Gairah Sang Mantan

[sudut pandang Saka]

Hari itu ketika aku berkunjung kerumah ibuku, Siska adikmu menelpon, dia mengajak bertemu di salah satu cafe dekat dengan rumah ibu.

Setelah sampai dan bertemu siska, aku di tunjukan sebuah foto bayi, yang kata siska bukan hanya wajahnya saja yang terasa mirip dengannya ketika masih bayi, tapi juga memiliki tanda lahir yang sama dan di tempat yang sama.

Aku merasa heran ,kenapa biaa kebetulan ada kesamaan , aku waspada takutnya siska sudah melakukan hal yang merugikan dirinya, tapi dia mengelaknya.. semoga saja apa yang diucapkan benar nyatanya.

Beberapa kali siska memberiku pertanyaan hal yang membuatku kesal karna tidak mengerti arah tujuannya. Hingga pertanyaan terakhir yang spontan membuatku terdiam, aku tak bisa menjawabnya. Karna disaat yang bersamaan aku langsung mengingat seseorang yang masih sangat kucintai dan ku rindukan..

Meyrina.. Wanita pertama yang membuatku jatuh cinta. Hingga suatu hari aku terpaksa meninggalkannya , bahkan sampai saat ini aku tidak pernah menghubunginya. Aku takut dia semakin marah jika aku tiba² menghubunginya.

Ku keluarkan sim card lamaku yang ku simpan di dompet. Ku pasang lagi di ponselku.. Benar saja , begitu banyak pesan yang masuk, pesan dari Mey, silvi bahkan dari teman² nongkrong dulu. ku buka dan ku baca 1 demi 1 pesan dari silvi yang menanyakan keberadaanku, ia menceritakan bagaimana bingungnya Mey mencariku, hingga pesan terakhir yang di kirim silvi, bahwa Mey mendadak pindah rumah, dia tidak mengatakan kemana dia pindah.

Ke buka pesan dari Mey, sama seperti apa yang silvi katakan di pesannya, dia selalu mencari keberadaanku, menunggu aku menghubunginya.. Tapi ada pesan yang membuatku sedih.

" Randra.. Aku tidak bisa terus menunggumu lagi.. Kamu bahkan tega meninggalkanku tanpa kejelasan. Aku juga punya kehidupan yang harus kujalani. Menunggumu yang seperti ini membuatku lelah.. Aku menyerah Randra !!

Aku harap jika kita bertemu lagi, cukup untuk kita tidak saling mengenal. Selamat tinggal Diandra Ajisaka"

Itu pesan terakhir yang di kirim Mey sekitar 6bulan yang lalu. Aku terduduk lemas membaca semua pesan dari Mey. Bukan salahnya dia menyerah, karna aku memang pengecut yang tidak berani memberikan penjelasan, bahkan aku melarikan diri dari masalah.

Egois memang.. Tapi aku tidak ingin membuat Mey terluķai oleh orang sekelilingku. Biarkan dia membenciku untuk saat ini. Suatu saat aku akan datang meminta maaf dan mengatakan alasanku yang pergi tanpa pamit.

Saat membuka pesan dari Mey, terlihat notifikasi kontaknya sedang online, dengan gugup aku langsung menekan tombol keluar aplikasi chat.

3 hari kemudian

Aku berencana pergi ke kota P, mengunjungi rumah silvi yang kakaknya juga teman kerjaku waktu disana.

Sesampainya di kota P , aku melewati rumah Mey, ku lajukan mobilku dengan pelan sambil melihat keadaan di rumah mey, ada seorang yang sedang duduk di terasan rumahnya, aku tidak mengenalnya.. Ku teruskan menuju rumah silvi. Sesampainya di rumah silvi :

"kak Randra ? Kak Randra apa kabar?" Sapa silvi melihatku datang

" baik sil, mana abangmu ? " tanyaku mencari Dani kakak silvi

"Ada di dalam kak, ayo masuk " ajaknya.

Di dalam rumah silvi,

" Woi broo.. Gimana kabarnya? Ngilang kemana aja kamu? " tanya Dani seraya menepuk lenganku

"Ke lubang semut" candaku sambil terkekeh

Sontak kami bertiga tertawa bersama, saling bertukar cerita karna sudah lama tidak bertemu.

Tiba tibasilvi membuka suara

"Kak Randa tau Mey sudah pindah rumah ?

Aku menoleh ke arah silvi

"3hari yang lalu aku baru membuka pesan dari kalian, makanya aku datang kesini ingin mencari tau. Maaf sudah membuat kalian repot² menghubungi ku, aku memang sengaja tidak mengaktifkan sim card lamaku karna ada alasan sendiri" jelasku panjang lebar

"tadi aku lewat depan rumah Mey, ada seorang lelaki di rumah itu, kalau boleh tau siapa dia ? "tanyaku penasaran, karna yang aku lihat dia seorang lelaki muda, aku berasumsi mungkin itu pacar mey

"Mungkin orang yang ngontrak rumahnya mey, karna setauku setelah mey pindah, rumah itu di kontrakkan" jelas silvi

Aku mengangguk mendengarnya

"Apa kalian tau dimana rumah mey sekarang? "

Dani dan silvi menggeleng bersamaan.

Aku terkekeh..

"Dulu aku yang pergi tanpa pamit hingga membuat Mey mencari keberadaanku, sekarang keadaan berbalik, aku mencari keberadaan Mey" ucapku lirih.

" Suatu saat kalian pasti bertemu" ucap Dani menenangkan.