NovelToon NovelToon
Penyesalan Zenaya

Penyesalan Zenaya

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan
Popularitas:459.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kim O

Kehidupan Zenaya berubah menyenangkan saat Reagen, teman satu kelas yang disukainya sejak dulu, tiba-tiba meminta gadis itu untuk menjadi kekasihnya.

Ia pikir, Reagen adalah pria terbaik yang datang mengisi hidupnya. Namun, ternyata tidak demikian.

Bagi Reagen, perasaan Zenaya tak lebih dari seonggok sampah tak berarti. Dia dengan tega mempermainkan hati Zenaya dan menginjak-injak harga dirinya dalam sebuah pertaruhan konyol.

Luka yang diberikan Reagen membuat Zenaya berbalik membencinya. Rasa trauma yang diberikan pria itu membuat Zenaya bersumpah untuk tak pernah lagi membuka hatinya pada seorang pria mana pun.

Lalu, apa jadinya bila Zenaya tiba-tiba dipertemukan kembali dengan Reagen setelah 10 tahun berpisah? Terlebih, sebuah peristiwa pahit membuat dirinya terpaksa harus menerima pinangan pria itu, demi menjaga nama baik keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim O, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : "Aku mencintaimu, Zenaya!"

"Jangan mengada-ada, Nat, orang lain bisa salah paham dengan perkataanmu barusan. Terlebih jika sampai terdengar oleh telinga para wartawan." Sambil bersedekap Bryan memberi Natalie peringatan.

"Tidak masalah kalau mereka mau menggosipkan kami berdua." Natalie mengangkat kedua bahunya cuek.

"Itu bagimu tapi tidak bagi Reagen!" kata Bryan tanpa memperdulikan perasaan Natalie.

Natalie merasa sakit hati. Dia menoleh pada Reagen seolah meminta pembelaan.

Reagen tersenyum simpul. "Aku akan menjelaskan pada Grace nanti."

Bukan pembelaan yang terdengar, Reagen justru enggan membiarkan gosip itu tersebar. Natalie sontak menatap bengis Bryan dan bergegas pergi dari sana. "Aku akan kembali jika sahabatmu itu tidak ada di sini!" ketusnya sembari berlalu.

Bryan menggelengkan-gelengkan kepala akan sikap kekanakan Natalie.

"Jangan terlalu keras padanya, Bro." Reagen menatap sang sahabat.

"Kamu yang terlalu lembek. Jangan hanya lisanmu yang menolak, tapi sikapmu juga harus demikian. Aku yakin Grace pasti akan langsung memberitahu Zenaya soal ini," kata Bryan.

Reagen terdiam. Dia memang menyadari sikapnya pada Natalie yang mungkin banyak membuat orang salah paham. Namun, biar bagaimanapun Reagen tidak bisa terang-terangan menjauhi wanita itu, sebab hanya mereka berdualah yang selalu ada pada masa-masa tersulit Reagen ketika berada di New York. Mereka memang sempat kuliah bersama di sana.

Meski Reagen dan Bryan tengah disibukkan dengan kegiatan masing-masing hingga jarang bertemu, tetapi mereka akan selalu menyempatkan diri berkomunikasi. Maka dari itu, Bryan mengetahui perihal pertemuan Reagen dan Zenaya di rumah sakit tersebut.

...***...

"Ternyata kamu di sini, Zen, tadi aku sempat mencarimu di ruangan dan kantin rumah sakit." Grace duduk di hadapan Zenaya yang tampak fokus menyantap makanannya.

Melihat raut wajah sahabatnya yang sedang kusut, Grace tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. "Kamu kenapa? Apa ada sesuatu yang salah?"

Zenaya menghentikan suapannya lalu menatap Grace datar. "Tadinya aku berniat menghampirimu duluan, tapi ternyata kamu sedang mengunjungi pasien." Katanya mengawali pembicaraan.

"Lalu?" Entah mengapa Grace merasa gelisah sendiri menunggu perkataan Zenaya selanjutnya.

"Kamar VVIP 503. Aku mendengar semua percakapan kalian termasuk apa yang dikatakan Natalie." Zenaya tersenyum simpul. Meski wajahnya tidak menunjukkan raut apapun, tetapi Grace yakin hatinya tengah terluka.

Grace memandang Zenaya khawatir. "Maafkan aku yang sempat ingin mendamaikan kalian berdua. Aku berjanji tidak akan membiarkan pria itu mendekatimu lagi."

