NovelToon NovelToon
Cinta Suci Untuk Rheina

Cinta Suci Untuk Rheina

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Slice of Life
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nofi Hayati

Tidak ada pernikahan yang sulit selama suami berada di pihakmu. Namun, Rheina tidak merasakan kemudahan itu. Adnan yang diperjuangkannya mati-matian agar mendapat restu dari kedua orang tuanya justru menghancurkan semua. Setelah pernikahan sikap Adnan berubah total. Ia bahkan tidak mampu membela Rheina di depan mamanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofi Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Nasihat Berbeda Untuk Adnan

Pak Haris sangat terkejut menerima kenyataan kalau putri tunggalnya diusir karena kesalahan suaminya sendiri. Walaupun di depan Rheina pria paruh baya itu terlihat tenang, namun dalam hatinya berkecamuk kemarahan. Tanpa sepengetahuan Rheina, ia memutuskan untuk membuat perhitungan dengan Adnan.

Setelah memastikan Rheina dan Zahid nyaman di rumah, Pak Haris pergi ke ruang kerjanya. Ia menutup pintu dengan pelan dan mengambil ponselnya. Dengan tangan yang sedikit gemetar karena marah, ia mencari nomor Adnan dan menelponnya.

"Adnan, kita perlu bicara. Sekarang juga," kata Pak Haris tegas setelah Adnan menjawab telepon.

"Papa? Ada apa, Pa?" tanya Adnan, terdengar bingung.

"Saya ingin kamu datang ke rumah saya. Kita perlu membicarakan masalah yang kamu buat. Saya tidak mau menunda-nunda lagi," ucap Pak Haris dengan nada yang tidak bisa ditolak.

Adnan terdiam sejenak sebelum akhirnya setuju. "Baik, Pa. Adnan akan datang segera."

Tidak lama kemudian, Adnan tiba di rumah Pak Haris. Ia terlihat gugup saat melangkah masuk. Ia tahu mertuanya itu sedang marah, dari cara bicaranya yang tegas. Pak Haris menunggunya di ruang tamu, wajahnya tegas dan tidak menunjukkan emosi.

"Silakan duduk, Adnan," kata Pak Haris sambil menunjuk ke sofa di depannya.

Adnan duduk dengan hati-hati. "Ada apa, Pa?"

Pak Haris menatap Adnan dengan tajam. "Saya mendengar pembicaraan Rheina dan mami kamu bahwa kamu telah mengusirnya dari rumah. Saya juga tahu bahwa kamu terlibat dalam judi online dan berhutang ratusan juta. Apa yang sebenarnya kamu pikirkan?"

Adnan menundukkan kepala, merasa malu dan bersalah. "Pa, Adnan ... Adnan tidak tahu harus bagaimana. Adnan terjebak dalam situasi ini dan Adnan merasa tertekan."

"Terjebak dalam situasi ini?" kata Pak Haris, suaranya semakin keras. "Kamu yang menciptakan situasi ini, Adnan. Kamu yang berjudi dan membuat hutang. Dan sekarang, kamu malah mengusir istrimu yang tidak tahu apa-apa? Apa ini cara kamu menyelesaikan masalah?"

Adnan terdiam, tidak tahu harus berkata apa.

Pak Haris melanjutkan, suaranya mulai bergetar karena marah. "Rheina adalah putri tunggal saya, dan dia sudah cukup menderita karena kehilangan ibunya, dan sekarang menghadapi masalah seperti ini. Dan apa yang kamu lakukan? Mengusirnya? Apa kamu tidak punya hati nurani?"

"Pa, Adnan benar-benar minta maaf. Adnan tidak tahu harus bagaimana. Adnan ... Adnan bingung," kata Adnan dengan suara parau.

Pak Haris menghela napas panjang, mencoba mengendalikan emosinya. "Adnan, saya tidak akan membiarkan putri saya dan cucu saya menderita karena kebodohanmu. Kamu harus bertanggung jawab atas semua ini. Kamu harus memperbaiki keadaan ini dan menunjukkan bahwa kamu bisa menjadi suami dan ayah yang baik."

Adnan mengangguk pelan. "Adnan akan berusaha, Pak. Adnan akan berhenti berjudi dan mencari cara untuk melunasi hutang-hutang itu."

"Kamu harus lebih dari sekadar berusaha, Adnan. Kamu harus menunjukkan tindakan nyata. Mulai sekarang, saya akan mengawasi setiap langkahmu. Saya akan memastikan bahwa Rheina dan Zahid aman dan tidak menderita karena kesalahanmu," kata Pak Haris tegas.

Adnan merasa sedikit lega, meskipun masih merasa tertekan. "Terima kasih, Pa. Adnan akan berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki semuanya."

Pak Haris mengangguk. "Baik. Sekarang, pulanglah dan pikirkan baik-baik apa yang harus kamu lakukan. Dan ingat, ini adalah kesempatan terakhirmu. Jangan sia-siakan."

