NovelToon NovelToon
Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu / Enemy to Lovers
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Choi Jaeyi

Terjebak dalam kesalahpahaman di masa lalu, menyebabkan Lauren dan Ethan seperti tengah bermain kejar-kejaran di beberapa tahun hidup mereka. Lauren yang mengira dirinya begitu dibenci Ethan, dan Ethan yang sedari dulu hingga kini tak mengerti akan perasaannya terhadap Lauren. Berbagai macam cara Lauren usahakan untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu, namun berbagai macam cara pula Ethan menghindari itu semua. Hingga sampai pada kejadian-kejadian yang membuat kedua orang itu akhirnya saling mengetahui kebenaran akan kesalahpahaman mereka selama ini.

“Lo bakal balik kan?” Ethan Arkananta.

“Ke mana pun gue pergi, gue bakal tetap balik ke lo.” Lauren Winata.

Bagaimana lika-liku kisah kejar-kejaran Lauren dan Ethan? Apakah pada akhirnya mereka akan bersama? Apakah ada kisah lain yang mengiringi kisah kejar-kejaran mereka?

Mari ikuti cerita ini untuk menjawab rasa penasaran kalian. Selamat membaca dan menikmati. Jangan lupa subscribe untuk tahu setiap kelanjutan ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Jaeyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Benci atau Tidak?

Benar saja apa yang diucapkan Lauren kepada Nathan, dia mengajak laki-laki itu pergi makan bersama setelah selesai perkuliahan mereka. Bukan hanya makan bersama saja, karena tak ingin langsung pulang ke rumah, mereka melanjutkan perjalanan ke taman kota untuk berburu jajanan yang dijual pedagang kaki lima.

Namun jangan sangka perjalanan mereka ini bebas hambatan. Sebelum itu terjadi, ada Lauren yang harus berusaha keras membujuk Geo agar mengizinkannya untuk pergi, dan sama halnya dengan Nathan yang harus beradu mulut terlebih dahulu dengan kembarannya. Untungnya usaha membuahkan hasil, keduanya pun akhirnya diizinkan untuk pergi dengan pesan agar dapat berhati-hati saat ikut kendaraan umum. Kurang lebih seperti itulah pesan yang kedua orang itu terima dari saudara masing-masing.

Dengan umur Lauren dan Nathan yang sekarang sama-sama menginjak 20 tahun, sifat protektif dari saudaranya itu sangatlah mengherankan. Padahal mereka sudah bisa disebut orang dewasa, bisa menjaga diri dengan baik di mana pun mereka berada.

Mereka bukan lagi anak-anak yang belum dapat menjaga diri dan harus selalu dipantau setiap saat. Bukankah mereka juga ingin mendapat kebebasan berekspresi di umur mereka saat ini, atau bisa disebut dengan istilah ingin menikmati masa muda dengan sepuas hati. Sesulit itukah bagi mereka?

"Au ah, capek," Lauren menendang batu kecil yang berada di dekat kakinya.

"Lo masih kesal sama yang tadi?"

Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian.

"Kok masih kesal? Kan udah diizinin sama abang lo buat pergi."

"Ck. Bukan itu masalahnya, dodol."

"Ya, trus lo kesal karena apaan, cendol."

"Gue kesal karena proyek pak Dani tadi," Lauren menghembuskan napasnya yang kesekian kali dengan begitu berat.

Sedangkan Nathan, laki-laki itu menganggukkan kepalanya pelan tanda mengerti. Dia tak lanjut bertanya, sebab dia sendiri langsung paham ke mana arah pembicaraan Lauren.

"Gue harus gimana, Nath?"

Nathan mengedikkan kedua bahunya. "Ya nggak gimana-gimana. Mau nggak mau, akhirnya lo harus berhadapan sama Ethan."

"Apa gue bisa?"

"Kok nanya gue." sebelum melanjutkan kalimatnya, Nathan memasukkan sebuah cilok ke dalam mulutnya. "Seharusnya lo nanya ke diri lo sendiri."

"Lah gue, malah nggak yakin sama diri gue sendiri. Apa gue bisa, ngehadapin kembaran lo yang keras kepala itu."

"Heh. Minimal kalo mau ngejelekkin orang, nggak di depan sodaranya juga kali," Nathan menatap sinis ke Lauren.

Alhasil gadis itu nyengir kuda seraya mengusap bahu Nathan bermaksud meminta maaf kepadanya. Namun Lauren yakin, reaksi laki-laki itu hanyalah sebuah candaan dan dia hapal akan hal itu.

