Secawan Anggur di Padang Gersang

"Jadi Papi setuju jika Lea di jodohkan dengan Mario?" Ranny hampir tidak percaya.

"Menurut Papi, itu lebih baik biar Lea tidak keluyuran dan terus berulah dengan dua temannya itu. Dengan menikah Lea tidak lagi menjadi gadis nakal"

"Pi, tapi bunda tidak yakin Lea akan bahagia bila menikah nanti" ujar bunda ragu.

"Kenap kamu ragu sayang?" Val malah mengecup bibir istrinya.

"Karena mereka tidak saling mencintai"

"Jangan kuatir Papi yakin Mario bisa menjaga Lea dengan baik"

Dunia seakan runtuh bagi Kiki, candaannya dengan ibunya Mario benar benar menjadi kenyataan.

Keluarga itu datang melamarnya, bahkan kedua orang tuanya menyambung baik lamaran itu.

Sementara Lea sendiri tidak mengenal siapa Mario sebernya.

Lelaki itu bahkan saat ini sedang ke luar negeri melakukan perjalanan bisnisnya.

Dalam sebulan dia baru akan kembali lalu mereka akan di pertemukan dan melangsungkan pernikahan nya.

Lea terpaksa tidak bisa menolak apa yang sudah di tetapkan oleh orang tua nya.

Menjalani kesehariannya seakan hilang ke ceriaannya,malas malasan Lea menempuh masa kuliah baginya percuma jika punya gelar kalau akhirnya dia akan menjadi ibu rumah tangga.

Lea kini mendapat pengawasan yang super ketat.

Menurut orang tuanya Mario merupakan lelaki yang baik mapan dan juga tak kalah tampan nya.

Lea merasa seperti burung di dalam sangkar, mimpi bahagianya harus bersama seorang pria yang bernama Mario.

My LeGaCy kini seakan sunyi, meskipun demikian Lea selalu di hibur oleh dua sahabatnya itu.

"Jangan katakan apapun pada kedua temannya Badai itu" pesan Lea pada Gabby dan Cynthia.

"Seperti apakah lelaki pilihan orang tua mu Cen?" tanya Gabby penasaran.

"Mana ku tau Ganjen! aku saja belum pernah bertemu dengan nya! Laki laki itu sedang ke luar negeri,mengurus bisnisnya di sana,aku berharap semoga dia tidak akan pernah kembali" kata Lea.

"Apakah kamu tidak bisa menolaknya Cen?" usul Cynthia.

"Mana mungkin aku melawan kedua orang tua ku, Ganjen! senakal apa pun aku, aku akan tetap tunduk taat kepada orang tua ku! biarkan ku jalani ini semua, mungkin ini takdir hidup ku" kata Lea pasrah.

Lea yang terkenal bandel,nakal dan manja Serta bar bar itu,tetap akan menerima apa yang sudah menjadi keputusan orang tua nya.

Hari hari kelam yang kini Lea lalui meskipun demikian Gabby dan Cynthia selalu memberikan semangat untuk nya.

Malam ini Lea mengajak kedua sahabatnya itu ke pantai, mereka bertiga menikmati purnama yang indah dengan tiduran di pasir pantai.

"Aku tidak yakin akan bisa menjalani semua ini" sesal Lea sendu.

Terbayang saat Lea melihat Gerald yang berciuman dengan Jenny di kantor nya. entah mengapa Lea merasa seakan hati terasa sakit.

Saat di mana Gerald yang selalu meminta dirinya menjadi pacar pura pura nya.

Sesungguhnya Lea melakukan semua itu dengan sepenuh hati, tapi rasa itu pupus setelah Gerald mempermalukan dirinya.

Di tambah lagi kenyataan yang dia lihat membuat dirinya ingin melupakan sekilas kenangannya tentang pacar pura pura.

