Tiga tahun menikah dengan Suami yang bernama Imran laki-laki yang dijodohkan karena sebuah perjanjian kedua Kakek mereka tidak mampu membuat kehidupan Azalea bahagia bahkan berani menggugat cerai Imran karena Imran lebih memilih kekasihnya yang bernama Nathasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
Azalea membuka matanya saat dia merasakan tubuhnya seperti tertindih sesuatu benda berat,dua hari ini Imran begitu menyiksanya hingga dia tidak mampu berdiri karena merasakan sakit pada pinggang dan bagian bawah perutnya,desahan Imran terdengar keras dan cukup membuatnya lupa akan perasaannya.
"Stop,aku lelah."kata Azalea
Imran tidak mendengarkan Azalea,dia terus mencumbu Azalea hingga Azalea kembali merasakan getaran.Kali ini Azalea mendorong kuat tubuh Imran setelah mendapatkan pelepasan beberapa kali,Azalea berusaha bangkit dari ranjang meski Imran masih menginginkannya.
"Mau kemana?"tanya Imran
"Apa belum cukup dua hari mengungkungku?"tanya Azalea
"Belum."jawab Imran lembut sambil memeluk Azalea lagi
Hampir seminggu Imran meninggalkan pekerjaannya,tidak tidak menyentuh ponselnya sama sekali karena lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan istrinya,meski sikap Azalea masih dingin setidaknya dia tidak menolak lagi.
"Kamu sudah siap?"tanya Imran
"Iya."jawab Azalea pendek
"Apa perlu nambah beberapa hari?"tanya Imran sambil bercanda
"Apa?"tanya Azalea sedikit lemot
"Kamu mau nambah lagi liburannya?"tanya Imran lebih jelas
Azalea tidak menjawab,dalam hatinya dia menyukai tempatnya namun tubuhnya remuk karena terus dihajar oleh Imran,Azalea berjalan mendahului Imran,dia membuka pintu dengan kasar karena ngeri membayangkan Imran akan habis-habisan mengerjainya.
"Mau pulang kemana?"tanya Imran
Tidak ada jawaban dari Azalea karena Azalea sudah terlelap dengan mengganjal kepalanya dengan boneka milik Amalia.Imran tersenyum melihatnya,akhirnya Lea menjadi istri penurut.
Setelah tiba dirumah Lea langsung masuk kedalam kamar tanpa banyak bicara,dia mengganti baju dengan kaos dan celana pendek lalu membaringkan tubuhnya diatas ranjang,Imran yang sedari tadi memperhatikannya hanya terseyum karena kini Lea sudah berani memakai baju pendek didepannya,dan itu justru membuatnya senang.
"Kamu gak makan dulu?"tanya Imran
"Nanti saja."jawab Azalea
"Aku kekantor,nanti hubungi aku kalau perlu sesuatu."kata Imran
Azalea mengangguk,dia kembali menenggelamkan kepalanya dibawah selimut,Imran mengusap lalu meninggalkannya,dia juga menitip pesan kepada Tante Yanti agar membuatkan makan siang nanti.
Maher masuk kedalam ruangan Imran setelah pesan terbaca,dia ingin mengumpat karena kesal Imran menghilang begitu saja meninggalkan pekerjaan,meeting bahkan kunjungan harus diwakilkan oleh Papa.
"Kemana saja kamu Bos?!"tanya Maher dengan nada keras
"Apa?"tanya Imran seakan merasa tidak berdosa
"Jangan merasa tidak berdosa!"kata Maher
Imran tersenyum kearah Maher,dia menatap mata Maher dan terus mendengar ocehannya tanpa melawan karena Imran merasa bersalah sudah meninggalkan tanggung jawabnya.Imran meraih ponsel lalu menekan beberapa angka hingga membuat Maher berhenti bicara karena mendapatkan notifikasi dari sebuah layanan perbankan.
Maher menutup mulut begitu melihat nominalnya,dia menatap lekat-lekat wajah Imran bahkan sampai menarik lengan dan memeriksanya.
"Apa-apaan sih?"tanya Imran melepas tangannya
"Jadi kemana saja kalian selama ini?"tanya Maher
"Hanya liburan."jawab Imran
Maher tidak puas dengan jawaban Imran,dia memilih meninggalkan ruangan dan keluar menemui kekasihnya karena sudah janji akan makan siang bersama.
Ponsel Imran bergetar,sebuah panggilan dari Maher langsung dia angkat.
"Hati-hati,binimu bisa ngamuk,kamu harus siap-siap."kata Maher memberi tahu Imran
Maher melihat Natasha turun dari mobil,dia sengaja menghindar karena malas menghadapinya,publik tahu jika Natasha adalah istri Imran sehingga para karyawan banyak menunduk sekedar hormat saat berpapasan dengannya.Natasha tahu dari John jika sekarang Imran sedang berada dikantor setelah jaringan ponselnya aktif.