"Apa salahnya sih Ren, nyoba buat ngehadapin Ethan. Itung-itung juga ini kesempatan buat lo, biar bisa interaksi lagi sama dia. Atau bahkan lebihnya, kalian bisa balik akrab lagi kayak gue sama lo."

"Gue tau, ini sebenarnya kesempatan besar buat gue," Lauren mengusap wajahnya kasar. "Tapi ini nggak semudah kayak yang lo ucapin. Lo kan tau sendiri, gimana reaksi kembaran lo kalo udah bersangkutan sama gue. Karena dia juga, gue bawaannya jadi milih mending ngehindarin dia daripada harus capek-capek buat ngehadapin dia."

"Tapi lo juga nggak bisa terus-terusan ngehindarin dia, Ren. Kita sahabatan dari kecil, kita tetanggaan, bahkan kita udah kayak keluarga. Sedikit banyaknya lo tetap akan berhadapan sama dia."

Lauren menatap Nathan dengan tatapan serius. "Tapi kenapa cuma gue yang berjuang buat semua ini, Nath?"

Sial. Untuk pertanyaan yang satu ini, Nathan tak dapat menjawab. Sudah berkali-kali pertanyaan ini dilontarkan oleh Lauren, dan sudah berkali-kali pula dia hanya bisa diam tanpa bisa memberikan jawaban pasti kepada gadis itu.

"Oke. Gue emang mengakui, kalo dulu gue udah salah sama lo semua. Karena sikap ke kanak-kanakan gue, persahabatan kita hancur," Lauren kemudian menyandarkan punggungnya di kursi taman, sambil menatap lurus ke arah depan. "Tapi kenapa Ethan harus sekeras kepala itu sama gue? Kenapa dia nggak bisa buka hatinya sedikit pun buat gue? Sebenci itukah dia sama gue, sampai-sampai nggak mau beri kesempatan buat gue perbaikin semuanya?"

"Lo berasumsi begitu, Ren? Kalo Ethan benci sama lo?"

Lauren menganggukkan kepalanya pelan. "Ibaratnya gini. Lo nutup mata pun, lo bakal tau gelagat Ethan tu benci banget sama gue, dan lo masih mempertanyakannya Nath?"

"Bisa jadi pemikiran lo nggak tepat, Ren. Bisa jadi Ethan sebenarnya nggak benci sama lo."

"Kok lo bisa mikir gitu?" Lauren refleks menaikkan sebelah alisnya, bingung dengan ucapan laki-laki di sampingnya itu.

"Yo ndak tau kok nanya saya."

"Sialan, bangsat, kau Nath."

Selanjutnya Nathan terkekeh kecil. "Bukannya gue sok tau karena gue kembarannya dia. Tapi kalo gue liat-liat, sebenarnya Ethan benci sama dirinya sendiri Ren."

"Hah? Kok bisa?" terkejut. Tentu saja Lauren terkejut dengan ungkapan Nathan barusan. Apakah dia tidak salah? Padahal di belahan bumi mana pun orang-orang pasti bisa menebak jika Ethan sangatlah membenci Lauren. Tapi kenapa bisa satu orang ini berbeda pikiran? Kalau yang sebenarnya Ethan benci adalah dirinya sendiri.

"Bayangin aja. Lo di masa lalu kehilangan orang terdekat lo, dan itu langsung dua orang sekaligus. Gimana perasaan lo?"

"Pastinya gue bakal sedih banget," setelah itu Lauren berpikir sejenak. "Tapi di mana letak hal yang bikin gue jadi benci sama diri gue sendiri?"

"Lo nggak bisa jagain dua orang itu di hidup lo, Ren."

Mendengar jawaban spontan Nathan, Lauren terdiam seraya mencerna setiap kata yang diucapkan oleh laki-laki itu. Satu persatu Lauren mulai menghubungkan serpihan demi serpihan dari masa lalu. Di mana semua hal yang pernah terjadi, kembali terputar layaknya seperti sebuah video kilas balik di dalam pikirannya. Semakin Lauren menyatukan kejadian itu, semakin dia mengerti maksud dari perkataan Nathan tadi.

Jika itu benar, berarti selama ini perkiraannya tentang Ethan itu salah. Jika itu benar, untuk apa Ethan membenci dirinya sendiri hanya karena hal yang bukan kesalahannya, dan jika itu benar, kenapa Ethan bersikap seolah-olah dirinya membenci orang lain.

