NovelToon NovelToon
GAIRAH CINTA CEO DAN BALLERINA

GAIRAH CINTA CEO DAN BALLERINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Single Mom / Nikah Kontrak / Beda Usia / Sugar daddy
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

Novel ini adalah Sequel dari Novel ANTARA LETNAN TAMVAN DAN CEO GANTENG, cinta segitiga yang tiada akhir antara Cindra, Hafiz dan Marcelino.

Cinta Marcel pada Cindra boleh dikatakan cinta mati, namum cintanya harus terhempas karena kekuatan Cinta Cindra dan Hafiz. Akhirnya Marcel mengaku kalah dan mundur dalam permainan cinta segitiga tersebut.

Karena memenuhi keinginan anak-anaknya, Marcel dijodohkan dengan Namira (Mira) yang berprofesi sebagai Ballerina dan pengajar bahasa Francis.
Kehidupan Namira penuh misteri, dia yang berprofesi sebagai Ballerina namun hidup serba kekurangan dan tinggal di sebuah pemukiman kumuh dan di kolong jembatan, rumahnya pun terbuat dari triplek dan asbes bekas. Namira yang berusia 28 tahun sudah memiliki dua orang anak.

Apakah akan ada cinta yang tumbuh di hati Marcel untuk Namira, atau Namira hanya dijadikan pelampias gairahnya saja?
Yuk, ikuti kisah Cinta Marcel dan Namira.

Jangan lupa untuk Like, share, komen dan subscribe ya..Happy Reading🩷🩷

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Marcel Cemburu

"Terima kasih traktirannya Bram, semoga rezeki kamu semakin berlimpah" Bram terdiam sebentar mencerna doa yang diucapkan Namira.

"Baik Namira, semoga tidak mengecewakan karena aku hanya mentraktir di sini. Seharusnya aku bisa membawa kamu dan anak-anak ke tempat lebih baik"

"Oh tentu saja kami sangat bersyukur, karena baru kali ini anak-anak makan pizza dan bisa ikut cooking class" Jawab Mira

"Apa dia sedang merendah?" batin Bram

"Ohya, kalau ada barang-barang antik boleh ditawarkan padaku. Aku juga pengkoleksi barang antik"

"Maksud kamu Bram?"

"Bukankah kamu mengumpulkan barang-barang bekas?" Namira terpaku, Bram akhirnya salah mengartikan 'barang bekas' yang Namira maksud.

"Ah sudahlah, biarkan saja mengalir apa adanya. Tidak perlu ada yang ditutupi lagi Namira" batinnya bergumam.

Saat Mira dan anaknya menuju parkiran dia baru sadar saat melihat mobil yang dia gunakan adalah mobil mewah, pantas saja Bram beranggapan kalau dia adalah orang kaya raya dan pengkoleksi barang antik, bukan barang bekas seperti yang Namira maksud.

"Pak, kita ke pusat perbelanjaan dulu ya" Pak Yus hanya menganggukkan kepala

"Tapi anda tidak bisa lama-lama di sana Nyonya, karena tuan Marcel akan pulang jam Enam sore"

"Baik pak, jam tiga sudah selesai kok pak"

Setelah berkeliling toko baju anak, Mira membelikan baju dan sepatu anak-anak sesuai perintah Marcel. Namira tertarik pada sebuah toko yang menjual perlengkapan Ballet. Dia masuk ke toko itu dengan wajah berbinar, dia pandangi dengan seksama peralatan yang dijual. Semua harga di bandrol mahal hingga matanya tertuju pada sepasang sepatu pointe yang sudah lama dia idam-idamkan.

Sepatu itu di bandrol dengan harga sangat fantastis. Saat akan mengambilnya, seorang pelayan melarangnya. Dengan tatapan mendiskriminasinya.

"Mba, ada ukuran no 39 untuk edisi yang dipajang ini?" tanya Namira lembut.

