Cinta Ke Dua

Bersama malam yang semakin melekat, penuh akan getir nya kekecewaan, menatap sendu pada batas yang menerbang kan kata demi kata yang terangkai, sungguh aku tak bisa terima ini, meski ribuan kali aku mengumpul kan nyali untuk menerima kenyataan nya, tetap saja aku tak bisa.

Ya Tuhan, apa ini adalah hukuman, karena aku terlalu pemilih.. Hingga aku lupa bahwa sejati nya semua manusia di ciptakan sama, namun aku malah membanding kan antara status manusia satu dan yang lain nya.. Sampai kini aku sendiri yang menerima getah nya.

Benar kata pepatah, apa yang kamu tabur itu yang akan kamu tuai, terlalu banyak kata terlewat, terlalu banyak rasa yang tak mampu aku tahan lagi, ini begitu menyakit kan. Ketika yang menikam jantung ku adalah tangan ku sendiri.

Dulu memang aku berfikir seorang janda itu semua menjijikan, hanya karena sudah menjadi bekas orang, penuh hawa negatif dan jauh dari kata baik. Bahkan dengan gampang nya aku sesumbar di depan semua orang bilamana aku tak akan pernah menyukai seorang janda, sampai akhir hayat ku.

Namun nyata nya, semua ini apa.. Belum juga seperempat abad dari umur ku, kata - kata itu malah menelan ku hidup - hidup, bagaimana bisa kini malah aku dengan terang - terangan menyatakan perasaan ku pada seorang yang kata nya janda, ets.. Belum janda dia masih istri orang.

Apa tidak lebih parah dari predeksi ku, bukan seorang janda aku malah menyukai istri orang. Ya Tuhan, apa lagi Dira mendengar sendiri perkataan ku yang tidak akan pernah mau dengan seorang janda.

Pantas saja, sejak hari di mana aku berbicara dengan Mahes, hari selanjut nya sikap Dira ke aku sudah berubah. Dia tak lagi mau bercanda seperti sebelum nya, jangan kan bercanda menyapa pun tidak, dia lebih sering menghindar bila melihat ku.

Awal nya aku berfikir bila dia berubah tak seperti biasa nya, karena sudah resmi menjadi seorang SPV, jabatan nya setara dengan ku, bahkan kami sama. Dalam PT tidak ada yang nama nya anak baru atau anak lama, siapa pun bila di posisi jabatan yang sama ya setara, hanya ada kepala bagian yang berada di atas nya.

Tapi ternyata lagi dan lagi perkiraan ku salah, Dira menghindar dari ku adalah akibat dari tingkah ku sendiri, yang sama sekali tak bisa menjaga lisan ku. Hingga pada akhir nya lisan ku sendiri sendiri yang menjerat ku.

Aneh tapi nyata, aku benar - benar tidak menyangka bila orang seperti Dira ternyata sudah punya suami. Kalau janda nya model Dira gini aku pasti nggak akan nolak walau dia adalah bekas orang, tapi yah.. Mau bagaimana lagi harapan nya tipis untuk bisa kembali bisa dekat dengan nya, setelah apa yang aku kata kan tentang seorang janda.

Hemmm, kenapa mesti pas banget ada dia sih aku ngomong begitu, siapa coba yang bakal nyangka bila akhir nya jadi begini. Sampai di sini aku jadi sadar, bila perasaan terhadap orang lain itu tanpa syarat apa pun tanpa memandang dia siapa dan bagaimana, seperti apa. Namun hanya dengan keyakinan niscaya perasaan itu pasti bisa sampai pada tujuan nya.

Namun yang aku lakukan malah merusak semua nya. Hufttt di saat seperti ini biasa nya aku akan bercerita dengan bestie ku, tapi saat ini seperti nya dia juga sedang sibuk menyelesai kan kasus gugatan perceraian nya. Mana bisa aku menganggu nya.

