NovelToon NovelToon
The Worst Villain

The Worst Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:21k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Fany, seorang wanita cantik dan anggota mafia ternama, tergeletak sekarat dengan pisau menancap di jantungnya, dipegang oleh tunangannya, Deric.

"Kenapa, Deric?" bisik Fany, menatap dingin pada tunangannya yang mengkhianatinya.

"Maaf, Fany. Ini hanya bisnis," jawab Deric datar.

Ini adalah kehidupan ketujuhnya, dan sekali lagi, Fany mati karena pengkhianatan. Ia selalu ingat setiap kehidupannya: sahabat di kehidupan pertama, keluarga di kedua, kekasih di ketiga, suami di keempat, rekan kerja di kelima, keluarga angkat di keenam, dan kini tunangannya.

Saat kesadarannya memudar, Fany merasakan takdir mempermainkannya. Namun, ia terbangun kembali di kehidupannya yang pertama, kali ini dengan tekad baru.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku lagi," gumam Fany di depan cermin. "Kali ini, aku hanya percaya pada diriku sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Fany berjalan menuju kelasnya diantar oleh Jacob. Dengan senyum lebar di wajahnya, Jacob berjalan beriringan dengan Fany, merasa senang bisa bersamanya.

"Apakah kamu mengingat diriku, Fany?" tanya Jacob dengan nada riang.

Fany menoleh padanya dengan tatapan dingin. "Memangnya kamu siapa sampai aku harus mengingatmu?"

"Aku adalah orang yang kamu selamatkan saat sedang dikeroyok beberapa waktu lalu," ujar Jacob tersenyum masam mendengar jawaban dingin itu.

Fany hanya mengeluarkan suara "oh" yang datar. "Aku tidak menyelamatkanmu. Aku hanya menghajar orang-orang brengsek yang menghancurkan bekal makan siangku."

"Jadi, itulah alasanmu?"kata Jacob tertawa pelan mendengar penjelasan Fany.

Fany hanya mengangkat bahu, tetap tanpa ekspresi. Mereka terus berjalan menuju kelas, dan Jacob menyadari bahwa Fany adalah seseorang yang tidak bisa dianggap enteng. Meskipun dia tampak dingin dan tak peduli, ada kekuatan yang tersembunyi di dalam dirinya.

Sesampainya di depan kelas, Jacob berhenti dan menatap Fany. "Terima kasih, Fany. Meskipun alasanmu berbeda, aku tetap berterima kasih."

Fany mengangguk singkat dan memasuki kelas, meninggalkan Jacob dengan perasaan campur aduk. Di dalam kelas, murid-murid menatap Fany dengan rasa ingin tahu, tetapi Fany tetap berjalan menuju bangkunya dengan ketenangan yang sama. Dia tahu bahwa hari ini akan menjadi awal dari banyak hal baru di sekolah ini.

Guru yang sudah berada di dalam kelas tersenyum melihat kedatangan Fany. "Selamat datang, Fany. Silakan perkenalkan dirimu kepada teman-temanmu," katanya dengan ramah.

Fany melangkah maju, pandangannya menyapu seluruh ruangan. Para murid menatapnya dengan kagum, berbisik-bisik membicarakan kecantikan dan aura misterius yang dimilikinya. Di sudut kelas, Natalie duduk dengan wajah kesal, meremas pena di tangannya dengan kuat. Ia merasa kedudukannya sebagai pusat perhatian telah dirampas oleh Fany.

Dengan suara dingin dan datar, Fany berkata, "Namaku Fany Hawthorne. Itu saja." Dia kemudian berjalan ke kursi kosong di tengah kelas dan duduk.

Para murid tertegun mendengar perkenalan singkat dan tajam itu. Mereka berbisik-bisik lagi, kali ini membicarakan betapa sulitnya mendekati Fany.

"Dia sangat sulit disentuh," bisik seorang murid.

"Ya, dia terlihat sangat dingin," tambah yang lain.

Natalie menatap Fany dengan tatapan penuh kebencian. Semua perhatian yang dulu selalu diarahkan padanya kini berpindah ke Fany. Dia merasa marah dan tersisih, dan tekadnya untuk mendapatkan kembali posisinya semakin kuat.

Guru itu kembali melanjutkan pelajaran, tapi suasana kelas sudah berubah. Keberadaan Fany membawa dinamika baru yang dirasakan oleh semua orang. Di tengah bisikan dan tatapan kagum, Fany tetap duduk tenang, siap menghadapi hari-hari baru yang penuh dengan tantangan di sekolah ini.

