NovelToon NovelToon
Anak Untuk Kakakku

Anak Untuk Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Penikahan yang seharusnya berjalan bahagia dan penuh dengan keharmonisan untuk sepasang suami istri yang baru saja menjalankan pernikahan, tapi berbeda dengan Evan dan dewi. Pernikahan yang baru saja seumur jagung terancam kandas karena adanya kesalah pahaman antara mereka, akankah pernikahan mereka bertahan atau apakah akan berakhir bahagia. Jika penasaran baca kelanjutannya di novel ini ya, jangan lupa tinggalkan komen dan like nya… salam hangat…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesona Evan.

Saat ini dewi dan Evan berada di dalam mobil, Evan melajukan mobil nya menuju ke universitas yyy. Tempat dimana dia akan berkuliah kelak, dewi tampak sering terdiam tidak seperti dulu ketika bersama Evan akan nempel seperti perangko yang tidak mau lepas.

“Ehem…” Evan berdehem untuk memecahkan suasana yang terasa tegang dan tenang, dewi sekilas melirik ke arah Evan.

“Kog diam aja wi, apa kamu nggak rindu dan kangen sama aku.” Goda Evan sambil menatap jalan di depannya.

“What… rindu, kangen. Oh tentu saja, rasanya aku pengen peluk dan cium kamu kak. Tapi aku malu, rasanya aneh banget jika aku sekarang melakukannya.” Batin dewi.

“Oh aku tahu, kamu pasti malu sama aku kan wi.” Evan melihat sekilas dewi yang memilih menatap jendela di sampingnya.

Evan dengan segera menghidupkan audio mobil, dia memilih memutar musik dari pada harus menunggu dewi berbicara dengannya. terdengar suara merdu seorang laki laki dari audio mobil, suara lembut Bruno mars membuat suasana hening menjadi sedikit lebih berisik.

Terbawa suara nyanyian milik cowok berkulit hitam dan memiliki kumis tipis itu, dewi sampai mengikuti lirik lagunya. Evan tersenyum mendengar suara merdu dewi, Evan berfikir mungkin dewi masih malu dengannya. Karena mereka lama tidak bertemu, tidak beberapa bulan mereka tidak pernah bertatap muka, tapi sudah bertahun tahun.

Wajar jika dewi canggung jika akan berbicara dengannya, Evan pun memakluminya dia harus lebih agresif agar dewi bisa akrab lagi seperti dulu.

mobilpun memasuki sebuah halaman kampus yang terlihat sejuk dan luas, dengan segera Evan mencari tempat parkir yang terlihat teduh.

“Kak, kita parkir disana.” Ucap dewi tiba tiba, menunjuk pohon yang terlihat rimbun dan di bawahnya terlihat masih kosong. Dengan segera Evan melajukan mobilnya ke arah yang di tunjuk dewi.

Setelah memarkirkan mobilnya, Evan dan dewi segera turun. Mereka berjalan menuju ke gedung yang bertuliskan dissain komunikasi dan grafis, dewi sampai terpana melihat betapa besar dan luasnya gedung tersebut.

“Apa kakak yakin ingin meneruskan kuliah di sini, apa tidak sebaiknya ke jurusan ekonomi dan manajemen.” Tanya dewi tiba tiba, Evan yang baru pertama kali mendengar suara lembut dan panjang dewi menjadi senang bukan main, akhirnya si putri malu sudah bisa mengeluarkan suaranya.

“Aku lebih tertarik melanjutkan studiku di jurusan ini, sebenarnya aku tidak berminat meneruskan usaha orang tuaku. Aku lebih suka membangun usaha dan karierku sendiri, tanpa harus merepotkan mama dan papa.”

Dewi menatap Evan penuh sorot kekaguman, dia tidak menyangka jika Evan bisa berfikiran seperti itu. Sedangkan selama ini dia selalu merepotkan mama dan papanya, berbeda dengan Evan yang lebih mandiri.

“Ada apa wi, kog kamu berhenti dan menatapku seperti itu. Apa ada yang salah denganku…?” Tanya Evan menghentikan langkah kakinya, karena melihat dewi yang tiba tiba berhenti.

“Enggak… aku cuma kagum sama kak Evan, masa depan kakak sudah tampak di depan mata. Hanya tinggal meneruskan usaha om dan tante, tapi kakak memilih jalan kakak sendiri. Lalu suatu saat siapa yang akan meneruskan usaha om dan tante jika bukan kakak,sedangkan kakak adalah satu satunya anak om dan tante.”

