Jian Wuyou adalah"Jenius Seribu Tahun"yang dielu-elukan,hingga sebuah pengkhianatan keji dari sekte dan sahabat terdekatnya merenggut segalanya. Dituduh mencuri artefak suci, ia dihina di depan umum, kehilangan lengan kanan andalannya, dan dilempar ke Jurang Pembuangan untuk membusuk.
Namun, di kedalaman jurang, keputusasaan Wuyou mengkristal menjadi dendam yang membara. Dengan satu tangan yang tersisa dan ditemani pedang karatan yang memalukan, ia melakukan hal yang mustahil: memindahkan inti Dantian ke lengan kirinya, terlahir kembali sebagai kultivator di Tahap Penyatuan Roh.
Kini, dengan wajah renta, tekad baja, dan julukan barunya yang mematikan,'Hantu Pedang',Wuyou memulai perjalanan balas dendamnya. Dunia kultivasi akan segera mengetahui bahwa seorang Dewa Pedang tidak membutuhkan kedua tangan untuk menebas langit.
Ikuti kisah Jian Wuyou saat ia mengungkap konspirasi besar di balik pengkhianatannya dan menuntut darah dari setiap orang yang pernah menertawakan kejatuhannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23: Pencerahan dan imbalan
Di sebuah kediaman yang sederhana namun nyaman, Jian Wuyou dan Master Xin Fei duduk bersama sambil menikmati secangkir teh herbal yang hangat. Qing'er sibuk menghabiskan beberapa kue kering di sudut, sesekali melirik sinis ke arah Master-nya.
"Senior," kata Jian Wuyou, menyeruput tehnya dengan kedua tangan. "Sepertinya kultivasimu sekarang berada di tahap Penyatuan Roh tingkat 1, tapi kau mengalami kebuntuan yang cukup lama."
Master Xin Fei meminum teh herbalnya, menghela napas berat, matanya memancarkan kelelahan. "Ya, begitulah, Junior. Aku memang sudah mengalami kebuntuan sejak lima puluh tahun lalu. Inilah nasib seorang kultivator di sekte terpencil. Tanpa sumber daya yang memadai, sulit sekali mendapatkan pencerahan."
Jian Wuyou mengerti keluh kesah itu. Setelah diam sejenak, Xin Fei menatap ke arah bahu kanan Jian Wuyou. "Itu—"
"Ya, Senior," sela Jian Wuyou dengan senyum samar. "Aku sudah kehilangan tangan kananku sejak lama. Ini memang menyedihkan, tapi hidup harus terus berjalan."
"Maafkan aku, Junior, jika menyinggungmu," Xin Fei tersenyum getir. "Beginilah orang tua, rasa ingin tahu sering mengalahkan kesopanan."
"Tidak perlu bersikap seperti itu, Senior. Masa lalu sudah berlalu. Yang dapat kita pikirkan sekarang adalah masa depan kita. Semakin tua, aku merasa semakin suka dengan ketenangan. Usia memang tidak dapat ditipu, ya?" Jian Wuyou tertawa kecil, dan Xin Fei ikut tertawa.
"Hahaha, kau benar sekali, Junior. Di usia tua, ketenangan adalah hal paling nikmat yang dicari." timpal Xin Fei.
AAAA!
Tiba-tiba, suara teriakan yang memilukan terdengar dari arah gerbang sekte. Xin Fei melotot, ia tahu itu adalah suara murid satu-satunya. "Muridku! Sepertinya ada bahaya di luar!" Xin Fei berdiri dan diikuti oleh Jian Wuyou.
"Ayo kita ke sana, Senior." Mereka pun langsung bergegas ke sana dengan cepat.
Di gerbang depan, terlihat murid Sekte Pedang Petir sedang dicekik oleh seorang pria berotot kekar. Pria itu, yang hanya mengenakan rompi kulit, memamerkan otot-ototnya yang besar.
"Cepat berikan semua harta kalian! Jika tidak, nyawa kalian yang akan kuambil!" Pria kekar itu mengancam dengan intimidasi dan senyum bengis.
Murid sekte berusaha melepaskan diri, tetapi kekuatannya terlalu lemah. "T-tidak akan kubiarkan kau merampas harta yang tersisa di sekte lagi, dasar tukang jarah!"
