita di dunia ini yang tidak membuat seorang Tuan tidak bereaksi pada penyakitnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnrfitri_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Sandiwara Makanan
Arya duduk di sofa sambil memperhatikan satu persatu makanan yang di sajikan Dini di meja.
Asisten Damar pun terdapat di sana menemani Tuannya.
Makanan:
Ayam Teriyaki
Ayam Woku
Ayam Fillet Kecap Lada Hitam
Ayam Kung Pao
Korean Fire Chicken (Chijeu-Buldak)
Minuman:
Jus Pisang Smoothies
Korean Stawberry Milk
Banyak sekali makanan serta 2 Minuman yang di sajikan, sampai satu meja tersebut penuh dengan masakan yang dini buat. Arya sampai tercengang melihat semua masakan tersebut, ia tak menyangka jika Dini akan membuat dan menyajikan makanan tersebut dalam waktu tak lama. Aroma yang wangi memenuhi ruangan Arya dan terlihat enak.
Belum sampai mencobanya, Arya sudah menelan ludahnya, dan perut Arya sudah berbunyi ia merasa lapar melihat semua makanan tersebut.
"Kau yang memasak semua makanan ini?" Tanya Arya dengan nada tak menyangka dan mata yang mengintimidasi
"Iya, Presdir. Saya harap anda menyukai makanan yang saya sajikan." Jawab Dini dengan berdiri sambil memegang nampan, menghadap presdirnya
"Sebanyak ini?? tapi aku memintamu untuk membuatkan dua makanan saja. Dalam waktu 45 menit, Itu mustahil untukmu membuat makanan sebanyak ini." Cerca Arya
"Iya, Presdir. Ini semua inisiatif saya, saya sedikit mencari referensi dari situs internet mengenai masakan, dan muncul banyak sekali olahan. Dengan melihatnya saja saya merasa semua terlihat enak, sehingga saya memilih beberapa resep dan jadilah semua masakan ini untuk di sajikan pada anda. Saya juga senang bereksperimen, Jadi saya sanggup membuat makanan ini." Jelas Dini pada Arya
"Kau pikir aku peduli mendengarkan apa yang kau sukai dengan bereksperimen mu itu." Hardik Arya lagi
Dini pun memudarkan senyumannya.
"Banyak sekali makanan yang anda buat, Nona Dini. Saya yakin dengan melihatnya saja rasanya terlihat sangat lezat, bagaimana jika memakannya." Ucap Damar memuji
"Saya tidak begitu yakin dengan rasanya. Tapi saya ucapkan terima kasih atas pujian anda. Jika anda ingin mencoba, silakan coba saja." Ucap Dini
Arya langsung menatap dingin ke arah Damar yang membuat Damar terintimidasi, dan membuat nyali nya ciut melihat Tuannya yang menatap tajam ke arahnya. Itu artinya dia tidak boleh memakan itu!
"Ah, tidak perlu, Nona Dini. Anda membuatkan semua masakan ini khusus untuk Tuan, mana mungkin saya mencoba mencicipinya." Ujar Damar sedikit tertekan
"Ya, Baiklah." Jawab Dini memahami, bagaimana sifat Arya
"Baiklah, akan ku coba." Ucap Arya sambil mengambil Korean Fire Chicken, lalu mencoba memakannya
Tangannya yang memegang sumpit, menelusuri dan menelisik masakan itu di lidahnya, ia mempertimbangkan makanan itu terlebih dahulu. Setelah itu, ia melajukan tangannya yang terdapat sumpit dengan sudah terdapat makanan, masuk ke dalam mulutnya.
ia mengunyahnya dengan begitu meresapi setiap rasa yang dirasakan.
Baru saja suapan pertama, Arya sudah merasakan rasa yang begitu lezat. Ayam yang empuk, rasa pedas, dan keju yang meleleh menyatu dalam mulut. Walaupun ia sering merasakannya di restoran Korea, pada saat mengharuskannya untuk mendatangi klien di Korea. Rasanya begitu berbeda, lebih lezat yang di masakan Dini. Membuatnya terheran-heran saat mengunyahnya.
