Sebuah pedang hitam yang di temukan anak laki-laki bernama Riyo, Dimana jiwanya baru saja terlempar ke Dunia sihir yang sangat asing. Riyo pun mengambil nya dan menjadi tuan dari sebuah pedang terkutuk. Dimana itu akan membawanya menjadi Raja pedang di Dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raditya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Elena von Eps/14
[ TEKNIK ELEMENTAL : Api pembakar ]
WUUUSSHHH..
Setelah puas muntah di semak-semak, Riyo pun membakar semua tumpukan mayat para bandit dengan teknik Elemental api. Agar tak bau busuk hutan yang indah ini.
Riyo membakar semuanya, Namun sebelum membakar mereka semua. pedang hitam menyarankan untuk merampas semua harta mereka. Akan sayang sekali jika mereka sudah repot-repot gini gak dapet Apa-apa.
Dengan bantuan pedang hitam, Koin-koin emas dan benda berharga yang tersimpan pada cincin penyimpanan mereka semua. Di kuras habis dan Riyo tak menyisakan sedikit pun, sebab orang mati gak butuh uang lagi, mereka lebih butuh amal. kalau punya.
[ PEDANG SAIGA : Bos? Gimana dengan mereka. ]
Setelah selesai membakar jasad para bandit, Pedang hitam juga menyinggung tentang mayat para perajurit yang mati. apakah akan di bakar juga atau gimana, semuanya tergantung Riyo.
"Masih nanya.. Mereka kan orang baik, Kita kuburin lah. Ayo bantu aku.. " Jelas para prajurit itu orang-orang baik, tentu dia akan mengubur nya dengan layak.
[ TEKNIK ELEMENTAL : Tanah kuburan! ]
Riyo mengaktfikan teknik Elemental tanah begitu menyentuh kan telapak tangannya ke tanah. dan sebuah lubang besar mirip kuburan telah tercipta.
Riyo pun menggotong satu satu mayat para prajurit dan menguburkan mereka semua dengan layak. Tak lupa juga mendoakan agar amal ibadah mereka di Terima. kalau punya.
Tak sadar, Riyo melakukan itu semua di hadapan tuan putri dan prajurit nya yang tinggal satu. mereka tak henti-hentinya kagum dengan Riyo yang begitu baik .
"Tu.. Tuan. "
Keduanya pun tak tahan lagi, lalu keduanya pun menghampiri dan memanggil Riyo dengan sebutan Tuan.
"Tuan? Mana? Mana? " Bukannya menjawab, Riyo justru mencari siapa yang mereka panggil Tuan itu. Dan membuat keduanya tambah bingung dengan sikap Riyo.
[ PEDANG SAIGA : Bos! Mereka itu memanggil anda. ] Sampai pedang hitam membisikan pada Bos nya jika panggilan Tuan itu tertuju pada Riyo itu sendiri.
"Ya? Ada apa? Huaaaaahhhhh.. Cantik sekali... " Saat tersadar, Riyo pun membalas panggilan itu.
Namun seketika mata Riyo hampir saja keluar saat melihat sosok wanita sangat cantik berada tepat di depannya. Mukannya memerah dan Dunia serasa berhenti saat melihat wajah cantik nya. Anjay.
Putri tersebut juga tersipu malu di bilang cantik oleh Riyo, Mau gimana pun Riyo adalah pahlawan baginya.
"Tu.. Tuan.. Terimakasih telah membantu kami, Kami akan selalu mengingat jasa anda. " Saat asik-asiknya memandang wajah Putri, Tiba-tiba muka prajurit itu menghalangi muka Riyo dengan mengatakan terimakasih.
"Tak masalah.. Minggir dulu ah! Ganggu aja. " Riyo pun membalas ucapan mereka, namun muka prajurit itu langsung dia dorong karena menutupi pandangan.
[ PEDANG SAIGA : Emang Bos tak pernah liat wanita cantik Apa? ]
"Diamlah." Sambil melemparkan pedang hitam jauh ke belakang.
Bahkan saat pedang hitam menyindir Riyo yang terlalu berlebihan memandangi seorang wanita, Ucapnya pun tak di gubris sama sekali.
Tak enak di pandangi terus seperti itu oleh sang pahlawan, Putri pun maju untuk berterimakasih dengan tulus kepada Riyo yang telah menyelamatkan nya.
"Terimakasih Tuan telah menolong ku. Hihi.. Kau lucu sekali, Jangan panggil aku wanita cantik gitu.. Panggil saja saya Elena! Elena von. " Putri yang ternyata memiliki nama Elena, itupun langsung mengulurkan tangannya mengajak Riyo berkenalan.
Riyo langsung salah tingkah, Dia sampai bingung bagaimana melakukan jabat tangan. mengingat di hidupnya baru kali ini dia melihat wanita secantik Elena von.
