Mencintai Adik Angkat

Setelah mobil tidak terlihat lagi, Aya masuk ke dalam rumah. Aya berjalan sambil melihat ke amplop yang tadi Boy berikan padanya. Aya lalu pergi ke kamarnya agar bisa melihat isi amplopnya dengan leluasa.

Sampai di kamar, Aya membuka amplopnya. ternyata ada kertas yang sudah di tulis oleh Boy.

Aya lalu mulai membaca isi tulisan itu.

"Aku sebelumnya minta maaf pada mu Ya. Maaf bila nanti ada kata kataku yang menyakitimu. Tentang perasaanku padamu itu aku sungguh sungguh. Aku sungguh sungguh mencintai kamu dari hatiku. Aku sadar itu tidak boleh. Tapi cinta ini datang tanpa aku minta.

Aku pergi untuk kuliah. Tapi aku juga ingin sekalian bekerja. Aku ingin sukses demi masa depan. Aku belum tau akan berapa lama di Belanda. Tapi selama aku di Belanda, aku tidak akan menghubungimu dan kita tidak akan berkomunikasi dalam hal apapun, termasuk Wa. Jika nanti saat kita bertemu dan ternyata kita masih sama sama sendiri, aku ingin menikahi kamu. Aku serius Ya. Aku akan melakukan apapun itu asal kita nanti bisa bersama. walau pun harus menangis darah untuk mendapatkan restu dari orang tua kita.

I love you Cahaya😘

Aya selsai membaca surat dari Boy menarik nafas.

"Ya Tuhan, semoga aku cepat dapat jodoh. Agar aku tidak menyakiti orang tua ku. karena aku tau Boy orangnya tidak pernah main main dengan apa yang di inginkan nya. Walau pun sebenarnya aku juga merasa nyaman saat bersama Boy."

Sedang di Bandara, semuanya sudah masuk ke dalam pesawat karena pesawat sudah mau lepas landas.

Boy di dalam pesawat mengambil hpnya. Lalu Boy melihat ke galeri. Rupanya Boy melihat foto Aya.

"Tunggu aku pulang. Aku akan kuliah dan cari kerja demi masa depan kita," kata Boy dalam hati.

Setelah itu Boy berpikir kalau Aya pasti saat ini sedang membaca suratnya.

Boy memejamkan mata untuk tidur. sebenarnya Boy tidak ingin jauh dari Aya, tapi karena Boy laki laki dan nantinya harus jadi kepala rumah tangga, Boy harus punya pendidikan yang tinggi untuk masa depan.

Sampai di Belanda Boy langsung mengurus pendaftaran kuliahnya di universitas Amsterdam. Boy di temani Mamih dan Papih nya.

Setelah selesai pendaftaran, Boy tinggal menunggu masuk kuliah. besoknya Papih mengajak semuanya untuk jalan jalan di kota Belanda.

Ayu sangat senang dan Papih menuruti semua yang di inginkan Ayu. Memang Ayu sangat di manja Papih.

Boy hanya mengikuti mereka saja. Karena pikiran dan badan Boy tidak sinkron. Pikiran Boy selalu ada di Indonesia tepatnya memikirkan Aya.

Sudah 5 hari keluarga Boy ada di Belanda. dan lusa keluarga Boy akan pulang ke Indonesia. Hari ini Meraka akan pergi untuk beli oleh oleh dan juga Mamih mau membelikan kebutuhan Boy di rumah.

Seharian Mamih, Papih, Bunda dan Ayu belanja. Boy seperti biasa ikut tapi hanya mengikuti mereka.

Selesai belanja, mereka pun memutuskan pulang. Mamih merapikan belanjaan di dapur sambil di bantu Boy.

"Ingat ya sayang, kamu ngga boleh telat makan. Di sini cuacanya berbeda sama di indonesa. Jadi kamu jangan sampai bepergian dengan perut kosong. Kalau kamu sakit, di sini ngga ada yang temani. Jadi kamu jangan sampai sakit."

"Iya Mih. Boy ngerti kok. Mamih ngga usah kuatir."

"Nanti kalau butuh uang langsung kabari Mamih. Mamih sampai sekarang masih bekerja itu demi kamu dan Ayu agar bisa sekolah tinggi. Mamih sudah siapkan uang buat kamu kuliah. Jadi kamu jangan sungkan minta uang ke Mamih ya."

"Iya Mih. Makasih ya Mih untuk semuanya."

"Iya sayang. Kamu adalah anak Mamih. Jadi jangan sampai kamu kecewakan Mamih ya. Kamu harus kuliah yang rajin. Dan ingat, jangan sampai kamu salah bergaul. Mamih ngga mau kamu sampai salah bergaul dan cuman menghabiskan uang yang Mamih tabung untuk di hambur hamburkan ngga jelas."

"Iya Mih."

Mamih lalu memeluk Boy dan juga mencium keningnya. Selesai merapikan dapur, keduanya keluar. Ternyata Ayu dan Bunda sedang vc dengan Aya. Boy yang melihat itu langsung duduk di sofa. Boy tidak terlihat di hp Ayu tapi Boy bisa melihat wajah Aya.

"Kamu sudah daftar kuliah kan sayang?" tanya Bunda.

"Sudah Bun. malah sudah di terima."

"Syukur lah kalau sudah di terima."

"Iya Bun."

"Kaka. Ayu sudah belikan banyak coklat buat Kaka."

"Serius Dek. Asik. Ada berapa macam. Yang Kaka pengin kamu belikan kan?"

"Benar kak. Ayu beli banyak. coklat yang Kaka pengin kemarin Ayu lupa beli. Tapi Abang ingat dan sudah belikan kok. Abang belikan 2 bungkus."

"Kok dua bungkus aja sih Dek."

"Iya. Kata Abang Kaka ngga boleh banyak banyak makan coklat. Nanti takut Kaka gemuk," Ayu sambil tersenyum.

Boy terus melihat ke hp Ayu tanpa bicara. Dalam hati Boy merasa gimana gitu. deh deg ser lah pokonya. Melihat orang yang di kangenin tapi ngga bisa bicara dengannya.

Setelah setengah jam, sambungan vc mati. Dan semuanya mau merapikan koper yang akan di bawa pulang besok.

Boy menjatuhkan badanya di sofa dan tiduran sambil memejamkan mata. Rupanya Boy terbayang wajah Aya.

Sedang Aya di Indonesia sebenarnya tadi ingin lihat Boy. Tapi Aya tidak mau bicara ke Ayu. Karena takut Boy ngga mau. Soalnya Boy di surat bilang tidak akan menghubungi Aya selama di Belanda. jadi Aya menyimpulkan kalau Boy tidak mau melihatnya.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...