NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terlambat

Cinta Yang Terlambat

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Fantasi Wanita
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: carat18

Sinopsis Singkat "Cinta yang Terlambat"

Maya, seorang wanita karier dari masa depan, terbangun di tubuh Riani, seorang wanita yang dijodohkan dengan Dimas, pria dingin dari tahun 1970-an. Dengan pengetahuan modern yang dimilikinya, Maya berusaha mengubah hidupnya dan memperbaiki pernikahan yang penuh tekanan ini. Sementara itu, Dimas yang awalnya menolak perubahan, perlahan mulai tertarik pada keberanian dan kecerdasan Maya. Namun, mereka harus menghadapi konflik keluarga dan perbedaan budaya yang menguji hubungan mereka. Dalam perjalanan ini, Maya harus memilih antara kembali ke dunianya atau membangun masa depan bersama Dimas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carat18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

selamat membaca guys ❤️ 🐸 ❤️ ❤️

Pagi itu, Riani bangun lebih awal dari biasa nya. Udara dingin menusuk kulitnya saat ia melangkah keluar dari kamar, mengenakan selendang tipis di bahunya. Ia menuju dapur, berniat menyiapkan sarapan sebelum Dimas bangun.

Sejak usaha rotinya mulai berkembang, ia lebih sibuk dari sebelum nya. Namun, ia tetap ingin memastikan Dimas mendapat perhatian yang cukup.

Di dapur, ia mulai menguleni adonan roti. Tangannya bergerak cekatan, mengingat semua teknik yang telah ia pelajari selama beberapa bulan terakhir.

Riani merasa puas melihat adonan yang lembut dan elastis terbentuk di bawah tangannya. Saat ia sibuk, Dimas masuk, masih dengan wajah kantuk.

"Kamu bangun pagi sekali," kata Dimas sambil duduk di kursi.

"Aku ingin menyiapkan sesuatu yang spesial untukmu," jawab Riani sambil tersenyum. "Aku tahu kamu banyak membantu di ladang belakangan ini."

Dimas mengangguk pelan. Sejak usaha mereka berkembang, ia memang lebih sering membantu di ladang untuk memastikan bahan baku tetap tersedia. Ia menghargai usaha Riani dan ingin mendukungnya dengan cara apa pun yang ia bisa.

Saat sarapan siap, mereka duduk bersama. Riani menyajikan roti lembut dengan selai buatan sendiri. Dimas mencicipinya dan tersenyum puas. "Rasanya luar biasa, seperti biasa."

Namun, kebahagiaan pagi itu terganggu ketika seorang tamu tak terduga datang. Pak Amir, seorang pemilik toko besar di pasar, mengetuk pintu mereka dengan wajah serius.

"Riani, aku perlu bicara denganmu tentang rotimu," katanya.

Riani dan Dimas saling berpandangan sebelum mengundang Pak Amir masuk.

"Ada masalah, Pak?" tanya Riani dengan hati-hati.

Pak Amir menghela napas. "Ada pedagang baru di pasar yang mulai menjual roti serupa denganmu, tapi dengan harga lebih murah. Banyak pelanggan mulai beralih ke sana. Aku hanya ingin memberi tahu agar kamu bisa bersiap-siap."

Riani merasakan kegelisahan menjalar di dadanya. "Siapa pedagang itu?"

Pak Amir menggeleng. "Aku belum tahu pasti siapa di baliknya, tapi aku sarankan kamu mulai mencari cara untuk tetap bersaing."

Setelah Pak Amir pergi, Riani termenung. Dimas menggenggam tangannya. "Kita akan mencari solusinya bersama. Aku yakin rotimu lebih enak."

Riani mengangguk, meskipun pikirannya dipenuhi strategi untuk menghadapi persaingan baru ini. Ia tidak akan membiarkan kerja kerasnya selama ini sia-sia.

Malam harinya, Riani tidak bisa tidur. Ia duduk di ruang tengah, menulis beberapa ide di buku catatannya. Salah satu idenya adalah menambahkan varian rasa baru atau bahkan menjual roti dalam bentuk paket spesial.

"Kalau mereka menjual lebih murah, kita harus menjual dengan keunikan," gumamnya.

Dimas yang baru saja selesai mandi melihat istrinya masih terjaga. Ia duduk di sebelahnya dan membaca sekilas catatan Riani. "Kamu mau coba inovasi baru?"

Riani mengangguk. "Aku harus. Kalau tidak, pelanggan bisa beralih. Aku sedang berpikir untuk membuat roti isi dengan isian khas desa. Misalnya, kelapa manis, kacang tanah gula merah, atau mungkin pisang karamel."

Dimas tersenyum. "Itu ide bagus. Kamu bisa coba dulu dalam jumlah kecil, lihat bagaimana respon pelanggan."

Keesokan paginya, Riani langsung mulai bereksperimen. Ia mencoba berbagai kombinasi bahan dan menguji tekstur serta rasa roti buatannya. Setelah beberapa kali percobaan, ia akhirnya menemukan tiga varian baru yang menurutnya cukup menarik: roti isi kelapa gula merah, roti isi pisang karamel, dan roti isi kacang tanah manis.

Setelah semuanya siap, Riani membawa beberapa contoh ke pasar untuk diuji coba. Ia menawarkan potongan kecil kepada pelanggan setianya dan meminta pendapat mereka.

"Wah, ini enak sekali, Bu Riani!" seru salah satu pelanggan. "Saya suka yang isi pisang karamel, rasanya unik."

Pelanggan lain mengangguk setuju. "Yang isi kelapa juga enak, terasa tradisional. Saya pasti akan beli kalau sudah dijual."

Mendengar respons positif ini, Riani merasa semakin yakin. Ia kembali ke rumah dengan semangat baru dan segera mulai memproduksi dalam jumlah lebih banyak. Ia juga merencanakan strategi pemasaran sederhana: memberikan potongan harga untuk pembelian pertama dan membuat paket bundling agar pelanggan mencoba semua varian.

Hari pertama penjualan roti varian baru, antrian di kios Riani lebih panjang dari biasanya. Banyak pelanggan penasaran ingin mencoba rasa baru yang ia tawarkan. Bahkan Pak Amir yang awalnya khawatir pun datang dan memberikan pujian.

"Kamu benar-benar tahu cara berinovasi, Riani. Aku rasa usaha rotimu akan bertahan lebih lama dari yang kita duga."

Riani tersenyum lega. Dengan inovasi dan kerja keras, ia berhasil mengatasi tantangan baru ini. Namun, ia tahu persaingan tidak akan berhenti di sini. Dunia usaha selalu penuh tantangan, dan ia harus selalu siap menghadapi yang berikutnya.

terimakasih sudah membaca guys ❤️🐸❤️❤️❤️🐸❤️❤️❤️ 8888888

1
carat18
good
Alif
dimas ap reza ya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!