"A.. Aku.. Haduuuhh.. Aku lupa namaku? Siapa ya namaku kemarin?? Oya! Panggil saja Riyu. Riyu saja.. " Seketika itu juga Riyo memberitahukan namanya kepada Elena von, Yaitu Riyu.
Sebenarnya Riyo sangat ingin menggunakan namanya asli lebih lama lagi. Namun karena pedang hitam selalu mengingatkan jika nama nya sekarang adalah Riyu, maka Riyo hanya bisa nurut. walaupun agak tak Terima.
Tak sadar dengan Riyo memperkenalkan namanya kepada Elena von. maka resmi sudah nama Riyo berubah menjadi Riyu. kan cuma beda O sama U gak susah lah di ingat.
"Riyu? Namamu seperti tak asing? "
Putri yang mendengar namanya Riyu seperti tak asing di telinganya, Namun karena sosok Riyu adalah penyelamat. maka Elena von membiarkan pikirannya lewat gitu aja.
"Oya Tuan Riyu..
"Jangan panggil Tuan.. Aku masih muda, Dia aja yang Tua. Panggil Riyu saja. " Riyu langsung memotong pembicaraan Elena von saat di panggil Tuan. mengingat umur mereka seperti seumuran jadi tak enak di panggil Tuan.
Sedangkan prajurit yang tadi, hanya bisa diam karena tak sadar Riyu mendorong nya begitu keras. sampai menancap di atas pohon dan pasrah mendengar kedua orang ini berbicara.
[ PEDANG SAIGA : Kau pikir dirimu aja yang di lempar? Aku juga. ]
Pedang hitam juga bernasib sama dengan prajurit itu, yaitu menyangkut di atas pohon. walaupun berbeda dahan namun nasib mereka sama.
Beberapa saat kemudian, Riyu pun bersedia mengikuti putri Elena von sampai ke kerajaan perak. Dia juga di tawari pekerjaan sebagai pengawal nya, ya walaupun cuma pengawal yang penting ada kerjaaan dari pada nganggur.
Dan Riyu pun berdiri di atas kereta kuda sambil rebahan, Sedangkan prajurit tadi mengendalikan kuda sampai di tujuan. Pedang hitam juga tak lupa di bawa, dan seperti nya si pedang lagi ngambek karena tak brisik seperti biasa.
"Oya Riyu! Rumahmu di mana? " Saat asik-asiknya menatap langit siang sambil bernyanyi lagu tak jelas, Tiba-tiba Elena von menanyakan sesuatu pada Riyu.
Karena di panggil oleh wanita cantik, Riyu pun langsung mengarahkan wajahnya ke tepi jendela.
"Aku tak punya rumah. Hehe.. Aku gelandangan. Gelandangan keren..Hehe.." Jawab Riyu dengan senyum manis ke arah Elena. dengan pede nya Riyu mengatakan jika dia adalah gelandangan, karena emang kenyataan demikian.
[ PEDANG SAIGA : Mana ada Gelandangan keren? ] Gumam Pedang hitam yang heran jika gelandangan itu bisa di bilang keren.
Elena yang mendengar Riyu mengatakan jika dia adalah seorang gelandangan, merasa sedih. Sebab pemuda seusia Riyu seharusnya tak menjadi gelandangan dan seharusnya bersekolah.
"Emm.. Bagaimana kalau kau tinggal di tempat ku! Sepertinya kau orang baik.. Dan ayah ibu pasti menerima mu! " Elena von pun menyarankan Riyu untuk tinggal di rumahnya.
Ya walaupun Riyu ini adalah orang asing, tetapi sepertinya Riyu ini bukanlah orang jahat.
"Benarkah! Terimakasih lho nona cantik.. Repot-repot, Hehe.. " Riyu pun tak menolak sama sekali ajakan Elena von. Dia justru gembira sekali. lagipula kapan lagi bisa tidur di tempat enak.
"Kita sudah sampai nona! " Akhirnya perjalanan mereka pun sampai, Dan kini rombongan Riyu sudah berada di depan gerbang dengan ukuran raksasa berhiaskan perak murni. sesuai dengan nama kerajaannya.
"Uwaaaaghhhh.. Bayangin klo gerbang ini di Jakarta, Lima menit hilang pasti. " Riyu kagum dengan besar nya gerbang yang semuanya terbuat dari perak murni.
Dia sedikit berfikir jika gerbang beginian pasti sudah selesai jika ada di jakarta, entah di maling atau di sita negara.
Putri Elena von tertawa lucu saat melihat mata Riyu yang hampir copot karena kagum, Dia pun langsung mengkode prajurit nya untuk membukakan pintu agar mata Riyu semakin lepas.
"Riyu.. Inilah kerajaan ku. Kerajaan perak! " Ucapan Elena von bersamaan dengan terbukanya gerbang.
...[#TO BE CONTINUE #]...
