Setelah membaca biasakan tekan like ya.
Sasha gadis SMA yang cantik dan ceria.
Saat dia pulang bersama teman-temannya tanpa sengaja tas miliknya di jambret. Tanpa berfikir panjang Sasha dengan berani mengejar pria yang menjambret tas nya tadi. Dia meminta teman-temannya itu menunggu di tempat biasa, mereka setuju karena tahu kalau Sasha jago bala diri.
Namun tanpa di duga pria itu justru memanggil teman-temannya, melihat itu Sasha ketakutan dan berbalik pergi karena tahu dia tak mungkin menang melawan 7 orang pria berbadan kekar itu, dengan sekuat tenaga Sasha berlari, melihat ada mobil mewah dan pintunya terbuka tanpa pikir panjang Sasha masuk dan bersembunyi.
Sedangkan pemilik mobil mewah itu sedang sibuk menelpon seseorang tanpa tahu ada Sasha yang bersembunyi di dalam mobilnya.
Bagaimana kisah Sasha selanjutnya. Yuk kepoin terus cerita receh author.
Cerita ini hanya karangan author, mohon maaf kalau ada salah penulisan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ismiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Kamu tidak gila kan
"Apa ini tempatnya?" Tanya Kenzo saat ini, yang sudah berhenti di depan tempat yang Sasha katakan tadi.
Ya Sasha mengatakan kalau dia sudah di tunggu temannya di tempat ini.
"Iya," jawab Sasha singkat, entah kenapa dia tak rela keluar dari mobil pria itu.
Sasha segera turun dari mobil tak lupa dia mengucapkan terima kasih.
"Terimakasih atas bantuannya. Kalau tidak ada kamu aku tak tahu bagaimana nasibku saat ini," kata Sasha dengan sopan sebelum pergi.
"Ya mungkin ini keberuntungan kamu karena bertemu dengan ku,"jawab Kenzo membuat Sasha berhenti dan menoleh menatap ke arah pria tampan itu, Sasha tak tahu harus menjawab apa.
"Secara tak sengaja dia bilang aku beruntung bertemu dengannya," batin Sasha entah kenapa dia sedikit kesal mendengar ucapan pria itu yang entah kenapa membuat Sasha kesal.
Namun melihat wajah tampannya membuat rasa kesal Sasha menguap begitu saja.
"Kalau kita ketemu lagi mungkin aku bisa traktir kamu makan sebagai ucapan terima kasih," ceplos Sasha membuat Kenzo kaget, Sasha pun langsung menutup mulutnya dengan cepat. Bisa-bisanya dia keceplosan berbicara seperti itu.
"Hati-hati jangan sampai mengejar pencopet lagi karena belum tentu aku akan ada untuk menolong mu," kata Kenzo dengan dingin membuat Sasha tak tahu harus menjawab apa lagi.
"Ck mana mungkin ada orang yang kecopetan berkali-kali, lagian mana aku tahu kalau pencopet itu main keroyokan," gerutu Sasha di dalam hatinya saat ini.
"Iya, terimakasih," jawab Sasha, dia sedikit kesal dengan sindiran Kenzo namun Sasha masih berterima kasih dengan senyuman manis di wajahnya.
"Hmm....." Jawab Kenzo dengan mengangguk saja, tak ada kata yang terucap dari mulutnya lagi.
"Ck untung tampan kalau tidak sudah ku kasih kenang-kenangan warna-warni di wajahnya saat ini," batin Sasha mengerutu kesal.
Sasha pun berlari dengan riang menuju rumah makan dimana teman-temannya berada.
Sedangkan Kenzo menatap Sasha dengan pandangan yang sulit di artikan. "Menarik," katanya sebelum melajukan mobilnya dan pergi meninggalkan tempat itu. Ya bagi Kenzo jarang bertemu perempuan yang tak mencari perhatian darinya bahkan ada yang setiap kali bertemu perempuan itu akan tersenyum terus sambil merayunya seperti cewek-cewek yang sering mendekatinya. Ya sejak dia dikhianati oleh mantan istrinya itu Kenzo mengaggap semua wanita itu sama.
Sedangkan Sasha dengan senyum lebarnya menghampiri teman-temannya.
"Sha woe sini ...." Teriak Micin agar Sasha melihat keberadaannya saat ini.
"Sha..." Bela ikut berteriak senang saat melihat Sasha mendekat ke arah mereka.
"Sha kamu kok lama sih, aku hampir saja telepon polisi takut kamu kenapa-kenapa," kata Micin dengan khawatir.
"Kamu baik-baik saja kan tidak kenapa-kenapa," kata Bela khawatir sambil membolak-balik tubuh Sasha.
"Iya ku kira kamu kenapa-kenapa? Karena tidak balik-balik," sahut Lisa.
Sasha terdiam menatap ketiganya, dia merasa terharu mendengar perhatian dari ketiga temannya.
Mereka bertiga menatap Sasha, seperti ada sesuatu yang kurang.