Lauren menyerah. Semakin dia memikirkan semua itu, semakin dia tidak mengerti pemikiran Ethan. Selain sulit ditebak, rupanya pemikiran laki-laki itu juga sulit untuk dipahami. Jika hanya memikirkannya saja tanpa bertanya apa yang sebenarnya yang dipikirkan oleh Ethan, mungkin sampai kapan pun Lauren tidak akan mengerti.

"Nathan," panggil Lauren pelan sambil menoleh ke menatap laki-laki tersebut.

"Kenapa, lo mau bilang apa lagi? Bilang kalo yang gue sampein tadi mustahil?"

Lauren menggelengkan kepalanya cepat. "Bukan gitu. Gue cuma mau nanya, apa gue harus lebih berjuang lagi buat balikin semuanya?"

Nathan tersenyum, rupanya gadis itu sudah menangkap tujuan dari pembicaraan ini. "Kalo itu mau lo, dan lo bisa. Kenapa nggak, Ren. Lo kangen kan semuanya tentang kita?"

"Kangen banget gue cuk. Walaupun lo ngeselin setengah mati, tetap aja gue kangen dengan kita yang bisa kumpul-kumpul kayak dulu."

"Lo mah kebiasaan anjir," Nathan refleks memutar bola matanya malas setengah mendengar ucapan Lauren. "Ngeselinnya doang yang lo ingat dari gue, nggak ada gitu hal yang baik selain kata ngeselin?"

Gadis berlesung pipi itu kembali menggelengkan kepalanya, tapi kali ini disertai senyuman. "Emang faktanya lo ngeselin dari dulu sampai sekarang."

"Sialan lo, Lauren."

"Sama-sama, Nathan," jawab Lauren sambil terkekeh kecil.

1
Aurora79
Sepertinya si pembuat masalah antara Lauren dan Ethan di masa lalu nih cewek...🙄
Aurora79
HAHAHAHAHAHAHA...Nasib2.., punya kembaran somplak ya, Than? 😂😂😂✌
yeopo yeojaaaa
dih, sape nih. main peluk² aja😏
yeopo yeojaaaa
kok ngena bgt yaa🥺
yeopo yeojaaaa
pukul aja sekalian ren, entar suruh ethan aja nutup matanya pangeran🤣
yeopo yeojaaaa
iiiiii comelnya😭😭
yeopo yeojaaaa
klo gue sih tak tinggal duluan si nathan😭
Anonymous
karakter baru lagi nih thor?
Choi Jaeyi: iyaaap, betul sekali
total 1 replies
Anonymous
malang sekali nasibmu ethan
Aurora79
Jadikan pelajaran, Than... Apa yang dilihat dari luar, belum tentu sama dengan apa yang dialami di dalam. Semua dibutuhkan komunikasi, biar gak salah paham...😁😁😁
Aurora79
Ya, iyalah.... Masa Aib keluarga harus diumbar-umbar? hehehehe
Aurora79: Seharusnya...😁😁
Choi Jaeyi: nah, betul. klo bisa tu disimpan rapet²
total 2 replies
Aurora79
Gimana kamu bisa tahu, Than? Kamunya aja cuek gitu sifatnya...😂😂😂. Aku jadi keinget sama RIO, sahabat masa kecil aku, kak...😁😁😁
Aurora79: Kalau aku udah lost contact sejak menikah. Jadinya gak tau dia dimana sekarang...
Choi Jaeyi: waaaah, kita sama dong punya sahabat masa kecil cowok. klo ak sampe sekarang masih sahabatan kok😂
total 2 replies
Anonymous
mereka berdua tu emang perlu satu org buat menengahi
Anonymous
baru gw mau komen beginii
yeopo yeojaaaa
lu suka sama lauren, atau begimana dah than🤣
yeopo yeojaaaa
baikan brrti yaa. semoga bisa seperti dulu lgi deh🥺
yeopo yeojaaaa
mana bisa begitu, ren. minimal berantem kek dulu, keluarin unek² lo kek dulu sama ni cowok. masa semudah itu😭
yeopo yeojaaaa
klo gue sih pikir² dulu mau maafin lo atau nggk😏
yeopo yeojaaaa
gatal ih, pengen nempeleng Ethan. boleh kan thor, bego bgt sih😭😭
yeopo yeojaaaa
ren, sumpah. lo baik bgt siii jdi manusia😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!