Zenaya menganggukkan kepalanya. " Tapi Grace ...," sorot mata gadis itu berubah sendu. Suaranya pun terdengar bergetar. "mengapa rasanya begitu sakit, padahal aku sangat membencinya?"

Grace dengan sigap berpindah tempat dengan duduk di sebelah Zenaya dan memeluknya erat.

Dia sangat mengerti perasaan Zenaya. Bagaimanapun juga, tidak mudah melupakan cinta pertama yang sudah lama terpendam hanya dengan satu kesalahan saja. Jauh di dalam lubuk hati sahabatnya, Grace sangat yakin kalau Zenaya masih memiliki rasa itu.

"Jangan menangis lagi."

...***...

Pagi ini adalah jadwal kepulangan Reagen. Jennia yang dari semalam menemani di rumah sakit, kini sedang sibuk merapikan semua barang-barang putra bungsunya itu. Dia sama sekali enggan menerima bantuan salah satu maid-nya yang ikut datang menjemput. Sejak Noah dan Reagen bayi, Jennia memang tidak pernah membiarkan kedua anaknya diasuh oleh orang lain. Sesibuk apapun dia akan selalu berusaha mengurus keluarganya sendiri.

"Maaf merepotkan, Ma," ucap Reagen ketika melihat sang ibu begitu apik menata semua barang-barang pribadinya ke dalam koper.

"Tak ada yang direpotkan, Sayang." Jennia tersenyum. Wajahnya menatap puas kedua koper Reagen yang sudah rapi.

Dibantu Frans, supir pribadi keluarga mereka, Reagen duduk di kursi roda. Mereka pun segera pergi meninggalkan ruangan.

"Ayahmu bilang akan pulang cepat. Kakakmu juga akan berkunjung ke rumah bersama Krystal dan Bella. Kamu harus melihat bagaimana cantiknya Bella sekarang," kata sang ibu sambil mendorong kursi roda Reagen.

"Aku tak sabar melihatnya." Reagen tersenyum lembut saat membayangkan pertemuannya dengan sang keponakan. Maklum saja, sejak Bella lahir empat tahun lalu Reagen sama sekali belum pernah menemuinya secara langsung. Mereka hanya berkomunikasi lewat video call saja.

Jennia dan Reagen kini sedang menunggu di depan lift. Ketika pintu lift lainnya terbuka Reagen mendapati Zenaya yang tengah sibuk memainkan ponselnya.

Reagen tidak ingin kehilangan kesempatan.

"Ma, ada seseorang yang harus kutemui. Mama tunggu di bawah saja, nanti aku akan menyusul." Reagen membuka suaranya.

"Siapa, Sayang? Mama temani saja ya?" Jennia menatap cemas sang putra.

Reagen menggeleng. "Hanya sebentar, Ma."

Melihat raut wajah Reagen yang tak bisa dibantah, Jennia akhirnya mengalah. Wanita itu pun masuk ke dalam lift meninggalkan sang putra yang langsung menggerakkan kursi rodanya untuk menyusul Zenaya yang kini sudah keluar dari lift dan berjalan menjauh.

"Zenaya!"

Suara yang sangat familiar membuat Zenaya berhenti tepat ketika hendak masuk ke dalam ruang kerjanya.

Zenaya memasang wajah dingin seketika. Gadis itu bersiap meninggalkan Reagen di sana tanpa menoleh sedikitpun.

"Please, jangan menghindarikun!" pinta Reagen sembari mempercepat kursi rodanya.

Tangan kiri Zenaya berhenti pada kenop pintu. Dia terdiam, seolah tidak mendengar apa yang baru saja dikatakan Reagen.

Begitu berhasil sampai di sebelah Zenaya, Reagen memaksakan diri berdiri dengan berpegangan pada dinding.

Reagan juga berhasil meraih tangan Zenaya dan menggenggam lembut telapak tangan wanita itu.

Dada Zenaya sontak bergemuruh, bersamaan dengan rasa panas yang menjalar ke sekujur tubuhnya. Sekuat tenaga dia mencoba untuk tidak bereaksi.

"Aku–"

"Pergi dari hadapanku," ucap Zenaya lirih.

"Zen, beri aku kesempatan untuk meminta maaf atas apa yang telah terjadi beberapa tahun silam," ungkap pria itu sembari mengeratkan genggaman tangannya pada Zenaya.

"Selama sepuluh tahun ini aku selalu dihantui rasa bersalah. Namun, rasa takut akan penolakan maaf darimu jauh lebih besar. Oleh sebab itu, aku tidak pernah berusaha untuk datang menemuimu dan malah memilih melarikan diri dari sini." Entah mau didengar atau tidak, yang jelas Reagen harus mengatakan semua ini.