Guru melanjutkan pelajaran tentang sejarah, membuka buku teks dan mulai berbicara tentang pentingnya sejarah dalam kehidupan manusia. Setelah beberapa saat, dia berhenti dan mengajukan pertanyaan kepada kelas, "Apa manfaat dari sejarah bagi manusia di masa kini?"

Seluruh kelas terdiam, tidak ada yang berani menjawab. Guru melirik ke arah Natalie, seolah meminta persetujuan. Natalie hanya memberikan kode dengan anggukan kepala, mengisyaratkan agar guru bertanya pada Fany.

Guru tersenyum dan beralih ke Fany. "Fany, apakah kamu bisa menjawab pertanyaan ini?"

Fany menatap guru dengan tatapan dingin, membuat guru itu merasa merinding seketika. Setelah beberapa saat, Fany mulai berbicara dengan tenang, suaranya jelas dan mantap.

"Manfaat dari sejarah bagi manusia di masa kini adalah untuk memberikan pemahaman tentang identitas dan asal-usul kita. Sejarah mengajarkan kita tentang kesalahan dan keberhasilan di masa lalu, memungkinkan kita untuk belajar dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Melalui sejarah, kita memahami perkembangan budaya, politik, dan sosial yang membentuk dunia modern. Selain itu, sejarah memberikan konteks untuk perubahan dan inovasi, membantu kita memahami bagaimana perubahan terjadi dan bagaimana kita dapat mengarahkan perubahan di masa depan. Dengan kata lain, sejarah adalah cermin yang memungkinkan kita melihat dan belajar dari masa lalu untuk membangun masa depan yang lebih baik."

Kelas terdiam mendengarkan jawaban Fany yang mendalam dan penuh wawasan. Guru itu mengangguk pelan, terkesan dengan jawaban yang diberikan.

"Jawaban yang sangat baik, Fany. Terima kasih," kata guru itu dengan senyum kikuk, lalu melanjutkan pelajaran.

Natalie semakin merasa tergeser, melihat bagaimana Fany dengan mudah mendapatkan perhatian dan kekaguman dari semua orang di dalam kelas.

Bel istirahat berbunyi, menandakan waktu untuk beristirahat. Semua murid langsung berhamburan keluar kelas mereka, ingin menikmati waktu luang sebelum pelajaran berikutnya dimulai.

Natalie dengan cepat menghampiri Fany, matanya menatap Fany dengan tajam. "Aku tidak peduli apakah kamu putri keluarga Hawthorne atau bukan. Aku akan merebut kembali posisi yang sudah kamu ambil dariku," katanya dengan nada penuh determinasi. Tanpa menunggu jawaban, Natalie berbalik dan berjalan keluar dengan langkah cepat.

Fany hanya tersenyum sinis melihat kepergian Natalie. "Silakan coba," gumamnya pelan pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba, Jacob masuk ke dalam kelas dan langsung menghampiri Fany. "Ayo ke kantin, Fany. Aku ingin mengajakmu makan siang bersama," katanya dengan antusias.

Fany tidak menjawab apa-apa. Dia hanya berdiri dan mulai berjalan keluar kelas. Jacob mengikuti di belakangnya.

"Gadis yang dingin, tapi menarik," batin Jacob dengan senyum penuh arti.

Mereka berjalan menuju kantin, menarik perhatian murid-murid lain yang melihat keduanya bersama. Fany dengan ketenangan dan tatapan tajamnya, serta Jacob dengan senyum lebar yang tidak pernah hilang dari wajahnya. Keduanya terlihat kontras, namun menarik perhatian banyak orang di sekitar mereka.

Fany dan Jacob sampai di kantin sekolah. Jacob, dengan senyum lebar, mengajak Fany menuju tempat istirahat khusus The Paramount Circle.

"Kamu harus lihat tempat kami, Fany. Kamu akan suka," kata Jacob dengan antusias.

Kantin The Paramount Circle terlihat sangat mewah, dengan interior elegan dan suasana yang tenang, berbeda dari kantin biasa yang ramai. Saat mereka masuk, beberapa pelayan segera membungkuk hormat ke arah Fany dan Jacob.

Di sudut ruangan, Josuah dan Gabriel melambaikan tangan ke arah mereka. "Jacob! Fany! Sini, duduk bersama kami," teriak Josuah.

Fany berjalan dengan tenang menuju meja mereka, tetap dengan ekspresi dinginnya. Jacob mengikuti di belakangnya.

"Selamat datang, Fany," kata Gabriel dengan senyum ramah. "Semoga kamu betah di sini."

Fany hanya mengangguk kecil, masih mempertahankan sikapnya yang tenang dan tak terduga. Jacob menarik kursi untuk Fany sebelum duduk di sebelahnya.

