Ji Fan, seorang pemuda dari clan ji yang memiliki mata misterius, namun akibat mata nya itu dia menjadi olok-olokan seluruh clan.
Didunia yang kejam ini, sejak kecil dia hidup sebatang kara tanpa kultivasi, melewati badai api sendirian. Sampai pada akhirnya dia tanpa sengaja menemukan sebuah buku tua yang usang. Buku itu adalah peninggalan ayahnya yang didapat dari seorang laki laki paruh baya dimasa lampau. Awalnya dia tidak mengerti buku apa itu, Tetapi setelah mempelajari bahasa dewa kuno, dia mulai mengerti, buku itu adalah buku Teknik Terlarang Kultivasi Naga Kegelapan. Dalam buku itu tertulis berbgai ilmu pengetahuan dan langkah-langkah jalan kultivasi, sejak saat itu Ji Fan berubah dari yang awalnya sampah menjadi kultivator puncak yang ditakuti di seluruh alam. Dan orang-orang memanggilnya dengan sebutan 'Orang Buta Dari Kegelapan Naga' .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bingstars, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14. TERANCAM
****
"Huh... Akhir nya aku sampai juga di rumah"
Ucap Ji Fan dengan perasaan yang melegakan lantas dia membuka kain hitam yang menutupi mata nya
"Orang orang menganggap aku buta, Mereka tidak tahu aku hanya tak ingin mata ini terungkap! Karena aku pun tidak tahu kenapa dengan mata ku ini"
Ucap Ji Fan yang melihat mata nya sendiri di pantulan air minum, Setelah membersihkan diri nya dia lantas pergi ke makam mendiang ayah dan ibu tercinta nya
"Ayah... Ibu... Maaf kan Fan'er yang jarang datang menemui kalian"
Ucap Ji Fan dengan tangis sedih di depan makam mendiang orang tua nya,
"Rasa nya sangat tidak tega meninggal kan tempat ini"
Ucap Ji Fan melihat sekeliling rumah sederhana nya, disini lah dia tubuh disini lah kenangan nya bersama mendiang Ayah dan Ibu nya
"Bagaimana ini?"
"Apa aku harus benar benar meninggalkan rumah ini? "
"Tetapi jika aku terus berdiam disini bagaiman aku bisa membalas ketidak adilan ini? "
Ucap Ji Fan mempertimbangkan keputusan apa yang harus dia ambil
"Hah... Anak seperti ku di berikan pilihan yang begitu suit! "
"Lebih baik aku istirahat dahulu"
Ji Fan yang memutus kan untuk beristirahat karena sangat pusing dengan situasi yang dia alami saat ini, dia tidak tahu bahwa bahaya akan segera datang mengincar nya
****
Kediaman Tetua Agung
Brakkk...
"Siapa yang berani menyakiti putra ku! "
Teriak marah Tetua Agung klan Ji Ketika melihat kondisi putra nya yang mengenaskan
"Cepat katakan! Siapa yang melakukan nya! "
Marah nya dengan mencekik leher seorang penjaga yang membawa putra nya ke hadapan nya
"Ma... Maaf Tetua Agung! Kami tidak tahu!
Ucap Penjaga itu dengan terbata bata dan ketakutan menghadapi amarah Tetua Agung Klan
Tetua Agung yang mendengar jawaban itu sontak menjadi semakin naik pitam
Brakkk...
"Lalu katakan apa yang kau tahu! "
Ucap Tetua Agung dingin melempar penjaga itu seperti karung sampah
"Baa... Baik! Ketika kami sedang melakukan patroli dan kembali ke gerbang klan tiba tiba kami sudah melihat Putra Tetua dan para anak anak lainnya sudah tergeletak di tanah Tetua"
Ucap Penjaga itu menjelaskan situasi yang dia ketahui, Tetua Agung yang mendengar penjelasan itu hanya bisa pasrah menunggu putra nya sadar kan diri
"Kalian Pergi lah panggil tabib kemari! "
"Baik Tetua! "
Brakk...
Brakk...
"Sialan! Sialan! Siapa yang berani melakukan ini! "
"Aku bersumpah akan mencincang mu menjadi seribu bagian! "
Teriak Tetua Agung dengan marah marah menghancur kan barang barang yang ada di sekitar nya, tak lama tabib keluar dari kamar Ji Yan yang sedang di periksa
"Bagaiman keadaan putra ku! "
Tanya Tetua Agung dengan panik
"Maaf tetua agung Putra anda? "
"Putra ku kenapa? Cepat katakan! "
"Putra anda telah menjadi cacat, Tangan nya patah dan dantian nya di hancur kan dengan paksa oleh seseorang"
Ucap Tabib itu dengan ketakutan
"Apa! "
Boom...
