terinspirasi dari film: Takut Gak Sih.
menceritakan seorang You Tuber dengan nama Chanel Takut Gak Sih yang membuat konten untuk membongkar kasus kematian para arwah gentayangan dari berbagai daerah dan pulau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
misteri Restoran Steak Viral part 2
"Lang, kok kamu bengong sih? Itu pesanan kamu udah dateng.." ucap Cahaya yang mengejutkan galang dari lamunannya.
Galang tersentak, ia tersenyum kaku sebelum akhirnya memakan Steak Saus BBQ pesanannya.
Akhirnya mereka berempat makan di situ, Cahaya dan Vina tampak mengerutkan keningnya ketika merasakan daging Steak milik mereka.
"Daging steaknya kok ngga sesuai ekspektasi ya, Ay. Ini kaya Steak biasa ngga ada istimewanya sama sekali..." bisik Vina dengan lirih.
"Sama Vin, aku juga ngerasa aneh. Kirain beda dari restoran lain, makanya rame tapi kok sama aja ya... apa karena kita udah sering makan Steak?" Balas Cahaya dengan lirih.
Berbeda dengan Cahaya dan Vina yang bingung dengan rasa steak Mereka, Galang dan Atmo justru tampak sangat menikmati Steak itu, karena mereka memang baru kali ini mencicipi Steak.
Mereka berdua tampak gragas seperti orang kelaparan.
"Kalian kalau kurang pesen lagi aja, ngga papa..." ujar Cahaya.
Galang dan Atmo hanya mengangguk saja.
"Emang bener Mas Atmo udah punya istri?" Tanya Cahaya.
Atmo mengangguk lagi...
"Emm... kemarin saya ada salah sama istri mas Atmo, mas Atmo bisa panggil istri mas Atmo kesini sekalian makan Steak di sini." Ujar Cahaya.
"Salah? Salah apa?" Tanya Galang dan Atmo dengan ekspresi penasaran.
Cahaya tampak malu untuk menjawab, ia hanya diam dengan wajah menunduk. Melihat itu Atmo dan Galang tidak menanyakan lebih lanjut, walaupun mereka berdua sedikit heran.
Atmo kemudian mengeluarkan ponselnya dan menelfon Anita.
Tuuuutt!!
Suara panggilan terdengar, tidak lama kemudian panggilan itu terhubung, Atmo langsung berucap, "kamu udah makan dik?" Tanya Atmo.
Ia sengaja mengaktifkan tombol los loudspeaker, agar cahaya, Vina dan Galang dapat mendengarnya.
"Udah mas, Mamas sendiri udah makan? Pulang jam berapa?" Tanya balik Anita dari sebrang telfon.
Cahaya tampak sedikit terkejut, ya suara Anita sama persis seperti suara kala itu.
"Mas ngga tau pulang jam berapa dik, emmm.. kamu doyan Steak ngga?"
"Lah? Doyan lah mas! Siapa juga yang doyan Steak.."
"Kalau kamu Doyan kesini aja, Mamas serlok di sini juga ada mbak Cahaya katanya dia punya salah sama kamu... dia mau nraktir kamu steak..."
"Eh... beneran mas? Emm... cahaya maksud mamas cahaya ceweknya Mas Batang?"
"Ehhh...??"
Vina dan Cahaya tampak terkejut, sementara Galang tampak terbatuk batuk karena dia sedang minum.
"Ngga tau mas, dik. Udah kesini aja.."
"Iya deh, mas jangan pulang dulu temenin aku di sana!"
"Iya."
Cahaya kemudian kembali memanggil pelayan, seorang pelayan laki laki yang tadi bergegas menghampiri cahaya.
"Pak, saya pesen Steak Saus BBQnya lagi satu ya, sama es jeruknya satu.." ucap Cahaya memesan untuk Anita.
Pelayan itu tampak sedikit gugup, namun ia tetap menjawab, "ba-- baik segera di tunggu!" Ucapnya kemudian bergegas ke dapur.
Galang memicingkan matanya melihat itu, "kenapa pelayan itu gugup ya?" Tanyanya dalam hati, "Aku udah merasa restoran ini ada yang nggak beres? Tapi apa? Apa mereka pake pesugihan? Tapi aku kok ngga lihat ada sejenis jin penglaris di sini... eh tunggu apa kerangka tadi itu sejenis jin penglaris?"
Mereka semua kemudian kembali menikmati makanan mereka, sembari menunggu Anita.
***
Tampak Anita yang sudah berpakaian rapi menstop angkutan umum di pinggir jalan.