Seorang pelayan yang anggun dan berpenampilan profesional menghampiri meja tempat Fany, Jacob, Josuah, dan Gabriel duduk. Dengan sikap yang ramah dan sopan, pelayan membuka buku menu di hadapan mereka.

"Pertama-tama, untuk hidangan pembuka kami memiliki Salad Paramount: campuran segar dari daun selada, tomat ceri, potongan keju feta, dan ditaburi dengan balsamic vinaigrette," ucap pelayan dengan suara jernih.

Fany menatap menu dengan cermat, menunjukkan ketertarikannya pada hidangan tersebut. Jacob dan Gabriel juga menunjukkan minat mereka, sementara Josuah mengangguk setuju.

"Untuk hidangan utama, hari ini kami menawarkan Prime Rib Steak: daging sapi pilihan yang dipanggang sempurna dengan rempah-rempah eksklusif kami, disajikan dengan kentang panggang yang renyah dan saus red wine reduction," lanjut pelayan dengan antusias.

Jacob mengangguk setuju dengan pilihan itu, sementara Gabriel memilih untuk melihat pilihan lain yang tersedia. Fany masih mempertimbangkan pilihannya dengan serius.

"Dan untuk hidangan penutup, kami memiliki Chocolate Decadence Cake: kue cokelat lembut dengan lapisan ganache cokelat pekat di atasnya, disajikan dengan saus raspberry segar," pelayan menjelaskan dengan detail.

Gabriel tersenyum lebar mendengar deskripsi kue tersebut, sementara Fany tampak tergoda dengan pilihan penutup yang manis itu.

Fany mengangguk setuju dengan menu makanannya yang telah dipilih. Pelayan dengan ramah menyambut keputusan mereka dan segera mulai menyiapkan makanan.

Tiba-tiba, Natalie datang bersama Alexa. Natalie menatap Fany dengan tatapan sinis sebelum melemparkan ejekan yang tidak menyenangkan, "Kamu terlalu banyak makan seperti babi. Kalau kamu tidak menjaga porsi makananmu, kamu akan gendut."

Fany hanya tersenyum mendengar ejekan tersebut. Dengan tenang dan dingin, Fany membalas, "Aku tidak perlu menjaga porsi makananku, Natalie. Aku tidak terlalu memikirkan penampilanku karena aku merasa sudah sempurna. Aku tidak perlu diet hanya untuk menjadi pusat perhatian," ujarnya.

Natalie terdiam sejenak, tersinggung dengan jawaban Fany. Dia berusaha menahan emosinya, tetapi ekspresinya tetap sinis. Alexa hanya melihat dengan diam, mencoba membaca situasi di antara kedua gadis itu. Suasana di kantin The Paramount Circle terasa tegang sejenak sebelum pelayan akhirnya menghidangkan makanan mereka, mencoba untuk menenangkan atmosfer.

1
Uswatun hasanah
apakah ada yang bundir.. ngeri.(moga nggak /baperan).. 🤨
Sofi Sofiah
cerita nya keren...aku maraton baca dari awal tpi rasanya masi kurang
Zeendy Londok
lanjut thor
Uswatun hasanah
masih jadi teka teki ni..
Uswatun hasanah
iri dengki akan menghancurkan dirinya sendiri.. 😌
Uswatun hasanah
wow.. hebat .. suka mengintimidasi ternyata Fany.. gak bakal dibully... 😅
Uswatun hasanah
kehidupan Fany yang sesungguhnya dimulai... nunggu part selanjutnya...
Leha
keren
Leha
Buruk
Uswatun hasanah
ok.. ditunggu partai selanjutnya.. pertemuan... 😉
Uswatun hasanah
kayaknya Fany mati rasa..
queen bee
up terus 👍👍👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
De Ryanti
orang ma dah nemuin anaknya langsung jemput lah ngapain nunda lama2 kurang apa terpaan hidup fany dr bayi ampe gede gitu...kakek ma bapak nya fany aneh
Uswatun hasanah
setelah kejadian ini Terima mereka Fany.. kamu berhak bahagia..
Alfatih Cell
suka sangat thor.. crazy up 💪💪💪
Rina Yuli
tapi percuma juga Fany dibawa pulang orang dianya gak percaya siapapun bahkan keluarga kandungnya
Uswatun hasanah
yeeyyy akhirnya.. didatangi juga Fany karna takut ama Ratunya 😂
Cahaya yani
knp kluarga ny tdak mnjemput nya.. ap scara tdak sngja di latih biar tangguh, tpi kl gtu knp tnpa ad bntuan scr tk di sngja
Uswatun hasanah
apakah Fany korban penculikan.. aish... penasaran...
Cahaya yani
thooorr please up yg byk donk 😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!