"Sayang."panggil Natasha saat masuk dan melihat Imran masih duduk dimeja kerjanya
"Ada apa?"tanya Imran
"Kamu kemana saja?tahu gak aku nungguin kamu?"tanya Natasha
"Benarkah?"tanya Imran masih tenggelam dalam dokumen
Natasha merasa Imran berubah,sebelumnya dia sangat antusias setiap kali bertemu dengannya namun kini dia lebih memilih menangani pekerjaannya.
Imran menutup dokumen terakhir yang dia kerjakan,dia meraih ponsel lalu menekan beberapa kali,hingga terdengar sebuah notifikasi diponsel Natasha.Natasha membuka ponselnya,senyum dibibirnya merekah karena Imran memberinya lebih bulan ini.
"Gini dong,makasih atas kompensasinya."kata Natasha
Imran tersenyum dengan terpaksa,mengapa dia baru tersadar jika selama ini Natasha hanya menginginkan uangnya.Imran bersandar pada kursi,memegang kepala dan membuang nafasnya.Dia memutuskan pulang kerumah Mama karena ingin menemui Amalia.
"Papa."panggil Amalia
"Amalia sudah makan?"tanya Imran
Amalia mengangguk membuat Imran tersenyum sambil mengusap pipinya,tubuh Amalia juga terlihat berisi saat ini,kulitnya memutih karena lebih banyak menghabiskan waktu dirumah bersama dengan Mama.
"Imran,kamu kemana saja?"tanya Papa
"Liburan sebentar."jawab Imran
"Kamu pergi dengan...?"pertanyaan Papa belum selesai
"Azalea Pa."jawab Imran
Papa mengangguk mengerti,kali ini dia tidak akan marah lagi bahkan merelakan waktunya untuk mengikuti meeting menggantikan Imran.
Akhir-akhir ini hubungan Papa dan Mama menghangat tidak seperti sebelumnya,kedua lebih banyak menghabiskan waktu untuk ngobrol daripada berselisih,Anita juga lebih banyak waktu dirumah setelah lelah menangisi mantan kekasihnya yang berkhianat.
Imran kembali kekantor setelah menemani Amalia tidur siang,dia juga mengirin pesan kepada Tante Yanti agar mengingatkan Azalea makan.
Azalea keluar dari kamar hanya mengenakan pakaian yang menempel ditubuhnya tanpa embel-embel baju besar apalagi hijab.
"Jadi,apa Imran yang membuatmu begini?"tanya Tante Yanti
"Ah Tante,aku haus banget gak sempat mau ganti baju."jawab Azalea
"Yo ndak papa,dirumah cuma sama Tante."kata Tante Yanti
Selama tinggal bersama dengan Tante Yanti banyak perubahan yang dialami Azalea,dia lebih berani membuka hijabnya karena hanya tinggal dirumah.Azalea memainkan ponselnya setelah selesai makan siang,dia membaca pesan dan secara tidak sengaja menyentuh nomor Imran.
"Halo."sapa Imran
Azalea buru-buru menutup ponselnya membuat Imran penasaran,dia berbalik arah menuju rumah dengan pandangan fokus kedepan.
Mobil berhenti tepat didepan pintu,Azalea sendiri buru-buru berlari masuk kedalam kamar dan menutup kembali tubuhnya dengan selimut,dia melupakan ponselnya yang masih tergeletak diatas meja.Saat Imran masuk kedalam,dia hanya melihat bekas piring kotor dan ponsel Lea tergeletak,dia meraih lalu membawanya naik keatas.
"Lea,kamu baik-baik saja?"tanya Imran
"Hem,aku gak papa."jawab Lea
"Lalu tadi apa maksudnya,kamu menghubungiku tapi tidak bicara?kamu sengaja memancingku?"tanya Imran sambil melepas jas dan mengendurkan tali lehernya
"Aku gak sengaja tadi."jawab Azalea sambil merapikan rambutnya
"Kamu pikir aku percaya?"tanya Imran
"Terserah."jawab Lea sambil menutup wajahnya dengan selimut,namun Imran menarik dan melemparnya kelantai,melihat tubuh Lea hasratnya kembali liar namun kali ini Lea menolak dengan satu alasan.
"Gak bisa,kamu harus puasa."kata Azalea dengan menutup wajah Imran dengan bantal
Imran mundur namun kembali maju,dia tidak peduli dengan rengekan Azalea yang memintanya menahan selama seminggu.Selama ini dia terus mendapatkannya dari Natasha namun sekarang bertemu dengannya saja sudah membuatnya naik darah.