Suami Cicilan

Ada yang berbeda sedikit dari penampilan Erlangga malam ini. Kemeja yang di kenakan Erlangga tidak kebesaran seperti biasa. Malam ini ia menggunakan kemeja warna biru yang pas di tubuhnya.

Mama Dina baru sadar bila belum mempersilahkan Erlangga masuk. Karena dirinya sibuk membahas mobil yang di di kendarai Erlangga. Lalu mempersilahkan Erlangga masuk. Tapi sebelum itu, Yuta melangkah keluar mendekat kearah dimana Erlangga berdiri.

"Kita langsung pergi saja, Ma. Takut keburu malam nanti. Emang Yuta boleh pulang malam?"

Yuta mengedip-ngedipkan matanya, menggoda mama Dina yang langsung melotot pada Yuta. Yuta terkikik geli melihat ekspresi mamanya.

"Nikah dulu, baru lakuin hal enak itu lagi!" teriak mama Dina sebelum Yuta dan Erlangga sampai di mobil.

Yuta dan Erlangga melongo di tempat, mereka tidak percaya dengan ucapan wanita paruh baya yang sedikit ambigu tersebut. Pantesan Yuta seperti itu sikapnya, ternyata di turunin dari Mamanya. Batin Erlangga. Ia menggeleng kepala melihat kemiripan sifat antara ibu dan anak ini.

***

Yuta berdiam di dalam mobil sambil memilin ujung gaunnya. Tidak kunjung keluar setelah Erlangga memarkirkan mobilnya di parkiran di tempat yang di sediakan oleh pihak restoran. Hingga menarik perhatian Erlangga untuk menoleh kearah Yuta.

"Kenapa? Mau mundur?" Erlangga membenarkan duduknya menghadap ke Yuta.

"Aku takut, Kak. Bagaimana bila orang tua Kak Erlan tidak menyukaiku? Aku harus alasan apa lagi pada orang tuaku ....," Yuta semakin meremas ujung gaunnya lalu menatap lekat netra coklat Erlangga. "... Massa iya, aku bilang di tolak sama calon mertua yang belum resmi berkenalan karena melihat penampilanku."

Yuta bergidik ngeri bila mengingat akan seperti apa papanya marah lagi. Tubuhnya semakin gemetar membayangkan itu semua. Sedangkan Erlangga bibirnya tertarik keatas mendengar celotehan Yuta.

"Tenang saja, biar aku yang ngomong sama mereka. Kamu cukup berada di sampingku saja." Erlangga menggandeng tangan Yuta dan mengajaknya keluar dari dalam mobil.

Yuta terkejut, saat baru menyadari merk mobil yang mereka kendarai sedari tadi. Keningnya mengernyit menatap kembali penampilan Erlangga. Kemudian memberanikan diri untuk bertanya.

"Kak, ini mobil siapa? Mobil Kakak?" Yuta menatap Erlangga penuh dengan intimidasi.

"Oh ... I-ini mobil temen aku. Ya, temen aku. Aku meminjamnya di acara penting kita." Erlangga terbata-bata saat menjawab pertanyaan Yuta. Di tambah dengan wajah Yuta yang dekat sekali dengannya.

"Oh! Kirain Kakak adalah milyader yang menyamar sebagai lelaki berkacamata dan berpenampilan biasa."

Seperti yang kau ucapkan, Yuta. Jawab Erlangga dalam hati.

"Bagaimana bila memang benar seperti itu?" Erlangga mencoba memancing reaksi Yuta. Apakah wanita ini sesuai dengan dugaannya.

"Maka aku akan mencari lelaki lain yang mampu aku bayar. Karena bila Kakak seorang milyader, berarti dunia kita sangatlah jauh perbedaannya. Dan biasanya seorang milyader itu tampan. Aku tidak suka lelaki tampan, karena pasti banyak perempuan di luar sana yang menyukainya. Aku tidak sanggup bila harus terluka dengan itu semua."

Yuta kemudian merapikan kembali gaunnya, begitu pula dengan rambutnya yang sedikit bergelombang ia biarkan tergerai bebas dengan di padukan jepit rambut di bagian samping.

Bagaimana bila dia mengetahui wajah tampanku yang paripurna ini? Apakah aku harus pergi ke Korea untuk melakukan operasi wajah dan akan aku buat jelek? Tidak mungkin, kan! Erlangga tenggelam dalam pikirannya setelah mendengar perkataan Yuta. Hingga ia tidak sadar bila Yuta sudah berjalan menuju pintu restoran tersebut.

Jangan lupa Like nya😁