"Berani juga kau. Kalau begitu mati saja, dasar lemah tidak berguna!" Pria kekar tersebut mengangkat tubuh murid, mencekiknya dengan kuat. Murid itu mulai kehabisan napas, mulutnya perlahan berbusa, matanya hampir keluar.
"BERHENTI, SUN ZO! LEPASKAN MURIDKU!" Xin Fei datang dan berteriak marah.
"Lepaskan? Kalau aku menolak, bagaimana?" Sun Zo tersenyum sinis, menantang Xin Fei.
Jian Wuyou yang berada di samping Xin Fei perlahan maju ke depan. "Lawan saja dia, Senior. Untuk apa kau takut pada bocah tidak tahu diri seperti dia?"
"Tidak bisa begitu, Junior. Dia memiliki koneksi dengan beberapa kelompok kriminal yang cukup luas. Ini sangat berbahaya, apalagi aku sudah tua dan lemah." Xin Fei menjelaskan dengan nada putus asa.
Jian Wuyou yang mendengar itu maju selangkah. "Kalau kau takut dengan mereka, sampai kapan pun kau tidak akan dapat berkembang, Senior. Lawanlah rasa takutmu, bahkan jika itu berarti mengakhiri hidupmu."
Jian Wuyou perlahan mengeluarkan pedangnya, Yue Sha. Ia berniat mengalahkan Sun Zo dan puluhan pasukannya yang sedang tertawa menghina di belakang.
Melihat Jian Wuyou, Sun Zo merasa terhina. "Berani juga kau, pak tua. Apa kau tidak takut aku membunuh bocah ini?"
"Takut? Bunuh saja. Itu pun kalau kau bisa!" balas Jian Wuyou dengan ekspresi datar, melirik dingin ke arah pedangnya.
Sun Zo yang diperlakukan seperti itu menjadi sangat marah. Urat-urat di kepalanya menegang, rahangnya mengeras. "BUNUH ORANG TUA SOMBONG ITU!" Sun Zo berteriak kepada puluhan bawahannya. Mereka semua langsung berlari ke depan dengan bengis dan haus akan pertumpahan darah.
Melihat gelombang musuh, Jian Wuyou tetap tenang. "Kalian seperti hewan gila. Apa kalian tahu hewan yang sudah menjadi gila akan diapakan?" Jian Wuyou menatap tajam ke depan.
Ia mulai serius lalu melesat dengan cepat. Kecepatan Penyatuan Roh Tingkat 2 membuatnya hampir tak terlihat. Setiap tebasannya tidak dapat dilihat oleh mata telanjang biasa.
"S-siapa sebenarnya dia itu?" Xin Fei menggeleng tidak percaya, matanya terpukau melihat gerakan Jian Wuyou. "D-dia luar biasa! Gerakannya sangat presisi dan indah, padahal ia hanya menggunakan satu tangan!"
Jian Wuyou yang bergerak sangat cepat, berhenti di depan Sun Zo, dan melanjutkan ucapannya tadi. "Hewan gila akan diburu dan dibunuh!"
SHING!
Tiba-tiba, kepala bawahan Sun Zo di belakangnya berjatuhan ke tanah, disertai semburan darah hitam.
Jian Wuyou mengambil ancang-ancang, menebas tangan Sun Zo dengan tebasan yang diukur. SLAS! Murid sekte terlepas dari cekikannya dan jatuh ke tanah, dan ia selamat.
Jian Wuyou tidak berhenti di situ. Ia terus menyerang Sun Zo yang sedang merintih kesakitan sambil berteriak, "Perhatikan ini, Senior!"
Dalam hati, Jian Wuyou teringat akan murid dari Sekte Pedang Petir yang pernah menantangnya di masa lalu. "Kau adalah orang yang pantang menyerah, Senior. Aku suka dengan sifatmu itu. Walaupun pertemuan kita singkat, aku masih mengingatmu."