Lea menerima lamaran itu agar bisa melupakan rasa yang entah apa namanya. Cemburu? Gerald bukan siapa siapanya.

Marah untuk apa?..... melihat Gerald berciuman dengan Jeny? itu hak nya bukan urusan Lea.

Lea mengambil segenggam pasir lalu melepaskan perlahan hingga pasar itu habis dari genggaman nya.

Itulah gambaran perasaannya, entah kenapa semua rasa itu hadir di saat dirinya menerima perjodohan itu.

Sementara Gabby dan Cynthia menatap rembulan yang indah bergantung di atas sana, menerawang jauh dalam ilusi.

*

*

*

Di belahan bumi yang lain Gerald tidak sendirian ada Jenny bersamanya.

Jenny yang merengek ingin ikut dengan Gerald untuk jalan jalan ke luar negeri, hingga Gerald terpaksa membawa nya.

Jenny boleh ikut dengan catatan selama berada di sana Jenny harus tinggal di hotel.

Tidak boleh mengganggu urusan Gerald selama dia melaksanakan kegiatan nya bersama rekan bisnisnya.

Setelah semua urusan nya selesai barulah dia akan menemui Jenny. wanita itu di beri uang untuk berbelanja sepuas hati.

Tentu saja Jenny merasa senang bisa puas belanja belanja sesuka hatinya.

Gerald sendiri tidak tau kalau kedua orang tuanya sudah melamar seorang gadis belia untuk menjadi istrinya di tanah air.

Rencananya mereka akan membuat kejutan untuk dirinya sepulang dari luar negri.

Setelah semua urusan nya benar benar selesai Gerald menepati janji nya untuk menemui Jenny.

sesampainya di hotel tempat wanita itu berada,jenny tidak ada Gerald mencoba menghubungi nomor nya tapi tidak aktif.

Setelah menunggu hampir satu jam baru lah wanita itu muncul.

Dengan senyum yang menghiasi wajahnya, jenny segera memeluk Gerald.

"Yang aku kangen?" rengeknya.

"Buka pintu nya Jenn,!,kaki ku pegal dari tadi menunggumu" kata Gerald pelan.

Jenny terkekeh lalu membuka pintunya dengan kartu akses.

Kedua nya pun masuk dan Gerald memilih untuk duduk di sofa. sementara Jenny masuk lalu berganti pakaian dengan baju yang kekurangan bahan, hingga menampilkan bentuk tubuhnya yang seksi.

Jenny memang sengaja memakai pakaian seperti itu untuk memancing gairah Gerald.

Lelaki itu pun menelan Saliva nya membasahi kerongkongan nya yang terasa kering.

Apalagi dengan aroma tubuh Jenny yang menggoda imannya.

Jenny yang agresif memulai semuanya memberikan rangsangan agar membangkitkan gairah kelakian Gerald.

Kucing mana yang tidak tergiur dengan ikan yang sudah di hidangkan untuk di santap. begitulah perumpamaan Jenny saat ini.

Mereka yang mulai terbuai dengan kenikmatan surga dunia selangkah lagi akan jatuh ke lembah nista.

Saat akan melakukan penyatuan raga tiba tiba ponsel Gerald berdering nyaring. Membuat Gerald mengumpat kesal.

"Ouuh Sitt" maki Gerald.

Dia dengan kesal mengambil ponselnya, kaget ketika tau Papanya yang menelpon.

"Assalamualaikum Rio?!" suara papanya di sebrang sana.

"Wa,alaikumsalam pa"

Gerald mendapat kabar dari papanya

kalau ibunya masuk rumah sakit.

Bergegas Lelaki itu memakai kembali pakaiannya yang sudah berserakan di lantai.

"Kita balik ke tanah air,ibu ku sakit, sedang rawat di rumah sakit" ujarnya terburu buru.

Rio menelpon asisten nya yang tidak lain Adalah Dandy, menyuruhnya mengutus penerbangan ke tanah air.