Tetua Agung yang mendengar ucapan itu, bak tersabar seribu guntur seketika dia membunuh tabib itu dengan emosi
"Dasar Tabib tidak berguna! "
Tetua Agung begitu marah ketika melihat keadaan putra semata wayang nya yang tengah berbaring dengan lemas
"Putraku"
Ucap nya begitu sedih
"Aa... Ayah apakah aku sekarang telah menjadi sampah? "
Ucap Ji Yan dengan menangis dengan keras
"Tolong aku Ayah! Aku tidak mau menjadi orang cacat! Sembuh kan aku Ayah
Tetua Agung yang melihat itu hanya bisa mengepal kan kedua tangan nya
"Siapa yang telah melakukan ini semua putra ku!? "
"Ayah akan membuat nya menderita seumur hidup nya! "
Ucap Tetua Agung dengan amarah yang meluap
"Ini semua karena Ji Fan! Bocah sampah itu! "
Ucap Ji Yan dengan ketakutan dan penuh dendam
"Aaa...Apa!? Bocah Sampah itu? Tapi bagaimana bisa!? "
Teriak Tetua Agung dengan kaget mengetahui pelaku yang membuat nya cacat adalah Ji Fan seorang sampah buta tidak berguna
"Benar Ayah entah mengapa tubuh sampah itu sangat kuat bahkan aku dan teman teman ku tidak bisa mengalah kan nya! "
"Malah kami semua yang di buat cacat seperti ini! "
Ucap Ji Yan dengan tertekan
Brakkk...
"Putra ku tunggu saja ayah akan menyeret bajingan itu ke hadapanmu lalu kau siksa dia sesuka hatimu! "
"Lalu Ayah akan mencari cara supaya kultivasi milikmu bisa di kembali kan! "
Ucap Tetua Agung lalu meninggal kan putra nya yang menyedihkan itu
****
Rapat Klan Ji
"Pemimpin bagaimana sekarang! Anda lihatlah membiarkan sampah itu hidup akan membawa masalah pada klan kita! "
"Seharusnya kita mengeksekusi nya bersama dengan orang tua nya itu! "
Ji Han yang sekarang mendapat kan masalah dari ulah Ji Fan merasa menyesal mengapa beberapa tahun lalu membiarkan dia hidup
Kericuhan terjadi dalam rapat dadakan itu, pasal nya banyak jenius klan yang menjadi cacat akibat ulah yang Ji Fan timbul kan
"Tetua Agung sudah datang! "
"Tetua Agung bagaimana kabar dari putra mu! "
Tetua Agung yang baru saja datang langsung mengungkap kan amarah nya
Brakkk...
"Si Sampah itu juga membuat Anakku menjadi cacat! "
Ucap Marah nya dengan mengeprak meja yang ada di depan nya
"Pemimpin klan! Kita harus mengambil tindakan tegas kali ini! Sampah itu telah merusak masa depan klan kita! "
Sambung nya dengan nada keras
"Benar pemimpin! Jika kita biar kan begitu saja Sampah itu akan semakin semena mena dengan generasi muda kita!
"Betul! "
"Bunuh Sampah itu! "
Ucap para tetua yang ada membenarkan perkataan tetua agung
"Diam! "
"Aku tahu apa yang harus ku lakukan! "
Bentak Ji Han dengan keras
"Siap kan diri kalian! Tengah malam nanti kita akan mengeksekusi Bocah Buta itu! "
"Sekarang Bubar! "
Ucap Ji Han kepada semua orang lalu menyudahi rapat dadakan itu
"Bocah sialan! Tidak Ayah tidak Anak semua nya Sampah! Tunggu saja aku akan mengirim mu ke neraka bertemu Ayah dan Ibu mu yang tidak berguna itu! "
Batin Ji Han dengan amarah yang meluap luap
****
Ji Fan yang tidak menyadari bahwa aksi nya telah terungkap masih saja berbaring malas malas an di ranjang
"Arkhh... Sialan Mengapa aku tidak bisa tidur! "
"Situasi ini membuat ku sangat sulit! "
Ucap Ji Han dengan kesal pasal nya dari sore hari sampai hampir tengah malam dia masih saja memikir kan keputusan apa yang harus dia ambil
Ketika sedang pusing memikirkan situasi tiba tiba dia mendengar langkah kaki yang sangat ramai mengarah ke rumah sederhana nya
"Suara apa itu? “
"Langkah kaki? "
"Satu... Dua... Tiga... Empat... Li...? Sebenar nya sangat ramai! "
Ucap Ji Fan menghitung jumlah orang dengan langkah kaki nya lalu dia mengintip di balik lubang kecil
"Apa Maksud nya? "
Ucap Ji Fan dengan kebingungan
"Tunggu! Bukan kah itu Tetua Agung? Pemimpin Klan sialan itu juga ada di sana! Juga para tetua! "
Ucap Kaget Ji Fan di sela sela lubang rumah nya
"Jangan jangan!? "
"Sialan Gawat! Aku harus segera melarikan diri! "
Ucap Ji Fan dalam hati ketika mengingat apa yang telah dia lakukan kepada Ji Yan dan teman teman nya
Ji Fan yang panik tidak sempat membawa barang barang nya, dia hanya membawa bilah kecil peninggalan mendiang Ayah nya dan buku usang itu lalu berjalan pergi dari pintu belakang
"Cepat! Cepat! Jangan sampai Bocah Sampah itu melarikan diri!
Ucap salah satu tetua dengan mempercepat langkah kaki nya
"Sampah! Keluar! "
****