Anak yang semula dipinta untuk diaborsi saat mengetahui menderita penyakit bawaan, ternyata tumbuh dengan baik. Dengan kejeniusan si kembar membalas dendam perlakuan ayah mereka dengan mengambil alih perusahaan ayahnya diusianya 10 tahun.
"Gugurkan mereka....! Aku tidak sudi membesarkan anak penyakitan!" titah Rama.
"Tidak. Mereka darah daging kita. Jika kamu tidak menginginkan mereka. Aku sanggup membesarkan mereka!" tegas Alea.
"Ayo kita cerai!"
Saat mengetahui istrinya berhasil hamil, Rama begitu bahagia. Namun sayang, ketika kehamilannya mencapai lima bulan, kandungan Alea yang hamil kembar ini mengalami masalah.
"Maaf nona! sepertinya calon bayi kembar anda memiliki kelainan. Sebaiknya anda melakukan aborsi sebelum mereka berhasil dilahirkan. Jika bertahan, mereka akan tumbuh dengan penyakit bawaan," ucap dokter membuat langit seakan runtuh seketika.
Rama tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dan langsung beranjak meninggalkan Alea yang masih mematung di tempatn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Kejeniusan Azira
Alea dan Mark menunggu si kembar di ruang inap tersebut dengan duduk secara terpisah. Semangat Alea yang ingin melihat keajaiban yang dikatakan oleh Mark membuat wanita ini sulit memejamkan matanya.
Ia terus menerus menatap wajah tampan putranya yang mirip dengannya. Dan Azira sedikit mirip dengan Rama. Sekitar pukul tujuh pagi, Abrar baru bergumam memanggil ibunya sambil mengumpulkan kesadarannya.
"Bunda...bunda...bunda...!" Alea segera mendekati putranya diikuti oleh Mark yang sedari tadi tetap terjaga. Entah kenapa pria ini sangat kuat begadang hingga dijuluki teman-temannya adalah pria mata ikan. Karena terus terbuka saat hidup di dalam air.
"Sayang. Bunda di sini." Alea menggenggam tangan putranya. Abrar tersenyum lalu mengangkat kedua tangannya meminta dipeluk oleh Alea.
"Bunda..! Daddy sudah menyelamatkan kami dari kebakaran di apartemen. Abrar tidak tahu lagi kalau seandainya daddy tidak datang tepat waktu untuk menyelamatkan kami, maka kami tidak bertemu lagi dengan bunda," tutur Abrar sendu sambil melihat wajah tampan Mark.
"Sayang. Maafkan bunda karena tidak ada di saat kalian dalam keadaan ketakutan seperti itu," ujar Alea.
"Sayang. Semuanya sudah berlalu. Jangan diingat lagi hal yang buruk...!" pinta Mark.
"Iya daddy. Bagaimana dengan keadaan Azira?" tanya Abrar masih kuatir dengan saudara kembarnya.
"Lihatlah! Azira sudah melewati masa kritisnya. Sebentar lagi dia akan siuman," ucap Mark.
"Bund....! Abrar mau pipis..!" pinta Abrar yang ingin ke kamar mandi.
"Ok. Biar Daddy yang bantu ya..!" ucap Mark menggendong putranya sambil mendorong tiang infusnya Abrar menuju kamar mandi.
"Perasaan putraku biasa saja. Keajaiban apa yang di maksud Mark? Dasar pria bunglon. Dia hanya mengerjai aku saja," umpat Alea yang tidak bisa membedakan kapan Mark becanda dan serius padanya.
Mark menunggu di luar kamar mandi. Alea menghampiri putrinya yang mulai menggeliat namun tidur lagi. Abrar sudah menyelesaikan urusannya dan beranjak keluar dari kamar mandi sambil mendorong tiang infusnya. Abrar memanggil ibunya saat sudah berada di depan pintu kamar mandi.
"Bunda...!" panggil Abrar dan Alea segera menoleh. Matanya melebar dengan rahang terbuka.Ia menutup mulutnya sambil mengucapkan sesuatu yang tidak jelas.
"Haaa...! Subhanallah. Masya Allah...! Benarkah apa yang aku lihat?" desis Alea dengan mata berkaca-kaca.
"Abrar sudah bisa berjalan bunda...!" ucap Abrar sambil melangkah seperti orang normal.
"Putraku...! Alhamdulillah ya Allah." Alea berlutut memeluk putranya sambil menangis haru.
"Akhirnya kamu bisa berjalan, nak," Alea mengecup pipi dan kening putranya dengan bertubi-tubi.
"Abrar tidak butuh kursi rodanya lagi bunda. Tidak butuh dibantu oleh orang lain. Tapi, Abrar masih butuh kasih sayang bunda dan Daddy Mark. Abrar sudah mewujudkan keinginan Abrar dan Azira agar bunda dan Daddy Mark bisa bersatu dalam ikatan pernikahan," ucap Abrar penuh harap.
"Aaamiin...!" ucap Azira yang diam-diam menyaksikan adegan menakjubkan pagi itu.
Alea membalikkan tubuhnya melihat putrinya yang tersenyum padanya. Alea memang tidak bisa memeluk putrinya saat ini karena dada Azira yang baru saja di operasi.
"Sayang. Apakah sakit?" tanya Alea meninggalkan sebentar putranya dan menghampiri Azira.