Tiba - tiba ponsel ku berdering ku lihat satu pesan masuk dari Aji.. Lha nih orang suka banget ngerasa kalau aku lagi mikirin dia, panjang umur suka peka kalau lagi di butuhin. Tanpa aku harus repot - repot menghubungi nya, dia sudah lebih dulu menghubungi ku, yah ... Emang bestie yang paling tahu banget diriku.

" Cui.. Lo lagi sibuk nggak kalau lagi nggak ada kerjaan kita cus yuk ke tempat biasa.. Ada hal yang mau gue kasih tahu ke lo, bingung banget nih .. Saat ini gue lagi butuh banget saran dari lo.. " tulisan pesan dari Aji

" Oke, kebetulan malam ini gue lagi free.. Ada sesuatu juga yang mau gue ceritain ke lo. Ya udah gue meluncur ke lokasi sekarang ya.. " jawab ku.

" Sip ... Siap, gue juga langsung berangkat ke sana. Kebetulan posisi gue nggak jauh dari tempat kita biasa ketemu. " kata Aji.

" Oke, hati - hati ya.. " balas ku.

" Ya, see you " sahut Aji.

" Sampai bertemu nanti... " balas ku.

...****************...

Malam ini di kediaman Dira, mama Kiran terlihat sedang menenangkan putri semata wayang nya itu, yang sedari tadi pulang dari acara pertunangan Ajeng dan Abdul, tak berhenti menangis, mama Kiran juga tak tahu kenapa sampai Dira menangis seperti itu. Di tanyain juga hanya diam seribu bahasa,

Sebagai seorang ibu yang melihat putri nya sedih begitu pasti merasa sangat khawatir, hal itu pula yang sedang mama Kiran rasa kan, hanya bisa berharap apapun yang menjadi penyebab putri nya bersedih segera hilang.

" Aku yakin pasti ada yang tak beres dengan acara di tempat Ajeng, kalau tidak mana mungkin Dira bisa nangis bombay begini. Apa jangan - jangan ini ada hubungan nya dengan genk tiga serangkai, yang sudah pasti ada di sana. Walau pun nggak di undang mereka pasti akan ada di sekitar rumah Ajeng, secara sudah menjadi kebiasaan mereka setiap ada orang punya hajad atau ada acara di sini selalu tidak pernah ketinggalan. Lihat saja nanti bila sampai besok Dira belum cerita penyebab dia bersedih. Aku pasti akan temui tuh genk nggak jelas, kalau pun bukan mereka yang jadi penyebab Dira sedih setidak nya mereka pasti tahu sesuatu, apa yang terjadi di sana.

Begini susah nya membesar kan anak seorang diri, di saat putri nya sedang terpuruk begini, tidak bisa berbuat apa - apa, kasihan Dira baru juga dia sedih karena kehilangan suami nya, ini malah sudah ada yang menambah beban nya. Entah masalah apapun itu, aku harap tidak akan berkepanjangan.

Sekarang yang terpenting aku harus tenang kan Dira dulu, masalah kapan dia akan cerita tentang penyebab dia sedih, biar nanti waktu saja yang akan menuntun nya. " batin mama Kiran.

" Dira, sayang.. Sudah dong nangis nya, sekarang ganti baju lalu istirahat dulu ya, sudah malam. Kapan pun Dira siap untuk bercerita, mama akan selalu siap mendengar nya. " ucap mama Kiran

" Iya mam, maafin Dira ya belum bisa cerita sekarang. Masih nyesek banget rasa nya, Dira istirahat dulu ya mam, besok harus berangkat agak pagi soal nya. " jawab Dira.

" Iya sayang, jangan sedih lagi ya.. Selamat istirahat.. " ucap mama Kiran,

" Makasih mam, nggak sedih kok. Mungkin Dira hanya butuh istirahat aja kok, Malam mam. " balas Dira.

" Malam sayang. " sahut mama Kiran.

...****************...