"Mana tas mu Sha?" Kata Lisa dengan heran saat Sasha berjalan ke arah mereka tak membawa apapun.
"Iya ya, mana tas mu?" Sahut Bela ikut bertanya saat tak melihat tas Sasha yang dijambret tadi.
"Hei biarin Sasha dulu dulu," protes Micin.
"He he he he he, iya maaf Sha kita lupa. Nanti harus menjelaskan semuanya sama kita tidak boleh ada yang terlewat," kata Lisa yang diangguki oleh mereka berdua.
"Duduk Sha," kata Lisa mempersilahkan Sasha duduk tak di dekatnya.
"Hei sorry ya lama. Kalian tenang saja, aku baik-baik saja," kata Sasha merasa tak enak hati karena membuat mereka khawatir.
"Santai saja Sha," jawab Bela.
Melihat ada sesuatu yang aneh dari temannya itu, Micin pun bertanya.
"Kamu kok senyum-senyum sendiri sih? Apa kamu berhasil nangkap tuh pencopet terus kenapa kamu kembali tanpa bawa tas? Terus kamu malah senyum tak jelas dari tadi," Tanya Micin heran.
Sasha teringat wajah datar Kenzo.
"Mau tahu atau mau tahu aja," kata Sasha dengan jahilnya.
"Ck dasar," gerutu Micin kesal.
"Oh ya kamu mau makan dulu atau cerita dulu?" Tanya Lisa.
"Aku haus jadi aku mau pesan minum dulu," jawaban Sasha membuat ketiganya menepuk keningnya, mereka melupakan hal itu. Sasha baru saja mengejar pencopet tentunya dia pasti merasa lelah.
"Kamu tidak stres kan kehilangan tas kamu?" tebak Micin membuat Sasha menyentil dahi Micin cepat.
"Yee enak aja kalau ngomong," jawab Sasha semakin membuat ketiganya binggung.
"Makanya cerita dong kenapa kamu senyum-senyum terus dari tadi," protes Micin.
"Benar kata Micin, kita sudah penasaran," kesal Bela.
"He he he he he he, sorry nanti ku jelaskan lagi karena sekarang aku mau minum dulu. Aku haus karena mengejar pencopet pengecut itu," kata Sasha, tenggorokannya haus dan perutnya lapar.
"Ya udah pesan nih," kata Micin menyerahkan buku menu.
Sasha pun memesan minuman kesukaannya tentunya minuman itu harus dingin untuk menghilangkan rasa haus dan kesalnya saat ini, apalagi mengingat pencopet tadi yang seenaknya menjebak dirinya, untung saja dia bisa kabur.
Sasha senang saat minuman yang dia pesan ternyata datang dengan cepat.
Sruuuuupppp...
"Aaah lega nya," kata Sasha saat minuman itu mengalir ke tenggorokannya.
Sasha pun menceritakan kepada mereka, bagaimana dia mengejar pencopet itu sampai masuk ke gang-gang kecil, dia juga menjelaskan bagaimana penampilan para pria berbadan besar itu satu persatu dengan sesekali bergidik ngeri. Belum selesai berbicara, Bela dan Lisa sudah menyela karena kesal mendengar cerita Sasha.
"Kurang ajar, berani-beraninya pencopet itu menjebak kamu," kesal Bela.
"Kamu jangan bilang kalau kamu menghajar mereka semua sendiri?" Tanya Lisa dengan penasaran.
"Hei kalian berdua ini, Sasha saja belum selesai bercerita tetapi kalian sudah tak sabar bertanya ini itu," kata Micin menatap Bela dan Lisa dengan melotot.
"He he he he he, sorry Sha. Ayo lanjutin," kata Lisa sambil nyengir.
"Ya mana mungkinlah aku sanggup menghajar mereka semua, jelas aku kabur lah secepatnya," jawab Sasha membuat mereka mengangguk setuju.
Sasha pun melanjutkan ceritanya bagaimana dia masuk mobil dan bertemu dengan Kenzo.
"Cie jadi ada pangeran berkuda besi nih ya nolongin," ledek Bela.
Sasha mendengar kata-kata Bela pun menjadi salah tingkah.
"Ish apaan sih, mana ada pangeran berkuda besi," kata Sasha.
"Ya bukan berkuda besi tetapi naik mobil. Ha ha ha ha ha ha," kata Lisa.
"Eh cakep tidak tuh pria yang nolongin kamu?" Tanya Micin dengan kepo.
Sasha mengangguk saat mengingat wajah tampan Kenzo.
"Cie cie cie...."
"Eh tunggu, kamu sudah tanya apa dia punya pacar atau belum?" Tanya Bela.
Sasha mengelengkan kepalanya.
"Duh gawat, kalau dia sudah punya pacar atau kekasih bagaimana?" Kata Lisa membuat senyum Sasha luntur.
"Iya ya, kenapa juga aku tidak tanya dia," batin Sasha.
Bersambung....
biar jadi Squad bumbu dapur /Facepalm/