"Tidak ada yang sakit bunda. Karena daddy Mark tidak ingin melihat Azira kesakitan," ucap Azira.
"Tapi, Azira akan merasakan kesakitan jika bunda masih menolak daddy Mark untuk menikah dengan Bunda. Tidak ada daddy di dunia ini yang sebaik Daddy Mark. Bunda mau ya?!" desak Azira pada bundanya yang terlihat malu-malu.
"Daddy Mark. Sepertinya bunda kami mau sama daddy Mark, hanya saja tidak ingin menjawabnya. Cepat nikahin bunda kami dan segerakan beri kami adik!" pinta Abrar.
"Insya Allah, sayang. Daddy akan menikahi bundamu secepatnya," ucap Mark sambil melirik Alea yang salah tingkah sendiri. Alea duduk di sebelah putrinya sambil membelai rambut Azira.
"Bunda...! Kenapa kita hanya memiliki satu jantung sementara nyamuk yang tubuh sekecil itu memiliki 3 buah jantung?" tanya Azira.
"Dari mana kamu tahu sayang?" tanya Alea penasaran dan dia juga baru tahu kalau nyamuk memiliki 3 buah jantung.
"Iya bunda sayang. Nyamuk itu yang sering menghisap darah kita adalah nyamuk betina sedangkan nyamuk jantan menghisap cairan pada tanaman," ucap Azira.
"Bukan hanya memiliki 3 buah jantung saja, tapi juga memiliki 100 mata, 48 gigi dan tiga buah jarum dengan fungsinya masing-masing. Memiliki dua sayap bersisik dan enam kaki halus. Dan hebatnya lagi kaki mereka yang halus memiliki cakar yang kasar untuk membantu nyamuk agar bisa menempel di permukaan," timpal Abrar.
"Masya Allah. Kalian hebat bisa meneliti binatang kecil yang rumit itu. Dan itulah kuasa Allah menciptakan binatang yang dianggap pengganggu itu," ucap Alea.
"Walaupun kecil dan rumit justru nyamuk adalah pembunuh nomor satu di dunia. Dari penyakit demam berdarah, malaria dan cikungunya," lanjut Azira.
"Hmm!" Azira menghembuskan nafasnya lembut." Andai saja jantung Azira punya cadangan seperti nyamuk, mungkin Azira tidak akan merepotkan daddy Mark dan Bunda. Maafkan Azira ya Bunda," ucap Azira.
"Kenapa harus minta maaf sayang? Sudah kewajiban bunda untuk memberikan yang terbaik untuk kalian. Dan Daddy Mark mewujudkan impian kita semua," ucap Alea.
"Belum semuanya bunda karena bunda harus menikah dulu dengan Daddy Mark karena daddy Mark yang sudah mengobati kami dan Allah mengijinkan kami untuk sembuh. Ayolah bunda..! Tunggu apa lagi?" desak Abrar.
"Baiklah. Bunda akan segera menikah dengan daddy Mark," ujar Alea membuat si kembar bertepuk tangan seketika.
"Horee...! Akhirnya kita punya keluarga utuh seperti teman-teman di sekolah...!" ucap Azira kegirangan.
Alea dan Mark hanya saling menatap dan ikut terkekeh melihat keceriaan si kembar. Tidak lama kemudian, Suster datang membawa sarapan untuk semuanya. Alea menyuapi Azira dan Mark menyuapi Abrar. Kemudian keduanya sarapan bersama setelah memastikan si kembar kenyang.
Tuan Mark memotong daging untuk Alea agar wanitanya tidak susah payah melakukannya. Hati Alea begitu meleleh dengan sikap pria jutek berhati malaikat ini.
"Aku mau melihat keadaan bibi Sari sebentar. Boleh titip anak-anak, sebentar sayang?" tanya Alea membuat Mark hampir menyemburkan makanannya saat mendengar ucapan manis dari mulut Alea.
"Apa..? Dia memanggilku dengan kata sayang," batin Mark berusaha mengendalikan perasaannya.
"Apa bisa di ulangi lagi perkataanmu tadi, Alea?!" pinta Mark lalu meneguk airnya.
"Aku mau melihat keadaan bibi Sari
di kamar sebelah," ulang Alea.
"Bukan yang itu tapi kata yang terakhir!" pinta Mark.
"Sayang," ujar Alea mengulangi lagi ucapannya.
Mark langsung mengecup bibir Alea dengan cepat membuat Alea melebarkan matanya.
"Kau...!"
"Terimakasih calon istriku!" ucap Mark sambil mengerlingkan matanya pada Alea yang memalingkan wajahnya karena malu.
Beruntunglah si kembar sibuk main game di ponselnya Mark dan Alea hingga tidak melihat kejahilan calon ayah sambung mereka.
"Sudah dulu ya, sayang. Aku tinggal dulu. Mau lihat bibi Sari." Alea segera beranjak keluar dari kamar inap si kembar. Mark terkekeh melihat tingkah Alea yang terlihat menggemaskan baginya. Malu-malu tapi mau.
"Setelah mendapatkanmu, kau tidak akan ku biarkan bebas keluar lagi, sayang. Aku akan mengikatmu di ranjangku," batin Mark lalu mengambil buah untuk di makannya.
👍❤❤❤❤
👍❤