"Bagaimana, Tuan? Rasanya sangat lezat bukan?" Tanya Damar yang sedari tidak sabar mendengar Arya mengatakan sesuatu
Bukan Arya namanya jika tak gengsi memuji orang.
"🤮 Masakan apa ini, Rasanya tidak enak sama sekali. Pedas, dan bumbu yang tidak karuan, sampai aku bingung bagaimana letak rasanya." Ucap Arya mencela sambil memuntahkan sedikit makanan yang tersisa
"Apa benar rasanya seperti itu?" Tanya Asisten Damar
Dini hanya menatap sendu saat melihat Arya sedikit memuntahkan makanannya, ia pun beranggapan sama. Dia bertanya bagaimana rasanya, karena ia sendiri sama sekali tidak mencicipinya saat memasak.
"Dan ini!!!" Arya mengambil minuman Jus pisang smoothies, sekali lagi Arya menelannya sedikit, dan merasa tercengang dengan rasanya yang sama lezat dan segar di tenggorokan. Namun, ia berpura-pura tidak begitu menikmati dengan sedikit memuntahkannya kembali.
Terus saja Arya melakukan semua itu sampai semua masakan sudah ia rasakan bagaimana rasanya, yang semuanya sama-sama lezat. Tapi Arya enggan mengatakan dengan jujur, sehingga membuat Dini tertekan dan sedih.
Arya berdiri untuk mengambil tissue, dan mengelap mulutnya.
"Dari tadi aku membuang-buang waktuku hanya menunggu makanan buatan mu. Setelah datang, rasa sebuah makanan yang tidak begitu menjamin saat dirasakan. Kau membuatku tidak makan siang hari ini. Jika kau tidak bisa memasak, kau hanya tinggal mengatakan bahwa kau tidak bisa memasak. Namun, kau dengan antusiasnya mengatakan bahwa kau bisa masak, kau setuju dengan permintaan ku. Apa ini yang dikatakan bisa memasak?" Gertak Arya malah marah angin kosong, semata-mata senang dan gengsi jika memuji orang. Meyakinkan dan menyudutkan lawannya supaya tertekan, itulah Arya. Aapalagi dihadapannya adalah Dini, wanita yang tidak disukainya, dan selalu ingin mengusiknya
"Maafkan saya, Presdir." Jawab Dini singkat karena tidak ingin berdebat
"Presdir, izinkan saya mencoba masakannya. Apakah benar makanan yang terlihat enak, begitu tidak enak rasanya. Mungkin lidah anda yang salah!" Ucap Damar
"Jadi, kau tidak percaya padaku?" Ucap Arya mengintimidasi kembali
"Tidak, bukan begitu Presdir." Jawab Damar ciut
"Sudahlah, silakan kau kembali bekerja mengerjakan yang lain. Mengerjakan dirimu disini, adalah kesalahan terbesar yang pernah aku lakukan semasa hidupku." Ucap Arya
"Saya benar-benar meminta maaf, Presdir. Saya berjanji akan berusaha untuk belajar memasak yang lebih baik lagi."
"Kau tidak perlu belajar, kau hanya perlu mengasah kemampuanmu. Masakanmu begitu lezat, berhasil menggugah selera makan ku setelah sekian lamanya." Bicara dalam hati
Arya pun kembali menstabilkan dirinya untuk bersikap biasa saja.
"Kau bisa pergi, aku tidak butuh ucapan maaf darimu." Kata Arya
Dini melangkahkan kakinya ke arah meja untuk membawa semua kembali makanannya.
"Kemana kau akan pergi?" Pekik Arya
"Saya ingin membawa semua makanannya kembali untuk di buang ke tempat sampah, Presdir." Jawab Dini menghentikan langkahnya
"Tidak perlu, biarkan Damar yang membuangnya."