"Maaf sepatu itu tidak diperuntukkan untuk anda, harganya sangat mahal sekali" pelayan itu memindai penampilan Namira yang sederhana dengan celana jeans tidak bermerk dan sandal jepit biasa.

"Mama, barang-barang di sini sangat mahal ya mam. nanti uang mama tidak akan cukup. Ayo kita keluar mah" Cicit Wulan

Tanpa dia sadari ada sepasang mata dan telinga yang mendengar saat Mira diperlakukan tidak baik oleh pelayan toko.

"Baiklah, saya tanyakan majikan saya dulu Nona" Lirih Mira menenangkan hatinya yang teriris karena dihina.

Dengan wajah sinis pelayan itu merendahkan, "Biasanya kalau orang miskin, cuma mau lihat-lihat barang display. Saat melihat harganya alasan ijin suami dulu lah, ijin pak RT dulu lah. Bilang aja situ gak mampu!"

Namira hanya menghela napas, namun lagi-lagi melirik sepatu yang terpanjang di sana. Sepatu yang sangat dia impikan, dia sering melihat Nyonya Cindra dan Hania memakainya.

Dengan mengumpulkan keberanian akhirnya dia mengirim pesan pada Marcel untuk meminta ijin membeli sepatu ballet dengan merk Gucci yang terbuat dari kulit.

[Tuan Marcel, bolehkah saya memakai kartu anda untuk membeli sepatu ballet, tapi jika tidak boleh tidak apa-apa. Saya akan menabung dulu]

Namira menunggu jawaban dari Marcel hingga dia dan anak-anaknya menunggu di luar toko.

Marcel yang masih kesal karena kiriman foto Namira sedang makan bersama Bram dan anak-anaknya, tidak berniat membalas pesan dari Namira. Lelaki itu hanya menatap pesan di ponsel hingga layarnya meredup.

Di toko perlengkapan ballet, Bram membayar sepatu yang diinginkan Namira dan sempat memarahi karyawan yang tadi menghina Mira.

"Semua pembeli itu wajib di layani, jangan pernah menghina istriku lagi!" Makinya pada pelayan sombong tadi.

Ya! Bram mengikuti Namira hingga ke mall, karena lupa meminta nomer ponsel dan ingin tahu rumah Namira.

Tak disangka dia mengikuti Namira hingga ke toko itu karena penasaran dengan Wulan yang dia rasakan ada keterikatan, dan akhirnya menyaksikan saat Namira dihina si pelayan.

Saat Bram selesai membayar, Namira masih berjongkok di salah satu sudut mall, Bram terenyuh melihat kepolosan Namira dan anak-anaknya. Dia biarkan Namira berjongkok lama di sana. Karena dia dengar tadi, Namira akan meminta ijin majikannya.

"Mungkinkah dia berniat pinjam uang pada majikannya untuk membeli sepatu?" gumam Bram. Saat Bram hendak menghampiri Namira, wanita itu sudah berdiri dengan anak-anaknya.

Namira menunggu hingga satu jam, pesannya tidak juga dibalas. Kakinya sudah teramat pegal berjongkok di salah satu sudut mall, hingga akhirnya dia berdiri menggerakkan kakinya.

"Mama kaki Iyas sudah pegal nih. Pulang aja yuk mah"

"Sepertinya dia tidak mengijinkan aku membeli sepatu itu" gumam Namira

"Ayok sayang kita pulang saja, tuan Marcel belum menjawab pesan mama"

"Namira!" Panggil Bram

Namira dan anak-anaknya menengok ke arah Bram. "Bram!"

"Maaf aku tadi lupa meminta nomer teleponmu, anakku meminta hari Sabtu main ke rumahmu. Sementara besok aku harus ke Kalimantan, bisakah kamu beri nomermu di sini" Bram menyodorkan ponselnya

Namira mengetikan nomernya dan menyimpan kontaknya di nomer Bram. Juga menyimpan kontak Bram di ponselnya.