Reagen bisa merasakan sedikit getaran pada tangan Zenaya.

"Meminta maaf tidak akan mampu menutup lukaku yang sudah tersemat lama." Gadis itu akhirnya bersuara. Nadanya terdengar sangat dingin, tapi berbanding terbalik dengan sorot matanya yang mulai meredup.

"Aku tahu, maka dari itu ijinkan aku untuk memulai segalanya dari awal lagi."

Zenaya mengerutkan keningnya dan menatap Reagen penuh tanya. Dia sungguh tidak mengerti apa maksud dari perkataan pria itu.

"Aku mencintaimu, Zenaya!" ungkap Reagen tiba-tiba. Kata-katanya penuh dengan penegasan.

Zenaya tersentak hebat. Dia bahkan refleks melepaskan diri dari Reagen hingga membuat pijakan pria itu sedikit goyah.

Perut Zenaya mendadak terasa mual. Ingatan akan perkataan Natalie kemarin langsung terngiang di kepala gadis itu.

Zenaya tertawa bengis. "Selain meminta maaf, kamu rupanya masih juga berusaha mempermainkanku dengan kata-kata menjijikan itu. Benar-benar pria brengsek yang bahkan tidak menghargai ikatan suci pertunangan!" tuturnya sinis.

Reagen terkejut. Dia pikir Grace telah mengatakan segalanya pada Zenaya, padahal kenyataannya Zenaya sendirilah yang mendengar Natalie berkata demikian.

"Kamu salah paham. Aku tidak pernah–"

"Berhenti! Aku tidak ingin mendengar apapun lagi!" hardik Zenaya. Dia bergegas masuk ke dalam ruangannya dan membanting pintu.

Air mata keluar dari pelupuk gadis itu begitu pintu tertutup.

"Aku mencintaimu, Zenaya!"

Pernyataan Reagen barusan benar-benar memporak-porandakan hati Zenaya. Sembari terisak-isak tanpa suara, gadis itu memukul-mukul dadanya sendiri.

1
aagnes
Luar biasa
Acin minduk
akhir yg bahagia❤️❤️❤️❤️
Acin minduk
astaga regan2
Acin minduk
itu bukan cinta lek, obsesimu sngat berlebihan
Acin minduk
dasar regan
s
gemes nya bela
Tamy Nicky
sangat bagus
Hiatus: terima kasih byk kk. semoga berkenan membaca karyaku yg lain. berkah selalu😍😍🤗🤗😘😘❤️❤️❤️
total 1 replies
Bis Tawo
👍👍
Hiatus: trmksh bintang limanya kk. semoga berkenan dgn cerita2ku. sehat selalu🤗🤗❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝
mampir, cerita nya sangat menarik
Hiatus
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Sri Shandayani Riyanto
Kecewa
Hiatus: kalo ga suka, jangan kasih rate rendah. apa lagi ga pernah kasih gift, komen, atau like.
total 1 replies
selviboro
bagus
Hiatus: trmksh kk. berkenan mampir di ceritaku yg lain ya ka😍🤗❤️😘❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
wowwww this is a good story.... i like it 👍👍
Hiatus: trmksh byk kk sdh berkenan mampir😭😍😘🤗❤️❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
hehehe gemesin deh si frans
Hiatus: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Tyas Ningrum
hhhmmm ternyata sejak kecil emang suka mencuri ciuman si Rey ini yaaaa 😄
Hiatus: 🤣🤣🤣
makasih udh mampir kk😍😘❤️❤️
total 1 replies
Eni Sulastri
tak ada manis manisnya ,,pahit terus
Hiatus: yg sabar ya ka. klo mau yg manis2 bs diliat ceritaku yg office girl. meski ga manis bgt tp lumayan kok🥰
total 1 replies
Vaulia
kak tambah lagi di cerita baru dengan Adryan dan Natali di selipkan cerita Rey dan zen
Hiatus: siap ka. inshaAllah mmg msh ada extra bab nnti. makasih udh berkenan baca😍😘😘
total 1 replies
rizkijr
ceritanya kerennn thorrr
Hiatus: trmksh sdh berkenan baca ya ka😍😍❤️❤️🤗🤗
total 1 replies
Diana Sari Natalia
bagus ceritanya 👍❤️
Hiatus: trmksh byk kk sdh berkenan membaca😍❤️❤️🤗🤗
total 1 replies
rizkijr
kasel juga kenapa nataline gak cerita kejadianny sebenarnya
Hiatus: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!