"Aduh.... sakit woi! turun ga kamu!" ucap seorang gadis cantik dengan pakaian sederhana dan tingkah yang bar bar nya, menghadang seorang pengendara motor yang baru saja menyerempet nya hingga jatuh ke sawah.
"Sorry." ucap seorang pria dengan wajah yang tertutup helm mahal, dan mengeluarkan suara yang membuat gadis itu tertegun.
wajah nya yang kotor, akibat terjatuh di sawah, membuat nya seakan lupa, bahwa dia baru saja di senggol oleh orang di depan nya. tapi gadis itu malah melamun dan tak sadar untuk bersikap tegas.
Pria itu menatap heran, dan langsung pergi tanpa berkat apa apa lagi, sepertinya memang pria itu memiliki urusan yang lebih penting saat itu.
"Aisshh, dasar goblok, apa yang kamu pikirkan Selin, dia yang nabrak kamu, malah dia yang pergi. woi, liat ya kalau kamu balik lagi, tak cincang kamu jadi gulai!" pekik nya yang mencak mencak seperti seekor monyet. untung saja kondisi di sawah begitu sepi, dan kebetulan saat itu tengah hari, jadi aman tak membuat Selina malu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.9
Saat ini Selin duduk di ruang tamu nya Oma nur, dengan tatapan cemberut lucu. Dan disebelah nya, ada Aksa yang juga duduk dengan tatapan datar nya. mereka berdua di sidang oleh Oma nur, dan kedua nya hanya diam sambil mendengarkan ucapan Oma nur.
"Sekarang jelasin sama oma. kenapa kalian bertengkar seperti ini?" ucap Oma nur yang butuh penjelasan.
"Maaf oma, Selin ga tau kalau dia cucu Oma yang nyebelin."ucap Selin sambil menundukkan kepalanya.
"Nah, Selin pasti ada sesuatu yang terjadi diantara kalian kan?" tanya Oma nur yang begitu penasaran.
"Aksa, ayo ngomong. Kenapa kamu bisa membuat kesal seorang gadis, apalagi Selin ini cucu besti Oma." desak nya yang merasa heran dengan cucu nya itu yang hanya diam saja.
"Aksa ga tau oma, gadis gila itu, eh maksudnya gadis itu tiba tiba marah ke Aksa." ucap nya yang keceplosan.
Mendengar ucapan Aksa, Selin langsung melotot ke arah pria menyebalkan itu. bisa bisa nya pria itu mengatakan dia gila.
"Gimana aku ga marah, kamu udh nyenggol aku ke sawah. Sampe tangan aku luka ya mas!" pekik Selin dengan nada kesal nya.
"Apa! Aksa kamu apakan anak orang ha!" hardik Oma nur dengan tatapan tajam nya. Bisa bisa nya cucu nya, berbuat seperti itu kepada cucu besti nya.
"Oma, Aksa ga sengaja. Dan udah Minta maaf juga. Tapi gadis ini, malah memperbesar Masalah nya."
"Kamu ga minta maaf ya mas, kamu terus nyelonong pergi gitu aja. Bukanya di bantuin, malah ninggalin."
"aku udh minta maaf intinya." ucap Aksa yang masih bersikeras, bahwa dia tak bersalah.
"Sudah sudah. Dengarkan Oma, Aksa minta maaf sama Selin, kamu yang salah. udah nyenggol Selin sampai terluka, tapi ga bertanggung jawab."
"Oma tapi." protes nya yang merasa tak terima
"Kamu harus tanggung jawab, kalau perlu nikahin Selin." ucap Oma nur dengan Santai nya.
"Apa!" pekik kedua nya dengan serentak. Mana bisa seperti itu, kedua nya merasa tak terima dengan ucapan Oma nur.
"Oma, kenapa malah Oma nyuruh aku nikahin, cewe gila ini!"
"Maaf oma, Selin ga mau, apalagi sama cucu Oma yang nyebelin ini."
"Kan kamu yang salah Aksa, kamu buat Selin terluka, dan tanggung jawab seharusnya. Dan nikahin Selin nya, biar Oma sama besti Oma jadi besan." pekik Oma nur dengan Santai nya.
"Ga!" pekik keduanya dengan serentak.
"Maaf oma, Selin harus pulang. Ayah udah nungguin di rumah." ucap gadis itu yang melihat panggilan masuk dari ayah tercinta nya.
"Aduh, maafin Aksa ya Selin. Gara gara cucu oma kamu sampe terluka."
"Oma, aku ga bersalah."
"diam kamu Aksa. Selin jangan dengerin pria itu ya, maklumi aja cucu oma itu, memang seperti itu. Kapan kapan mampir lagi ya, Oma senang kamu mau mampir kesini."
