" Kumohon Tuan! lepaskan aku! aku tahu kau tak pernah mencintai ku, kau hanya mencintai kakak ku, dan menganggap ku hanya bayang-bayang dari Kakak ku Sania."
"Aku tak ingin terjebak pernikahan ini selamanya! aku menikahi mu karna kakak ku yang memintanya, bergitu pun diri mu, tak akan pernah terjadi cinta di antara kita! lepaskan aku Tuan, aku juga ingin bahagia!"
Barley dan Sania sudah merencana kan pernikahan mewah, mengingat Barley adalah putra tunggal dari milioner bernama Hasta Raja Prawira.
Disaat pernikahanya tinggal menunggu waktu,.Barley harus kehilangan Sania, calon pengantin yang sangat ia cintai.
Selain itu Barley mengalami patah kaki karna tulangnya yang retak hingga harus menggunakan kursi roda.
Barley menjadi putus asa, keluarga juga memutuskan untuk menjodohkan Barley dan Santi, selain menjadi istri,.tugas Santi adalah merawat anak mereka yang cacat sementara karna mengalami keretakan tulang pada kakinya.
Sanggupkah Santi bertahan dalam menghadapi sikaf arogan dari suaminya tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Perpisahan
Arief dan Santi terlihat asik menikmati makanan mereka, kedekatan mereka membuat Barley cemburu.
Setelah makan malam mereka pun mengemasi tempat untuk mereka tidur.
"Nyonya silahkan anda tidur di sofa saja," ujar Arief sambil meletakan bantal di atas sofa.
"Bang Arief saja yang tidur di sofa, saya tidur di bawah, samping tempat tidur tuan, jadi jika tuan butuh sesuatu saya bisa sadar dengan cepat," usul Santi.
"Tapi Nyonya tidur di lantai meski beralas karpet akan membuat tubuh anda menjadi sakit, jadi Nyonya sebaik nya tidur di sofa saja, "ujar Arief.
"Ngak apa Bang, setiap hari saya juga tidur di lantai," tutur Santi dengan jujur tanpa bermaksud menyinggung Barley.
Tapi justru Barley yang tersinggung.
"Santi, kamu tidur sama saya di sini!" titah Barley.
"Tapi tuan, saya tidurnya lasak, takut mengganggu tidur tuan, "Santi memberi alasan.
"Sudah aku bilang tidur di sini, ya tidur di sini!" seru Barley.
Tak ingin berdebat, Santi pun meraih bantal dan meletakannya di atas tempat tidur Barley.
Santi merebahkan tubuhnya membelakangi Barley, tapi di protes oleh Barley.
"Kenapa kamu tidur membelakangi ku?!" tanya Barley kesal.
"Tidak sopan!" dengusnya kembali.
Dengan terpaksa Santi tidur miring menghadap Barley.
Ih kenapa rasanya ngak banget, tidur di samping tuan Barley.Santi
Matanya memicing kearah Barley.
Sementara Barley membuang wajahnya ketika Santi melihat kearahnya.
Karna merasa mengantuk, tak berapa lama setelah merebahkan tubuhnya Santi pun terlelap.
Begitupun Arief, yang langsung tertidur di atas sofa.
Barley menerjab-nerjabkan matanya, meski pun kaki.dan tangannya mengalami kelumpuhan, namun nalurinya sebagai pria, tetap saja normal.
Barley yang terbiasa melakukan hubungan dengan wanita merasa panas dingin mencoba menahan hasratnya, karna kini ia tidur seranjang dengan seorang wanita, apalagi Santi adalah istrinya dan boleh-boleh saja mereka melakukan hubungan itu.
Apalagi saat terlelap seperti itu, Santi semakin terlihat seperti Sania.
Barley merentangkan tangannya, menjangkau wajah Santi dengan tangannya yang masih berfungsi.
Dengan lembut ia menyapu wajah tersebut.
Barley menangkap ada sebuah ketulusan di hati Santi, di balik sikafnya yang menjengkelkan.
Santi bergerak-gerak, ia memang tidur dengan lasak, bahkan bebetapa kali ia tak sadar menyentuh bagian tubuh Barley.
Awk, Barley terpekik tertahan, meringis menahan sakit, ingin rasanya ia membalas Santi, Namun lagi-lagi ia tak tega.
Karna merasa lelah, Barley mencoba memejamkan matanya agar bisa terlelap, baru saja ia memejamkan matanya, Barley merasakan tangan Santi yang memeluknya.
Dengan tersenyum ia, ia menarik tangan Santi agar semakin erat memeluknya, Barley tidur dengan bahagia, akhirnya kembali merasakan hangatnya pelukan wanita.
Pagi harinya Santi tersadar dan melihat dirinya yang tertidur memeluk Barley, dengan hati-hati ia menarik tangannya agar membangun kan Barley.
Santi segera turun dari ranjang dan memulai rutinitas pagi, setelah mandi ia mempersiapkan segala sesuatu kepertuan Barley.
Hari ini Barley akan menjalani operasi, karna itu Santi sudah mempersiapkan Barley, termasuk memandikannya.
Di bantu oleh Arief, Mereka mengangkat tubuh Barley, kemudian membawanya menuju kamar mandi.
Meski sudah sering membuka pakaian Barley, tetap saja ia merasa sungkan, apalagi saat membuka penutup akhir suaminya tersebut.
