Menikahi Sahabat Papa

Sudah dua hari berlalu, Gustaf sudah diperbolehkan pulang. Seperti biasa, Asisten Jun lah yang membantu mengurus kepulangannya. Asisten Jun juga mengurus perusahaan dengan baik selama Gustaf menjalani perawatan di Rumah Sakit.

Asisten Jun merupakan anak dari wanita penjual nasi uduk yang di sekolahkan oleh Gustaf sejak SMP, jadi jangan tanyakan kenapa asisten Jun sangat Setia kepada Gustaf, bahkan mau direpotkan dengan urusan kantor hingga rumah karena memang ia tau jika Gustaf sangat membantunya dan keluarganya.

Setelah sampai di rumah Gustaf segera membuka laptopnya, ia sangat rindu dengan pekerjaannya. Vanly terheran-heran dengan suaminya itu, umumnya orang yang baru sembuh dari sakit akan malas untuk melakukan aktivitas dan lebih memilih untuk beristirahat, tapi Gustaf berbeda. Gustaf lebih memilih mengurus semua pekerjaannya di kantor dari pada beristirahat. Bagi Gustaf waktu itu jauh berharga karena tidak bisa diputar kembali.

Vanly segera menyiapkan makan siang untuk Gustaf. Hari ini dia akan memasak nasi goreng karena persediaan bahan-bahan yang ada di dalam kulkas sudah habis dan ia belum sempat berbelanja sama sekali. Ketika Vanly sibuk memasak, tiba-tiba Gustaf memeluknya dari belakang.

"Mas.. Lepasin, Aku mau masak dulu" Ucap Vanly dengan melepas pelukan Gustaf.

"Sayang mas rindu." sahut Gustaf dengan serak.

Vanly merasakan ada yang bergerak dibawah sana. Junior Gustaf terbangun dari tidur nya. Sudah berapa lama mereka tidak melakukannya sehingga Gustaf sangat berhasrat sekali hari ini.

"Sayang.. Hentikan masakmu. Apakah kamu tidak merasakannya" Ucap Gustaf dengan mencium tengkuk leher Vanly

Merinding...

Vanly hanya pasrah dengan kelakuan Gustaf di dapur. Sesekali Gustaf ******* bibir kecil istrinya itu. Gustaf menggendong Vanly menuju ke kamar. Jantung Vanly berdetak cepat, ia mengeluarkan keringat di sekujur tubuhnya.

Gustaf tertawa menyeringai "sayang kenapa kamu masih gugup? Kita sudah pernah melakukannya di Labuan Bajo bukan?"

"Mas, aku ga siap" jawab Vanly lirih.

"Ga siap kenapa istriku?" Gustaf terus melancarkan serangannya. Ia memberi beberapa tanda kepemilikan di leher Vanly. Hingga membuat Vanly lemas seketika.

Ketika Gustaf merasa Vanly sudah tidak berdaya Gustaf melucuti pakaiannya dan memulai nya dengan sangat pelan. Sesekali terdengar suara desahan Vanly.

"Ahh... Pelan-pelan mas"

Gustaf pun mengerti dengan ucapan istrinya. Hingga akhirnya mereka kelelahan. Vanly terheran-heran dengan suaminya tidak seperti orang yang sakit, dia terlihat baik-baik saja. Bahkan ketika melakukannya Gustaf terlihat seperti biasanya. Namun disisi lain Vanly bersyukur karena Gustaf sudah kembali pulih seperti sediakala.

Vanly segera membersihkan tubuhnya dan kembali memasak. Sedangkan Gustaf tertidur dengan pulas.

---

Sekitar pukul 15.00 Wib, Vanly segera membangunkan suami nya itu, karena sejak tadi ia belum sempat meminum obat sama sekali. Karena terlalu lelah Gustaf pun tidur sangat lama.

"Mas bangun dulu" Ucap Vanly sambil mengusap pelan pucuk rambut suaminya.

Gustaf membuka matanya perlahan, dilihatnya tidak mengenakan baju yang ia pakai tadi pagi. Gustaf mengambil ponselnya dan melihat jam.

"jam 3?" Teriak Gustaf memenuhi seluruh ruangan.

Gustaf bingung kenapa hari ini dia tidur lama sekal, karena sebelumnya ia tidak pernah tidur sepanjang ini. Vanly yang melihatnya tertawa kecil.

"Mas segeralah bangun, makan dan minumlah obat dari dokter" Ucap Vanly dengan penuh kasih sayang.

"Sayang.. mas gamau minum obat lagi, ga enak sayang. obat itu terlalu pahit" Jawab Gustaf dengan memelaskan wajahnya.

Vanly pun tersenyum "Siapa bilang obat itu manis manis dan enak. jika obat rasanya manis dan enak pasti semua orang lebih memilih sakit dari pada sehat. Kalo mas gamau minum obat gabakal aku kasih jatah seminggu kedepan"

Tentu saja ancaman Vanly sangat mujarab, suami mana yang tidak ingin dilayani istrinya untuk memenuhi hasratnya. Akhirnya Gustaf terpaksa meminum obat yang diberikan oleh dokter.

.

guys!

stay save ya semua. jangan lupa cuci tangan pakai sabun selama 20 detik. kesehatan jauh lebih mahal harganya. dan jangan lupa perbanyak bersyukur ❤