Jian Wuyou menutup mata, ia mulai fokus. Ia merasakan angin di sekitar terasa seperti terbelah tajam ketika ia melangkah ke depan. Setiap gerakannya memercikkan kilatan biru keunguan, seolah petir merambat melalui nadinya. Ia sedang menyempurnakan dan menggunakan teknik Pedang Petir yang coba dikuasai oleh Sekte ini, tetapi dengan presisi dan kekuatan Qi Murni miliknya.
Zzzt! Krzzz!
Tubuhnya lenyap dari pandangan. Hanya melodi listrik yang tertinggal, meraung di udara seperti ratusan petir kecil. Dalam sekejap, wujudnya muncul kembali tepat di sisi Sun Zo, lalu menghilang lagi dalam kilatan yang bahkan bayangan pun tak mampu mengejarnya.
Sun Zo merasakan tekanan yang memecahkan udara. Bilah pedang Jian Wuyou berubah menjadi garis cahaya yang tak dapat dipisahkan dari petir.
TEBASAN PETIR MURNI!
Satu tebasan Jian Wuyou memanggil kilatan dari langit. Petir itu jatuh, melingkar di sekitar tubuh Sun Zo, membentuk sangkar energi yang menggetarkan ruang di sekitarnya. Tanah di bawahnya terbakar hitam. Wajah Sun Zo terlihat tegang, dipenuhi rasa takut yang luar biasa, seolah alam sendiri sedang menindihnya.
Jian Wuyou melangkah keluar dari kepulan debu, tubuhnya dilapisi cahaya biru yang meredup perlahan. Ia tidak membunuh Sun Zo, tetapi melumpuhkan semua meridian dan Dantiannya.
"Setelah melihat ini, seharusnya kau sudah menyadari di mana kesalahan mendasar dalam teknikmu, Senior." kata Jian Wuyou, tersenyum ke arah Xin Fei.
Xin Fei terkejut. Ia tidak percaya Jian Wuyou dapat menggunakan teknik yang sudah ia pelajari dan kuasai selama puluhan tahun, bahkan versi yang digunakan Jian Wuyou justru sangat sempurna tanpa adanya celah.
"L-luar biasa!" Xin Fei tiba-tiba mengeluarkan air mata. Bukan air mata kesedihan, tapi air mata bahagia dan pencerahan. Ia merasa bahagia karena mendapatkan sesuatu yang berharga dari orang yang bahkan ia tidak kenali.
Sebelum pergi, Jian Wuyou memanggil Qing'er dan dia langsung muncul. "Keluarkan Pil Pemurnian Emas yang kau buat."
Dengan sinis dan cemberut, Qing'er terpaksa menyerahkan Pil Pemurnian Emas kepada Master Xin Fei. "Ambillah, pak tua!" katanya, suaranya dipenuhi keterpaksaan.
"I-ini... Ini bukannya pil yang sangat berharga? Kenapa kau memberikannya ini kepadaku, Junior?" Xin Fei menatap Jian Wuyou dengan berkaca-kaca. Pil itu bernilai kekayaan sekte mereka selama sepuluh tahun.
Jian Wuyou tersenyum sambil menatap langit. "Anggap saja sebagai bayaran atas teh herbalnya dan sedikit pencerahan. Dengan itu, aku yakin kau dapat membersihkan semua masalahmu, Senior. Semoga kita dapat bertemu lagi."
Jian Wuyou berbalik badan, dan perlahan berjalan menjauh dari Sekte Pedang Petir, diikuti Qing'er. Ia melakukan itu karena ia percaya pada filosofi kuno: "Kebaikan pasti akan kembali kepada pelakunya, begitu juga sebaliknya. Aku akan membutuhkan kebaikan ini di perjalanan yang akan datang."
Mereka berdua menghilang di balik hutan. Xin Fei menatap pil di tangannya, tekadnya menyala kembali. Pencerahan yang ia dapat dari Jian Wuyou jauh lebih berharga daripada pil itu sendiri.
Jian Wuyou kini mendapatkan karma baik di tengah perjalanannya. Namun, apakah Pil Pemurnian Emas itu sudah cukup untuk melindungi Sekte Pedang Petir dari ancaman yang jauh lebih besar dari Sun Zo, atau justru menarik perhatian faksi yang lebih kuat dan berbahaya?Tidak ada yang tahu, kecuali mereka bertemu lagi di masa yang akan datang.