"Jangan di lihat!" seru Barley ketika mata Santi tak sengaja melihat kearah benda pusakanya.
"Penasaran tuan,"selorohnya sambil tersenyum menggoda Barley.
"Diraba boleh, di lihat jangan nanti kamu pingsan lagi," sahut Barley.
"Ngak kok tuan, sebentar lagi tuan akan sembuh jadi tugas saya juga sudah selesai merawat tuan, seperti janji saya pada Kak Sania, " papar Santi sambil menuang sabun cair ke sponge, kemudian menggosokannya ketubuh Barley.
"Apa karna itu kau mau menikah denganku?"tanya Barley.
"Tentu saja tuan, jika kakak ku tak memintanya mana aku mau menikah pria sombong seperti mu, "sahut Santi santai namun terdengar ketus.
Barley terdiam, "Hm Aku juga menikahimu karna kakak mu yang meminta ku, jika tidak mana aku mau menikah denganngafis yang menyebalkan seperti kau!" sahut Barley membalas.
"Kalau begitu kita sama-sama sudah menunaikan permintaan kak Sania, setelah tuan sembuh, tuan boleh kok menceraikan saya dengan senang hati, saya menerimanya, "papar Santi.
"Ehm jangan mimpi kamu, aku punya prinsif jika sekali menikah aku tak mau Bercerai, dan aku sudah berjanji pada Sania, " papar Barley dengan mata yang berkaca-kaca, kenangan tentang Sania masih membekas jelas.
"Tapi aku bukan kak Sania tuan, kau tak pernah berjanji apa pun pada ku, jadi tak ada yang kau ingkari, lagi pula nyonya besar sudah menjodohkan mu dengan gadis yang setara," ucap Santi santai, sambil memakaikan bathrobe ke tubuh Barley.
"Tapi kakak mu meminta ku untuk menjaga mu, dan apa pun yang terjadi aku tak akan menceraiman mu," imbuhnya lagi.
"Ah dasar kau keras kepala tuan, kita lihat saja sampai di mana kau bisa menahan ku," papar Santi, ia pun mendorong kursi roda Barley.
Setelah selesai mengenakan pakaian untuk Barley, Andini dan Amora tiba di kamar perawatan Barley.
"Kau sudah siap sayang?"tanya Andini pada Barley.
Barley tak menjawab sedikit pun, ia masih kesal dengan perlakuan Andini.
Amora menghampiri Barley, "Barley lihatlah, ini rancangan gaun pengantin pernikahan kita," ucap Amora seraya menunjukan rancangan gaun pengantin yang ada di layar handphonenya.
Barley membuang mukanya, Menikah? Apa kau mau menikah dengan ku saat ini juga ?"tanya Barley ketus.
"Sekarang? tapi bukannya kau sedang sakit?" sahut Amora.
"Jika operasi ku gagal dan aku menjadi cacat,apa kau tetapmau menikah dengan ku?"tanya Barley sambil menatap wajah Amora.
Amora tertunduk, karna memikirkan jawaban yang tepat.
Beberapa saat kemudian, ia kembali menganggkat wajahnya.
"Tentu saja Barley, aku mencintai mu,"jawabnya seraya menyentuh tangan Barley.
"Baiklah kalau begitu, mulai sekarang kau yang akan mengurusi ku menggantikan Santi,"tantang Barley.
Andini kaget mendengar permintaan Barley.
" Sayang, kenapa harus Amora, kau tahu kan dia sibuk dengan pekerjaannya."Andini.
Amora semakin serba salah.
"Kalau begitu jangan bermimpi menikah dengan ku,kau cari saja pria lain yang tak akan banyak menyita waktu mu, "cetus Barley dengan wajah datarnya.
Amora terdiam, begitupun Santi.
Sejenak Amora dan Andini saling memandang.
Karna tak ingin situasi semakin rumit, Andini pun, memutus ketegangan mereka.
"Ah sudalah nanti kita bicarakan semuanya, ayo sayang kau harus melakukan serangkai tes sebelum operasi, "ucap Andini seraya mendorong kursi roda Barley.
***
Santi menunggu di depan ruang operasi begitupun Andini dan Amora.
Andini memandang sinis kearah Sant, ia pun menghampirinya.
"Santi, setelah pulang dari Indonesia kau kemasi barang-barang mu, kau boleh pulang kerumah orang tuamu," ucap Andini.
"Tapi Nyonya, siapa yang akan merawat tuan muda?"tanya Santi.
"Akan ku cari perawat untuknya, kau tenang saja, aku akan memberi sejumlah uang sebagai kompensasi, dan aku akan segera mengurus perceraian untuk kalian, kau tenang saja, selama masa persidangan kau masih mendapat jatah bulanan dari ku" ucap Andini dengan ketus.
Santi menatap wajah Andini seraya meremas ujung kemeja, meski ia dan Barley tak saling mencintai, tapi jika pernikahan mereka hanya sesingkat ini, ia takut membuat orang tuanya terluka, pandangan negativ pun akan melekat pada dirinya, belum genap dua bulan menikah, kini dirinya sudah menjadi Janda.
Dukung terus author ya, like komen vote dan hadiahnya
sama aja barley nyakitin santi, menggunakan kesempatan yang ada.
terjeda bukan terjedah
bersikap...bukan bersikaf...