Jiwanya tidak terima di saat semua orang yang dia sayangi dan dia percaya secara bersama-sama mengkhianatinya. Di malam pertama salju turun, Helena harus mati di tangan anak asuhnya sendiri.
Julian, pemuda tampan yang berpendidikan dibesarkan Helena dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tega menghunuskan belati ke jantungnya.
Namun, Tuhan mendengar jeritan hatinya, ia diberi kesempatan untuk hidup dan memperbaiki kesalahannya.
Bagaimana kisah perjalanan Helena?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harus Julian
Di depan ruang bawah tanah, ibu mertua dan Julian berdiri bersama Ferdinan yang baru saja berlari dari kandang kuda. Mereka menunggu Lina yang sedang membuka ruangan tersebut untuk mengeluarkan Lusiana setelah tiga hari dikurung.
Pintu itu terbuka, dan Lina menyingkir dari jalan agar mereka bisa melihat keadaan Lusiana di bawah sana.
"Ibu!" Julian berteriak, tapi ibu mertua segera menutup mulutnya.
Lina menoleh dengan mata sedikit membelalak mendengar Julian memanggil Lusiana. Matanya bertemu pandang dengan ibu mertua yang juga memasang ekspresi terkejut. Ia-nya tersenyum dipaksakan, riak kecemasan tersirat di wajah tua itu.
Lusiana mendongak saat melihat cahaya. Merangkak mendekati tangga dengan wajahnya yang pucat pasi dan tubuh menggigil kedinginan. Ia mencoba beranjak, tapi tak mampu oleh karena tak memiliki tenaga walau untuk menopang tubuhnya saja.
"Lusiana!" Ferdinan terhenyak saat wanita itu kembali jatuh di lantai.
Ia buru-buru berlari dan membantu Lusiana berdiri. Lina memperhatikan dalam diam, tak berbicara sepatah kata pun juga meski kebingungan.
Aku ingat, nyonya juga pernah dihukum di sini. Dikurung tanpa makanan dan minuman, tapi mereka tidak tahu diam-diam aku mengirimkan makanan sehingga keadaan nyonya jauh lebih baik dari pada wanita itu. Rasa-rasanya ada yang aneh di antara mereka semua.
"Lusiana, kau tak apa?" tanya Ferdinan cemas, suaranya menggema di ruangan tersebut. Kembali menyentak hati Lina yang masih kebingungan.
Lusiana tidak berkata apapun, ia membuka mata dan tak sadarkan diri.
"Lusiana! Lusiana!" panggil Ferdinan semakin cemas.
Di dalam bekapan ibu mertua, Julian berteriak memanggil ibunya. Air matanya jatuh berderai, tapi tak mampu melakukan apapun. Ferdinan membawa wanita itu ke dalam gendongan, dan berlari keluar dari ruangan dingin tersebut.
Anda begitu peduli kepada wanita itu, Tuan, tapi tidak kepada nyonya.
Lina kembali bergumam di dalam hati, melepas kepergian mereka semua. Ia mematung di tempat, menatap ruang dingin nan gelap di sana sebelum menguncinya.
"Bu Lina, apa aku tadi salah dengar? Aku dengar anak itu memanggilnya ibu?" bisik seorang pelayan yang kebetulan ada di sana.
"Simpan saja untuk dirimu sendiri. Jika wanita tua itu tahu, kau tidak akan terlepas dari hukuman," ujar Lina memperingatkannya.
Pelayan itu mengangguk patuh, sebisa mungkin akan menyimpan rahasia itu untuk dirinya sendiri. Lina pergi diikuti olehnya, kembali kepada pekerjaan mereka masing-masing.
Tanpa mereka tahu, Helena berada di sana, tersembunyi dan melihat semuanya. Ia hanya tersenyum dingin, tak lagi merasakan sakit. Tangannya mengepal, dia berbalik pergi menuju kamarnya.
Sementara Lina bertemu dengan Pak Darma selaku penjaga kandang kuda untuk menerima laporan setelah dari ruang bawah tanah.
"Bagaimana, Pak? Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Lina sembari menelisik wajah lesu laki-laki paruh baya itu.
Hah~ Pak Darma mengeluh, duduk di kursi belakang sembari membuka topinya. Ia gunakan untuk mengipasi tubuhnya yang berkeringat setelah membersihkan kandang kuda.
"Entahlah. Beruntung tidak ada kuda yang sakit, hanya saja kotoran kuda itu berserakan di mana-mana. Aku sendiri tak mengerti bagaimana tuan Ferdinan bisa tidur nyenyak di tempat yang seperti itu?" keluh Pak Darma membayangkan betapa joroknya tempat tinggal Ferdinan selama di kandang kuda.
"Tuan sering menghukum pekerja di sana. Sekarang dia sendiri tidak tahan hidup di sana. Sudahlah, yang penting semuanya sudah berakhir," ujar Lina diakhiri helaan napasnya yang panjang.
"Ya, kau benar. Entahlah, aku merasa sedikit bahagia melihat perubahan nyonya. Sekarang jauh lebih kuat dan bisa melawan tuan yang semena-mena itu," sahut Pak Darma dengan hati yang lega.
Kedua kepala pelayan itu berbincang cukup lama, selain masalah para pekerja juga tentang pekerjaan mereka. Itu adalah hal lumrah yang sering mereka lakukan.
****
Di dalam rumah, Lusiana berbaring di salah satu kamar tamu. Ferdinan bahkan memanggil dokter keluarga untuk memeriksanya. Dia hanya mengalami dehidrasi dan sudah ditangani.
"Helena membawa anak itu berbelanja membeli keperluannya, tapi tidak mau membawa Julian," ucap ibu mertua memberitahu Ferdinan.
"Kurang ajar! Apa istimewanya anak itu di mata dia!" Ferdinan meradang, berdiri menahan amarah yang seketika meluap mendengar kabar itu.
"Itu benar. Dia bahkan menyuruh Nenek untuk membawamu pergi, tapi tidak mau memberi uang kepada Nenek," timpal Julian menambah percikan api di hati Ferdinan.
"Brengsek! Aku pasti akan memberinya pelajaran hari ini juga!" geram Ferdinan mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Ya, Ayah harus memberinya pelajaran agar tidak bersikap sombong!" Julian menyerbu, dia senang jika Helena yang dimasukkan ke ruang bawah.
"Kau bilang Helena itu wanita yang patuh. Apapun dia akan mendengarkanmu, apalagi masalah anak. Kau juga bilang dia pasti akan bisa menerima Julian, tapi sekarang apa yang terjadi? Dia justru mengangkat anak itu menjadi anaknya," ucap Lusiana beriringan dengan isak tangisnya.
Ferdinan berdecak, menatap Ibu dan Julian secara bergantian. Dia berjanji kepada Lusiana bahwa Helena pasti akan meresmikan Julian sebagai anak di keluarga mereka. Dia juga akan mewarisi seluruh kekayaan yang mereka miliki.
"Seharusnya Julian yang menjadi putra dari kalian, dia yang seharusnya menjadi satu-satunya ahli waris kalian. Bukan anak itu!" lanjut Lusiana yang tak lagi menangis.
Ferdinan mematung, ibu mertua terdiam. Memang seperti itu rencana mereka, meresmikan Julian sebagai anak Helena, dan menjadikannya pewaris.
"Kenapa harus Julian?"
dan kekuatan sekali jika itu adalah ayah kandungnya si Keano 👍😁
Tapi kamu juga harus lrbih berhati” ya takutnya mereka akan melakukan sesuatu sama kamu dan Keano 🫢🫢🫢