Semarang adalah kota besar sekaligus ibu kota jawa tengah, tidak heran di sini ada angkutan umum walaupun malam hari.
Anita berada di dalam angkutan umum bersama seorang wanita yang memakai kebaya dan jarik, serta membawa sebakul berisi botol botol jamu, ya wanita itu adalah penjual jamu gendong, hanya mereka berdua tidak ada penumpang lainnya.
Aroma jamu yang segar membuat Anita ingin meminumnya, "mbak... bisa buatin jamu?" Tanya Anita.
"Owh... bisa mbak! Jalannya bagus kok, gak bakalan tumpah, mbak pengen jamu apa mbak?" Tanya penjual jamu gendong itu.
"Em.. emm.." wanita tampak malu malu dan ekspresi terlihat ragu, "jamu kewanitaan Mbak.." ucapnya malu, ia menjawab dengan suara lirih takut supir angkot mendengarnya.
"Oh iya... mbak e mau jamu galian singset apa sari rapet?" Jawab penjual jamu dengan suara lantang dan nyaring tanpa filter.
Tampak wajah Anita memerah menahan malu, ia tampak seperti ingin menangis.
"Vangkeeee..!!! Bakol jamu edaaan..!!!" Batin Anita miris.
Dengan perasaan dongkol Anita pun menjawab, "kunir asem aja mbak..." jawabnya.
"Loh? Ngga jadi jamu kewanitaan Mbak e? Takut pahit ya? Ada manisannya ko.. apa ini aja.... jamu untuk keputihan atau jamu kunci sirih? Ngga seberapa pahit menghilangkan bau tak sedap dan pastinya jos gandos mbak e... di jamin klepek klepek bojone sampeyan.. "
"Bakol laknaaaatt!!!" Teriaknya dalam hati.
Anita meminum jamu itu dengan ekspresi ingin menangis.
"Sampeyan jualan jamu udah lama mbak?" Tanya Anita basa basi.
"Woh iya, udah 15 tahun aku jualan jamu mbak e, aku asli dari jawa."
"Jawanya mana mbak?"
"Pedurungan Timur, pemalang mbak e."
"Weh... ngga terlalu jauh ya mbak berarti, Udah 15 tahun terus keluarga di sini semua mbak? Apa di pemalang?" Tanya Anita.
"Di sini aku ngontrak sama suami mbak, yang di pedurungan anak anak sama mbahnya. Ya gimana lagi, nyari duit di sana susah hasilnya kecil. Mending di sini setahun bisa punya uang.."
"Weh... brati nyari rezekinya di sini ya, mbak e? Iya sih kayaknya nyari rezeki di pemalang susah secara kan kota pemalang kota kecil, kadang sambatan di bayar pisang rebus."
"Hahaa... iya mbak bener, di sini bisa megang palu aja di kasih 150 ribu.."
"Terus bojo e sampeyan kerja apa dagang mbak?" Tanya Anita.
"Dagang dia, dagang mie keliling pake motor."
"Owh.... sampeyan udah 15 tahun nyari duit di sini dapet apa aja mbak di pemalang?"
"Ya alhamdulillah kebangun rumah sendiri, sapi, sama sawah..."
"Sawah berapa hektare sawah e mbak e?"
"Halah kecil, sawah cuma sealis mbak e... cuma 4 hektar."
"Anak anyiiingg... hektar di bilang sealis!" Batin Anita.
***
Singkat cerita akhirnya Anita tiba di restoran itu, "bew...!!! Ini bukannya restoran yang katanya viral banget itu?"
"Kayanya beneran enak enak makanannya di sini, pengunjungnya sampe mludak gini.. mas Atmo di mana ya?"
Anita kemudian masuk ke dalam restoran ia tolah toleh mencari di mana Atmo berada hingga akhirnya, Anita melihat Atmo dan Galang.
Atmo yang melihat istrinya langsung berdiri, sedangkan Anita langsung mencium tangan Atmo.
"Duduk sini dik..." ucap Atmo yang menyiapkan kursi untuk anita.
"Mas Batang, mana cewekmu itu yang katanya mau ketemu, emangnya dia punya salah apa ya sama saya?" Tanya Anita penasaran.
"Lah ini saya juga mau nanya sama mbak, dia punya salah apa." Jawab galang ia terlihat bingung.
"Terus di mana dia?"
"Itu mereka lagi protes pesanan steak yang buat mbak ngga jadi di buat sama mereka, katanya dagingnya abis. Itu mereka lagi protes.." jawab galang sambil menunjuk cahaya dan Vina yang ngomel mgomel di depan kasir.