"Tapi..." Terpotong
"Tidak perlu tapi-tapi. Kau bisa keluar sekarang, pintu keluar ada di sana." Sambil menunjukkan semua jarinya ke arah pintu
Dini menuruti perintah Arya, dengan melangkah pergi keluar tanpa membawa makanannya. Dia membuka pintu, lalu keluar, dan menutup pintu kembali. Dengan kekecewaan yang besar, makanan itu gagal di buatnya.
Damar sudah memegang kantong plastik, dan akan segera memasukkan makanan tersebut ke dalamnya untuk dibuang.
"Apa yang sedang kau lakukan dengan itu?" tanya Arya
"Sesuai perintah anda, Presdir. Saya akan membuangnya." Jawab Damar dengan Tenang
"Jangannn...!!! (Gertak Arya sambil menggebrak meja) Jangan sentuh makanan itu, dan jangan membuangnya." Ujar Arya membuat Damar terkejut saat menggebrak meja begitu keras
"Ta-tapi, Presdir. Anda meminta saya untuk membuang makanan ini, anda sendiri yang mengatakan jika makanannya tidak enak. lalu akan anda bagaimana kan makanan ini?"
"kau sudah lama bekerja dengan ku bertahun-tahun, dan merupakan sahabatku dari sejak kecil. Tapi kau masih belum memahami sahabatmu ini. Bungkus saja makanan itu! Aku akan membawanya pulang."
"Apa, Presdir. Apa saya tidak salah dengar, coba katakan sekali lagi. Anda meminta agar makanan ini dibungkus!" Spontan Damar terkejut
"Jangan keras-keras, nanti dia bisa dengar." Ucap Arya sedikit memelankan suaranya
"Ahh,,, Saya baru menyadarinya sekarang.jadi, anda berpura-pura dihadapan nona Dini mengatakan bahwa makanan nya tidak enak, padahal rasanya sangat enak 🤭." Ucap Damar sambil menggoda Tuannya
"Iya, Puas kau! Cepat bungkus makanan itu, dan jangan bertela-tele." Ucap Arya terus terang yang membuat Damar semakin tersenyum-senyum melihat tuannya
"Baiklah, sebelum membungkus makanan yang berhasil membuat tuanku ini tersipu malu. Biarkan aku mencicipinya terlebih dahulu, seperti apa rasanya." Ucap Damar menjulurkan tangannya ke bawah untuk mengambil sedikit dari salah satu makanan dan mencobanya
Dengan sigap Arya menepis tangan Damar. Ia tidak membiarkan orang lain, ataupun sahabatnya sendiri yang dijadikan Asistennya menyentuh apa yang sudah menjadi miliknya
"Jangan coba-coba membangunkan singa yang sedang tidur dalam tubuhku. Jika kau sampai menyentuh makananku ini, tidak segan aku akan menerkam dirimu." Ucap Arya kesal
"Iya,,,iya,,,baiklah Tuanku, yang pintar bersandiwara." Ucap Damar sambil tergelak menertawai tuannya
Ingin rasanya Arya membaku hantam Damar. Namun, ia berusaha menahan emosinya yang sebenarnya sudah memuncak.
Damar segera menuruti perintah tuannya, dengan membungkus semua makanan dan minuman itu ke dalam beberapa Tupperware yang pastinya harganya mahal dan bukan Tupperware biasa.
POV Dini~
"Tak biasanya aku membuat orang lain kecewa dengan makanan yang kali ini dibuat olehku. Aku merasa gagal menjadi wanita, karena seharusnya seorang wanita tidak merasa ada masalah jika memasak. Bagi wanita memasak adalah hal sepele." Ucap dini mengungkapkan kekecewaan pada dirinya
"Entah apa yang dilakukan, Presdir dengan masakan itu. Mungkin dia sudah membuang makanan itu sama seperti makanan yang ia pesan namun dibuang olehnya karena keterlambatan diriku." Ucap Dini semasa perjalanannya kembali menuju dapur
rambut boleh sama hitam tp hati org tidak ada yg tau bkn
bergaul boleh seperlunya saja