Mereka pulang dengan penerbangan jam sebelas malam. mereka baru tiba di tanah air dini hari.

Gerald menyuruh Jenny pulang dengan taksi, sementara Gerald sendiri langsung menuju rumah sakit tempat ibunya di rawat.

Wanita yang mulai berumur itu terbaring dengan selang infus di tangan nya.

Sementara papa Liton tertidur di sisi tempat tidur istri nya.

Gerald yang melihat semua itu hatinya tersentuh melihat wanita yang telah melahirkan dirinya itu kini terbaring sakit.

"Papa???!" Tangan Gerald menyentuh pundak papanya sambil berbisik pelan takut membangunkan ibunya.

Papa Liton perlahan mengangkat kepalanya menatap putra nya.

"Rio? kamu sudah pulang?" tanya papa nya yang terlihat kelelahan.

"Iya,,,pa Rio barusan tiba" Gerald memeluk papaya. , Sebaiknya papa istirahat biar Rio yang jaga Mama" katanya pelan setengah berbisik.

Papanya mengangguk dan melangkah ke tempat tidur di sebelah istri nya berbaring di sana.

Gerald yang tidak lain adalah Mario, lelaki itu ingin bertanya perihal sakit ibunya tapi niat itu dia urungkan, melihat papanya yang tampak kelelahan.

Hati nya merasa iba dan bersalah Mario seakan menyesal, sekian tahun pergi dan jarang pulang menengok orang tua nya.

Entah apa yang terjadi bila tiba-tiba ibunya kenapa napa. Dia pasti akan sangat menyesal.

Mario menatap wajah pucat ibunya yang terbaring sedang tidur. hingga penyesalan menghinggapi hatinya.

Ingin mencium ibunya tapi takut wanita lanjut usia itu akan terbangun.Biarlah ibunya beristirahat.

*

*

*

Paginya Tiara membuka mata nya, melihat Mario yang tertidur di samping tempat tidurnya dan memegang tangan ibunya. Dia tertidur dengan dua lengannya bertumpu pada tempat tidur ibunya, menopang kepalanya.

"Rio,,,Rio,,,?!"

Samar samar Mario mendengar suara ibunya, perlahan dia membuka matanya.

Melihat wajah pucat itu tersenyum padanya.

"Ibu?!" Mario memeluk ibunya dengan segala kerinduan nya.

"Maaf kan Rio Bu!" ujarnya pelan.

"Kamu tidak perlu minta maaf, ibu yang salah hingga membuat mu pergi"

"Jangan ucapkan kalimat itu, aku yang salah" anak dan ibu itu berpelukan haru.

Setelah mendapat perawatan intensif ibunya mulai pulih dan kesehatan nya mulai membaik.

Satu hal yang membuatnya jatuh sakit adalah banyak pikiran.

Hari ini ibunya sudah boleh pulang.Dokter pun menyarankan untuk banyak istirahat dan jangan ada beban pikiran.

*

*

*

Mario kini mulai tinggal di rumah mengingat kondisi ibu nya yang sakit karena memikirkan dirinya.

Mario sudah berjanji untuk membahagiakan orang tua nya di sisa umur mereka.

Mario tidak menolak di jodohkan dengan Milea,dia sendiri sudah Kenal siapa Lea.

Sedangkan Lea sendiri tidak mengenal siapa mario.

Malam ini Mario dengan kedua orangtuanya akan datang untuk melamar Lea.

Sekalian memperkenalkan Mario dengan Lea yang akan menjadi Istrinya.

Sedangkan Lea sendiri merasa deg degan mengingat Malam nanti dia akan bertemu calon suaminya.

Entah seperti apa wajah Laki laki yang bernama Mario itu.

*

*

*

*

Hai Love **❤️❤️❤️ Dukung Lea dong????

Like , komentar jangan lupa beri hadiah ya... juga votenya Love ❤️❤️❤️**