Adnan berdiri dan keluar dari rumah Pak Haris dengan perasaan campur aduk. Ia tahu bahwa ia telah membuat kesalahan besar, tapi ia juga tahu bahwa ia harus memperbaikinya demi keluarganya. Pak Haris melihat Adnan pergi, berharap bahwa kali ini menantunya akan benar-benar berubah.

Setelah Adnan pergi, Pak Haris kembali ke ruang tamu di mana Rheina sedang bermain dengan Zahid. Ia duduk di samping putrinya dan memegang tangannya dengan lembut.

"Bagaimana, Pa?" tanya Rheina dengan mata penuh harapan.

"Papa sudah berbicara dengan Adnan. Papa harap dia akan berubah dan memperbaiki kesalahannya. Kita akan melalui ini bersama, Rheina," kata Pak Haris dengan suara lembut.

Rheina tersenyum, merasa sedikit lega. "Terima kasih, Pa. Aku sangat beruntung memiliki Papa."

Pak Haris memeluk putrinya erat, memberikan dukungan dan cinta yang tak pernah pudar. "Kita akan selalu ada untukmu, Rheina. Apa pun yang terjadi."

--

Adnan pulang ke rumah maminya dengan perasaan campur aduk setelah berbicara dengan mertuanya. Setibanya di rumah, ia langsung mencari maminya untuk menceritakan apa yang baru saja terjadi.

"Mami, Adnan sudah bertemu papanya Rheina," kata Adnan dengan wajah lesu.

Desti, maminya, langsung menatapnya dengan penuh kekhawatiran. "Apa yang terjadi, Adnan? Apa yang dia katakan padamu?"

Adnan menghela napas panjang. "Dia marah besar, Mami. Dia tahu tentang hutang dan judi online. Dia juga tahu bahwa Adnan mengusir Rheina dari rumah. Dia sangat kecewa."

Desti langsung meledak marah. "Apa? Dia tidak berhak berbicara seperti itu padamu! Itu urusan keluarga kita, bukan urusannya!"

"Mami, dia hanya ingin melindungi Rheina dan Zahid. Adnan mengerti kenapa dia marah," kata Adnan dengan suara pelan.

"Tidak, Adnan. Kamu harus mengerti sesuatu. Rheina dan keluarganya selalu mencoba mengontrol hidupmu. Mereka tidak menghargai usahamu dan hanya tahu menyalahkan. Kamu tidak bisa terus seperti ini," kata Desti dengan nada penuh kebencian.

Adnan menundukkan kepala, bingung dengan situasi yang dihadapinya. "Tapi, Mami, aku mencintai Rheina. Adnan tidak ingin bercerai."

Desti mendekati Adnan dan memegang pundaknya. "Dengar, Nak. Terkadang cinta saja tidak cukup. Rheina tidak menghormati dan mendukungmu sebagai suami. Dia hanya menambah bebanmu. Kamu butuh istri yang bisa berdiri di sampingmu, bukan yang melawanmu setiap kali ada masalah."

Adnan merasa tertekan mendengar kata-kata maminya. Ini kedua kalinya mamanya membujuknya untuk menceraikan Rheina "Lalu, apa yang harus Adnan lakukan, Mami?"

Desti menatap Adnan dengan penuh tekad. "Kamu harus mengambil keputusan yang tegas. Kamu tidak bisa terus-menerus hidup dalam ketidakpastian dan konflik seperti ini. Kamu harus bercerai dengan Rheina. Dia bukan istri yang tepat untukmu."

Adnan terkejut mendengar usulan itu. "Bercerai? Tapi bagaimana dengan Zahid? Bagaimana Adnan bisa meninggalkan mereka begitu saja?"

"Zahid masih terlalu kecil untuk mengerti. Kamu bisa tetap menjadi ayah yang baik untuknya, meskipun kamu tidak bersama Rheina. Ini demi kebaikanmu, Adnan. Demi masa depanmu," kata Desti dengan nada meyakinkan.

Adnan terdiam, pikirannya berkecamuk. Ia tahu bahwa maminya selalu ingin yang terbaik untuknya, tapi ide bercerai terasa terlalu ekstrem. "Adnan butuh waktu untuk memikirkan ini, Mami."

"Baik, Nak. Pikirkan baik-baik. Tapi ingat, kamu tidak bisa terus hidup seperti ini. Kamu harus membuat keputusan yang tegas demi kebaikanmu sendiri," kata Desti.

Adnan mengangguk pelan. "Adnan akan memikirkannya, Mami."

Desti tersenyum lembut, meskipun hatinya penuh dengan kebencian terhadap Rheina. "Ingat, Nak, Mami selalu ada untukmu. Kamu tidak sendiri."

Adnan kembali ke kamarnya dengan pikiran yang semakin berat. Ia tahu bahwa keputusan ini akan mengubah segalanya, dan ia harus berhati-hati dalam mengambil langkah berikutnya.

Sementara itu, Desti duduk di ruang tamu dengan tatapan penuh rencana. Ia sudah bertekad untuk memisahkan Adnan dari Rheina, apapun yang terjadi. Ia tidak ingin memiliki menantu yang dianggapnya pembangkang dan tidak tahu diri. Dalam benaknya, perpisahan ini adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan masa depan putranya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!