"iya Oma, gpp. Maaf Udah buat keributan di rumah Oma."
"Aksa, kamu antarkan Selin ke rumah nya."
"Oma, gausah. Selin pulang sendiri aja." ucap gadis itu yang menolak pulang dengan Aksa.
"Ga baik anak gadis pulang magrib magrib, lagian gara gara Oma kamu pulang sendiri. Ayo Aksa!"
aksa pun hanya diam, sambil mengangguk saja. Dia sudah malas berdebat dengan para wanita, tentu saja dia akan kalah telak. Apalagi omanya itu, sudah pasti membela gadis itu.
Aksa mengantarkan gadis itu pulang, dengan motor nya. awalnya Selin menolak, karena jarak nya dekat, tapi pria itu memaksa nya untuk naik, apalagi nada bicara Aksa benar benar tegas dan datar.
"Cepat naik, saya ga mau Oma saya marah gara gara Kamu ga mau naik."
"Iss, aku bilang bisa pulang sendiri mas. kenapa kamu malah maksa juga sih. Oma juga ga liat."
"Udah bawel naik!" ucap Aksa dengan tegas nya. membuat Selin tidak bisa berkutik.
Aksa pun mengendarai motor nya dengan pelan, karena di desa ini, ramai sekali anak anak kecil yang masih berkeliaran. Itulah sebab nya dia harus berhati-hati lagi
"Sudah mas, disini aja." ucap Selin yah tak ingin diantar tepat di depan rumah nya. Karena takut ayah nya melihat pria menyebalkan ini, takut di interogasi ayah dimdim.
"Hmm."
karena terburu buru, Selin sampai lupa memberikan helm nya ke tangan Aksa. karena merasa panik dan takut ayah nya melihat Aksa mengantarkan nya ke rumah.
"makasih." ucap nya singkat dan langsung ingin buru buru masuk ke dalam.
"tunggu!'
"Kenapa lagi, aku harus masuk mas. Ayah ku Udah nungguin."
"helm."
dengan meraba di atas kepala nya, dia baru sadar bahwa helm pria itu masih menempel di atas kepala nya. merasa malu, dan ingin segera menghilang dari hadapan pria menyebalkan itu
"heh, maaf aku ga fokus. ini." ketus Selin yang berusaha menyembunyikan rasa malunya itu.
Aksa hanya menatap nya dengan datar, seolah gadis itu benar benar ceroboh dan cukup lucu.
"Yaudah, makasih. Sana pulang. dasar pria es."gerutu nya sambil berjalan masuk ke rumah nya.
tanpa basa basi lagi, Aksa segera pergi dari sana. dan mampir sebentar di Alfamart terdekat membeli beberapa cemilan.
"Aduh, dompet saya ketinggalan lagi, mas bisa bayar nya nanti ga?" ucap ustazah yeyen dengan panik nya.
"Aduh, ga bisa Mbak. maaf ya." ucap kasir nya dengan memberikan pengertian.
"Aduh, gimana dong. Dompet saya ketinggalan." pekik nya yang panik karena bisa bisa nya dia tak membawa dompet, saat membeli barang barang keperluan nya.
"Yaudah mbak nya pulang dulu, ambil dompet nya." ucap kasir yang berusaha memberikan solusi.
Aksa yang berdiri di belakang wanita itu, mengeluarkan kartu nya, dan menyodorkan nya ke kasir.
"Pake ini aja." ucap Aksa yang berdiri di belakang Yeyen dengan tatapan datar nya.
Yeyen langsung kaget, dan terpesona dengan tampang Aksa yang cukup membuat nya terpikat. apalagi selama tinggal di desa teluk kerang ini, dia belum bertemu orang setampan Aksa.
"ini, bayarin sekalian punya mbak ini." ucap Aksa yang menyodorkan kartu unlimited nya. Alias black card.
"Aduh mas, maaf merepotkan ya." ucap Yeyen dengan nada malu, sekaligus terpesona dengan suara pria itu.
"Hmm." dehem Aksa dengan tatapan datar nya.
"baik mas, ada tambahan lagi?" tanya kasir dengan sopan
"tidak."
melihat sikap dan tindakan pria itu, membuat ustadzah yeyen benar benar terpesona. Baru kali ini, dia bertemu dengan pria tampan dan matang sekaligus royal seperti ini. dia rasa, bahwa dia jatuh cinta pada pandangan pertama.
Setelah membayar, Aksa langsung pergi ke arah motor nya. dan ustadzah yeyen langsung mengejar pria itu.
"mas, mas tunggu." teriak nya yang menghampiri Aksa.