"Ini, tapi rumah kami sangat kumuh, Bram. Apa tidak apa-apa Romeo main ke rumahku?" tanya Mira

"Emm..mobil tadi itu?" tanya Bram

"Aku sudah duga, kamu pasti salah paham. Itu mobil majikanku Bram" Jawab Mira

"Oh" singkat Bram menjawab

"Oiya ini, sebagai gantinya aku berikan hadiah ini semoga kamu suka" dia menyodorkan paperbag yang isinya kotak sepatu.

"Tidak usah Bram, terima kasih. Hanya tukeran nomer telepon masa harus dikasih hadiah" Tolak Mira

"Terimalah Mira, agar kakimu dapat menari dengan baik" Mira mengernyitkan keningnya

"Apa ini sepatu ballet?" tanya Namira

"Iya, Oh maaf ini sepatu lama istriku. Sudah lama tidak terpakai, lebih baik untuk kamu saja"

"Kamu serius Bram?" Wajah Namira berbinar, tanpa melihat isinya Namira langsung mengambilnya.

"Baiklah kalau memang sudah tidak terpakai, daripada terbuang atau jadi pajangan. Terima kasih Bram, sekali lagi terima kasih" mata Namira berkaca-kaca.

"Semoga ukurannya cukup untukmu" Namira tersenyum manis

Dengan salah tingkah Bram pamit pada Namira, Masalah tempat tinggal Namira biarlah lain waktu dia akan mencarinya. Degup jantungnya tiba-tiba tidak beraturan saat melihat senyum Namira. Sehingga ia salah tingkah.

***

"Apa saja kegiatan dia setelah makan bersama Bram?" tanya Marcel pada Deo

"Mira berbelanja sesuai yang anda perintahkan"

"Belanja apanya, dia tidak pintar membelanjakan uangku Deo. Dia hanya menghabiskan uang 500.000,- apa yang dia beli. Dia mengirim pesan padaku meminta ijin membeli sepatu, aku tunggu hingga sore laporan pembelian sepatu tidak juga ada. Apa dia jadi pergi ke boutique Aunty Viola?"

"Kurasa tidak, laporan dari pak yus dia sudah sampai rumah dan sedang memasak"

"Apa saja kegiatan Adik Namira, apa ada yang mencurigakan? "

"Dia seperti biasa bekerja di barber shop dan informasi dari orang sekitar, dia juga melayani pijat plus-plus. Tapi itu baru dugaan, banyak yang bilang juga dia bersih"

Deo menyerahkan foto-foto Boa saat melakukan panggilan pijat. Marcel hanya terdiam dan segera menutup laptopnya.

"Aku pulang, Deo"

"Hmm, sudah tidak sabar bertemu istri, bukankah begitu?"

Sesaat Marcel menatap langit dari balik kaca kantornya, "Aku masih waspada padanya, wanita itu sangat misterius"

"Entahlah, aku merasa dia wanita yang apa adanya. Hanya dia sangat pendiam saat di depan anda, biasanya saat jatuh cinta wanita itu lebih pendiam di depan orang yang dicintainya"

"Apa benar begitu?" Marcel mengernyitkan kening.

***

Wulan dan Ilyas sedang bermain di teras saat Marcel pulang, mereka tidak menyadari mobil Marcel sudah berhenti di halaman rumahnya "Selamat sore" sapa Marcel

"Wa'alaikumussalam Pah" jawab kedua anak itu dan langsung menyerbu Marcel berebut cium tangan.

Marcel masuk rumah bersama kedua anaknya dan disambut Namira di pintu masuk. "Selamat sore, Tuan"

"hmm"

Namira mengambil tas yang dibawa Marcel dan membantu membukakan jas yang dipakai, semua yang dilakukan Namira membuat Marcel tersanjung. Selama ini belum pernah ada yang memperlakukannya seperti ini, meskipun dia pernah memiliki beberapa wanita simpanan.

