Viola pranindhita(29) seorang perempuan independen yang sukses di segala bidang usaha hingga berhasil menjadi CEO perusahaan ternama.terpaksa menerima perjodohan nya dengan Evan Erlangga(27). seorang pembisnis muda yang sekaligus saingan bisnis nya yang terkenal angkuh dan dingin terhadap wanita..
akankah keangkuhan, keras kepala, dan sifat individulis dari ke duanya bisa menciptakan sebuah ikatan rumah tangga yang manis dan romantis???Jika ada trauma di masa lalu tentang pernikahan...bagaimana cara mereka untuk berusaha memahami tentang arti pernikahan yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman manis
Evan membuka Dasi nya kasar,.. dia tidak habis pikir dengan perubahan sikap Viola tadi siang padanya. ada rasa kesal dan marah dalam hatinya. tak lama evan segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Hari sudah mulai larut ketika Viola tiba di rumah nya.. dia melangkah pelan membuka pintu kamar. dia terkejut karena kamar dalam keadaan gelap. lebih terkejut lagi, saat dia menyalakan lampu.. dia melihat evan sudah duduk di sofa menunggunya.
Viola berusaha bersikap tenang.. Evan menatap nya tajam tanpa suara.
Viola segera bergegas ke kamar mandi dan mengunci pintunya dari dalam.. dia bersandar di dinding, dia tau Evan sedang marah pada nya.. perlahan ia menuju bathtub dan mengisi air nya hingga akhirnya ia berendam di sana.
Evan menunggu Viola cukup lama.. antara amarah yang sudah tidak tertahan lagi. dia mengetuk pintu kamar mandi
"Viola... keluar, aku mau bicara.. sampai kapan kamu diam di kamar mandi.. kamu mau menghindari aku..? " tanya evan kesal.
Tak ada jawaban..
"Vi.. Viola.. kamu dengar nggak..? "
Evan menggedor kamar mandi dengan keras. kemarahan nya tiba-tiba berubah menjadi khawatir karena Viola tak kunjung membuka pintunya
"Vi... Viola... buka vi... " Evan mulai terlihat panik. ia segera mengambil kunci cadangan di laci lemari nya.. dan membuka pintu kamar mandi dengan cepat.
Evan tersentak ketika melihat Viola yang sedang berendam di bathtub dalam keadaan tidur..
Evan menghampiri Viola dan mengecek nadi nya.
"Vi... Viola.. " panggil evan pelan sambil menggerakkan tangan Viola.
Evan mengangkat tangan Viola ketika tiba-tiba Viola bangun dan menampar pipinya.
Suara tamparan yang begitu nyaring membuat evan meringis dan mundur beberapa langkah.
"Vi... kamu gi*a ya.. "
"Kamu... ngapain kesini..! " hardik Viola kesal.dengan wajah merah menahan keterkejutan nya..dia membenamkan tubuh nya di air bathtub.
Evan mendelik tajam.
"Kamu yang kenapa... pintu di kunci, di panggil nggak jawab .. aku takut kamu mat* di kamar mandi..! " bentak evan
"Keluar kamu.., keluar..! "
Evan mendengus kesal , segera keluar dari kamar mandi .sementara ,Viola masih terlihat kaget dengan apa yang terjadi barusan. dia menatap tangan nya yang telah menampar evan tadi.. dia menjadi gemetar menahan dingin dan air mata yang tak terasa sudah membasahi pipinya.
Evan meraba pipinya bekas tamparan Viola tadi.. "Dasar perempuan nggak jelas.. kenapa dia Tiba-tiba nampar aku..! " ucap evan menahan amarahnya.
Viola keluar dari kamar mandi dan melewati evan begitu saja.
Evan merebahkan tubuhnya di kasur dengan kesal. sementara Viola berganti pakaian.
"Maaf, tadi aku nggak sengaja.. " ucap Viola pelan. evan hanya terdiam membalikkan tubuh nya membelakangi Viola yang sudah duduk di tepi tempat tidur.
"Aku tadi kecapean, jadi ketiduran... pas kamu bangunin.. aku kaget.. jadi reflek... " Viola terdiam menatap punggung evan.
Tak ada jawaban.. hanya sesekali terdengar napas evan yang menandakan dia sudah tertidur lelap. Viola menarik selimut nya dan menutupi tubuh evan juga.
Ada perasaan bersalah dalam dirinya.. tapi, diapun tidak mengerti akan sikap nya.. sejak mendengar percakapan karyawan nya tadi.. tentang tiara dan evan. serasa ada bom waktu yang akan mengancam hubungan nya dengan evan ke depan nya.
Evan membalikkan tubuhnya, dan melihat Viola sudah terlelap di sampingnya. rasa nyeri di pipinya membuat dia masih menahan marah. Evan menatap wajah Viola yang begitu damai dalam tidur nya.