Rasa penasaran dewi semakin menjadi, setelah mendengar ucapan Evan. Dia melihat senyum samar di wajah tampan Evan, entah kenapa dewi tidak ingin mengedipkan matanya melihat senyum indah itu. Dewi terpesona dengan ketampanan Evan yang berkali kali lipat jika tersenyum seperti itu.

“Mungkin aku akan menerusakan usaha mama dan papa, kelak bersama istriku.” Ucap singkat Evan dan berlalu pergi meninggalkan dewi yang masih berdiri mematung.

“Eh… kog aku di tinggal.” Gerutu dewi yang sudah sadar ketika melihat Evan sudah semakin menjauh darinya.

Dengan cepat dewi bisa mengejar langkah Evan, tampak di sana para mahasiswi yang terpana melihat Evan yang berjalan menuju ke ruang pendaftaran. Dewi mendengar suara bisik bisik dari beberapa wanita yang mengagumi ketampanan Evan, entah kenapa dewi jadi kesal sendiri.

Denagn segera dewi berjalan di samping Evan, dan sengaja sedikit menempel kan tubuhnya di samping Evan. Sedangkan Evan yang tahu akan tingkah dewi mengelengkan kepalanya, dia sudah tidak terkejut ketika dirinya menjadi obyek tatapan mata beberpa wanita yang mengaguminya.

Setelah mengisi formulir pendaftaran, dewi segera mengajak Evan keluar dari kampus. Dia merasa kesal, dari tadi ada saja beberapa mahasiswi yang mendekati Evan.

“Dewi… kenapa kamu…?” Tanya Evan melihat wajah kesal dewi.

“Ck… bisa tidak kakak jangan obral senyum kayak tadi…?” Evan menautkan kedua alisanya mendengar ucapan dewi, dia bingung dengan maksud dewi.

“Maksud kamu….?” Dewi merasa kesal sendiri mendengar pertanyaan Evan, bisa bisanya Evan tidak peka dengan maksud dewi.

“Kak… aku sebal karena langkah kita tertunda, gara gara kakak sok ramah sama para mahasiswi itu. Tadinya aku sudah janjian sama temanku, tapi gara gara kakak obral senyum dan sok ramah. Jadi gagal deh pertemuanku dengan temanku.” Ucap dewi yang beralasan, padahal dia tidak punya janji sama siapapun.

“Oh… maaf ya…” Evan sangat merasa bersalah dengan dewi, dia berfikir bagaimana cara menebus kesalahan yang sudah dia perbuat dengan dewi.

“Oke baiklah, sebagai rasa bersalah aku. Satu hari ini aku akan menuruti keinginan kamu, aku akan antar kamu kemanapun kamu mau. Bagaimana….?” Evan ingin menebus kesalahannya, agar dewi tidak kesal lagi dengannya.

“Hmm… baiklah, beneran ya… satu hari ini Kak Evan akan menuruti keinginan aku…” dewi menunjuk Evan dengan telunjuknya, mengingatkan Evan agar tidak boleh ingkar janji.

“ iya…” dengan gemas Evan mengacak rambut dewi, dia melihat dewi kecilnya dulu yang selalu seperti itu jika Evan membuat janji dengannya.

“Aku ingin ke mall kak, ada suatu barang yang akan aku beli.” Ajak dewi ke Evan yang masih menatapnya.

“Oke..” mereka segera berjalan menuju mobil, dengan segera Evan melajukan mobilnya menuju ke arah mall yang di arahkan dewi.

Terlihat gedung menjulang yang sangat tinggi, yang di bawah lantai gedung tersebut terdapat beberapa outlet yang menjual makanan cepat saji dan terdapat kafe yang menjual berbagai macam desert dan kopi.

Avan dan dewi masuk kedalam, terasa suhu dingin dari ac mall menerpa kulit dewi dan Evan. Dewi yang terlihat antusias segera merangkul lengan Evan untuk berjalan mengikutinya, sebenarnya dewi sengaja melakukan itu. Karena dia sempat melihat pandangan para wanita yang tak lepas melihat Evan, dia yang terlanjur kesal dengan sengaja mengandeng dan merangkul kan tangannya ke lengan Evan.

Sedangkan Evan hanya tersenyum melihat tingkah dewi, seperti seekor anjing yang mengikuti tuannya. Evan mengikuti dewi, entah dewi akan mengajaknya kemana lagi setelah ini.

1
Rohaniingsun09 Rohaniingsun09
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!