"Apa saja yang kamu belanjakan hari ini?" Tanya Marcel setelah mereka berada kamar

Namira membantu Marcel membukakan dasi, "Baju dan sepatu anak-anak masing-masing dua buah. Mohon maaf tadi saya lancang mengirim pesan pada anda, abaikan saja pesan saya tadi" Marcel menghentikan tangan Namira saat akan membuka kancing kemejanya, dan menggenggam jemari Mira.

"Kenapa? Kenapa tidak kamu beli. Kenapa harus menunggu ijinku dariku"

"Nami, lihat wajahku saat aku bicara padamu"

Namira hanya menaikan arah matanya sekilas "E-ehm..S-sepatunya sangat mahal Tuan, sa-saya khawatir anda marah" Cicit Mira

"Aku sudah bilang kartuku unlimited, apa kamu tidak percaya?"

"B-bukan begitu, hutangku yang dua milyar saja belum mampu aku bayar" Marcel menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Siapkan bajuku, aku mau mandi" Marcel melepaskan tangan Namira dan berjalan ke arah kamar mandi.

Mira segera turun ke ruang makan setelah menyiapkan baju untuk Marcel. Dia menyiapkan makan malam sesuai request anak-anaknya yaitu pecel lele dan untuk Marcel dia mendapatkan jadwal menu diet dari koki di rumah tersebut.

Saat Marcel masuk ke walk in closet dia menemukan paperbag berisi dus sepatu, sebenarnya dia penasaran tapi dia abaikan karena dia ingin segera berkumpul dengan Namira dan anak-anaknya di ruang makan.

Saat di meja makan dia melihat menu yang tidak pernah dia temui seumur hidupnya.

"Makanan apa ini?" tanyanya dengan wajah heran

"Maaf Tuan, anak-anak request makan pecel lele, tahu tempe, sambel dan lalapan. Tadi koki Rafael sudah membuatkan menu diet, sebentar saya ambilkan"

Belum sempat Marcel melarangnya, Mira sudah membawa piring yang sudah di plating dari Chief Rafael.

"Silahkan Tuan"

"Hmm"

Mira menyendokkan nasi di piring anak-anaknya, lalu menyuapi Ilyas dengan tangannya langsung. Marcel memperhatikannya dan tergoda dengan aromanya.

"Ilyas, apa rasanya enak?" Ilyas mengangguk.

"Nami, aku juga mau. Aaak.." Marcel membuka mulutnya minta disuapi Namira.

Dengan gugup Namira menyuapi Marcel sampai dia lupa memasukan potongan daging lelenya.

"Papa cemburu ya sama Iyas" Cicit Wulan

Marcel mengangguk manja seperti anak kecil.

Bersambung..

Jangan lupa tinggalkan jejak ya gaes..

1
Aksara_Dee
,💔💔
Yuningsih
🥹🥹
Aksara_Dee
Cemburu kayaknya 😁
Su Narti
kenapa Kalila jadi anak yg egois
Dian Hasanah
bagus ceritanya
Aksara_Dee: terima kasih like nya ka 🩷
total 1 replies
Mega Labaru
semakin menarik
Aksara_Dee: semangat ka, terima kasih sudah mampir
total 1 replies
Mega Labaru
menarik
Mega Labaru
ikutan baper
Mega Labaru
semakin menarik
Mega Labaru
menyentuh
Mega Labaru
muli
Mega Labaru
mulai
Mega Labaru
lanjutkan
Aksara_Dee: Siap Kaka
total 1 replies
Mega Labaru
bagus
Yuningsih
🥲 kasian Namira
Yuningsih
😂😂 udah tahu bau,pake di cium segala mir, segera lah mandi biar wangi
Aksara_Dee: wkakaka
total 1 replies
Aksara_Dee
terima kasih ka
Aksara_Dee
berbunga-bunga ka..hahaha
Yuningsih
Hahaha, kamu lucu thor,Tapi, aku rasa cinta tidak bisa diukur dengan riba atau tidak. Cinta adalah sesuatu yang murni dan tulus ☺️
Yuningsih
hahaha,aku ngakak baca nya😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!