"Dasar kucing betina.. kalau lagi tidur gini.. kelihatan banget wajah polosnya.. " gumam evan pelan seraya menyusuri wajah Viola dengan jari nya... wajah evan semakin mendekat baru saja bibir nya akan menyentuh bibir Viola.. Tiba-tiba dia teringat peristiwa di kamar mandi tadi. kekesalan kembali muncul di pikiran nya. hingga dia mengurungkan niat nya.. dan bergegas beranjak dari tempat tidur.
Evan tidak menyadari jika saat itu Viola membuka mata nya.. dan melihat evan pergi dari kamar nya.
"Apa evan masih marah.., dasar ambekan.. aku kan nggak sengaja mukul dia.. " batin Viola menyesali atas sikap nya tadi.
Evan kembali dengan membawa segelas air dan menyimpan nya di meja di sisi tempat tidurnya.
Viola menggeliat pelan.. dan melihat evan duduk bersandar di tempat tidur.
"Kamu nggak tidur..? " tanya Viola pelan.
Evan tidak menjawab dia merebahkan tubuh nya kembali dan menarik selimut nya
"Kamu, masih marah ya..? "
"Evan, aku mau ngomong sama kamu... maaf.. " ujar Viola sambil menggoyangkan tubuh Evan.
Evan menoleh dan menatap Viola tajam.
"Maaf,.. " Viola memegang tangan evan.
"Sungguh tadi aku kaget, jadi nggak sengaja.. " belum selesai Viola bicara.. Tiba-tiba evan langsung mencium bibirnya. Viola tersentak kaget tapi, kali ini dia bisa menahan tangan nya agar tak mendorong evan
"Kamu tau... tadi itu bikin aku sakit.. " ucap evan dengan napas yang terengah.
"Maaf.. "
"Aku harus hukum kamu... " lanjut evan sambil kembali menyatukan bibir mereka.
Viola menutup matanya dan menikmati ciuman yang hangat dari evan.. tiba-tiba evan menggigit bibir Viola hingga Viola melepas ciuman nya.
"Evan, sakit.. " rengek Viola. membuat evan tersenyum.
"Itu hukuman karena kamu sudah berani nampar aku.. "ujar evan sambil tersenyum kemudian berbaring kembali di samping Viola.
"Kamu nggak marah lagi kan..? " tanya Viola pelan.
"Aku ngantuk.. besok aja ngomong nya.. " jawab evan acuh.. membuat Viola mengerucut kan bibir nya.
"ih... kok bisa sih dia masih marah, padahal udah cium aku... pake gigit segala lagi.. " sungut Viola dalam hati.
Viola menarik selimut nya dengan kesal.. sementara evan diam-diam menutup mata nya sambil tersenyum merasakan kekesalan Viola.
...****************...
Evan dan Viola duduk di meja makan mereka telah selesai dengan sarapan pagi nya, mereka berhadapan tanpa suara,sementara mata mereka saling menatap tajam..
"Aku antar kamu ke kantor.. " Evan memulai untuk memecah ketegangan.
"Nggak perlu.. aku bisa di antarkan sopir.. "
"Ok.. " jawab Evan datar.. hendak beranjak dari duduk nya.
"Evan tunggu,.. kamu bilang kamu mau ngomong sama aku..."
"Ngomong apa.., kan kamu yang punya salah.. " Evan kembali duduk dengan tangan bertumpu di dada.
"Semalam aku nggak sengaja mukul kamu, aku kaget.. " jelas Viola terbata.. sungguh sebenarnya dia malas untuk menjelaskan berulang kali. hanya dia takut semalam Evan benar-benar tidak mendengar penjelasan nya.
"Lagi pula, semalam kamu udah ngasih hukuman ke aku.. " lanjut Viola
Evan memutar bola mata nya seakan berpikir.
"Aku ngasih hukuman ke kamu..? "
"Iya, semalam kamu udah cium aku, gigit aku juga.. kamu bilang itu hukuman nya kan.. ya udah impas dong nggak usah marah lagi.. " punya Viola kesal.
"Ok.. anggap itu impas.. sekarang aku mau tanya sama kamu soal sikap kamu di kantor kemarin,memang perlu ya.. se profesional itu.. , dengan panggilan anda, saya... tegang banget.. denger nya...Viola, seluruh kantor sudah tau kita sudah menikah.. jadi kamu nggak usah sok profesional kayak gitu.. "jelas Evan panjang lebar, sementara Viola hanya terdiam.
"Ya, terserah aku dong.. "
"Ok, terserah kamu.. berarti aku pun akan bersikap sesuka aku... jadi kamu jangan kaget kalau tiba-tiba aku nyuekin kamu.. " ujar Evan bergegas pergi meninggalkan Viola yang tampak serba salah.
"Evan,.. tunggu dong.. "
Evan melangkah menuju mobilnya.
"Evan, tunggu.. aku ikut kamu ke kantor.. "
Reflek Evan menghentikan langkahnya.. samar dia menyembunyikan senyum kemenangan nya
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...