NovelToon NovelToon
Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sekarani

Tari tiba-tiba jadi buronan debt collector setelah kekasihnya menghilang berbulan-bulan. Tari dipaksa melunasi utang Rp500 juta meski dirinya tak pernah mengajukan pinjaman sepeser pun.

Putus asa mendapat ancaman bertubi-tubi hingga ingin mengakhiri hidupnya sendiri, Tari mendadak dapat tawaran tak terduga dari Raka.

Pewaris keluarga konglomerat tersebut berjanji melunasi utang yang dibebankan kepada Tari jika gadis itu mau menjadi istrinya. Raka bahkan bersedia membantu Tari balas dendam pada sang kekasih.

Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sekarani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mau Coba Balas Dendam?

Raka tidak pernah mengerti kenapa orang-orang mau antre berjam-jam hanya untuk makan. Raka tidak suka menyetir jauh tanpa sopir. Raka juga tidak menyukai apa pun yang tidak direncanakan secara matang.

Namun bersama Tari, Raka jadi tahu alasan yang mungkin bikin banyak orang rela berdiri dalam antrean panjang warung makan. Dia tidak keberatan mengendarai mobilnya sendiri ke mana pun Tari mau. Raka juga ikut saja dengan semua keinginan spontan Tari seharian ini.

Raka suka saat Tari menceritakan padanya tentang setiap tempat yang mereka datangi. Raka suka melihat Tari menggerutu saat ada yang menyerobot antrean, lalu tanpa ragu menegur orang bersangkutan. 

Raka suka memandangi Tari yang tampak antusias saat menikmati makanannya. Raka suka ekspresi bahagia Tari saat makanan yang dia santap sesuai seleranya.

Raka suka duduk berdua dengan Tari di dalam mobil meski tidak ada obrolan apa pun. Sambil menyetir, dia senang bisa sesekali menatap Tari yang duduk di sampingnya.

"Apa saya benar-benar menikah dengan seorang penguntit?"

Bahkan saat Tari kembali menyebut dirinya penguntit, Raka suka-suka saja. Itu karena Tari kelihatan dalam suasana hati yang baik saat mengatakannya.

Tari banyak tersenyum hari ini. Senyuman yang sangat berbeda dibanding beberapa hari belakangan. Raka senang berulang kali disuguhi senyuman manis, bukan seperti sebelumnya yang sinis atau skeptis.

"Kamu pasti kaget kalau tahu berapa lama saya melakukannya," ujar Raka sambil tersenyum.

Ucapan Raka membuat Tari terdiam beberapa detik, lalu menggeser duduknya agar lebih berjarak dengan tubuh sang suami.

"Takut?" tanya Raka, sadar istrinya bergerak sedikit menjauh.

Tari diam. Dia tak percaya dirinya nyaris lupa kalau Raka adalah seseorang yang mestinya diwaspadai.

"Makanya, jangan sebut saya stalker, penguntit, atau peran-peran kriminal lainnya," tutur Raka sambil perlahan bangkit, lalu duduk bersila sambil memandangi langit yang semakin indah.

"Saya benar-benar hanya menjaga kamu, Tari. Nggak ada yang perlu kamu takutkan."

Setelahnya, Raka dan Tari sama-sama diam. Tidak ada obrolan apa pun, hanya menikmati senja di tepi danau dengan semilir angin lembut yang terasa menenangkan. 

*** 

Makan malam hari adalah barbeku. Ada berbagai bahan makanan yang sudah disiapkan pihak jasa wisata. Raka dan Tari hanya perlu memanggangnya di samping tenda menggunakan kompor portabel. 

Bukan hanya Tari dan Raka yang menginap malam ini. Ada cukup banyak orang yang juga datang untuk berkemah dan kini seru-seruan di tenda masing-masing. Tak sekedar menikmati makan malam, mereka juga bermain gitar dan bernyanyi bersama.

Namun, suasana yang sangat berbeda terjadi di tenda Tari dan Raka. Sudah berjam-jam keduanya saling diam. Nyala api unggun kecil menemani mereka menikmati kesunyian. 

"Ini sudah bisa dimakan. Kamu mau tambah saus sambal atau mayones?"

Raka akhirnya menjadi orang pertama yang memecah keheningan. Dia menaruh beberapa potongan kecil daging ayam dari panggangan ke mangkuk kecil, lalu memberikannya pada Tari.

Tari menggelengkan kepala, tanda jika dirinya tak butuh bumbu tambahan. Tanpa mengatakan apa pun, dia menerima mangkuk yang diberikan Raka, lalu mencicip potongan daging paling kecil dengan sumpitnya.

"Enak?" tanya Raka lagi.

Masih tidak mau bersuara, Tari kali ini menanggapi pertanyaan suaminya dengan menganggukkan kepala.

Pasutri itu pada akhirnya menikmati santap malam tanpa obrolan apa pun.

"Saya mau buat cokelat panas. Anda mau?"

Raka yang baru saja melahap potongan daging terakhir langsung tersenyum sambil menganggukkan kepala.

Begitu melihat Tari masuk ke tenda, Raka buru-buru menyelesaikan makannya, kemudian segera menyingkirkan alat pemanggang dari kompor. Dia menggantinya dengan panci kecil.

Saat kembali, Tari kaget melihat apa yang disiapkan Raka. Pria itu seolah bisa membaca pikiran Tari yang ingin merebus air karena termos mereka sudah kosong.

"Apa yang Anda tidak tahu tentang saya? Anda bahkan tahu kalau saya butuh air mendidih untuk membuat cokelat panas," kata Tari dengan wajah datar.

Raka menawarkan diri untuk membuka botol air mineral yang dibawa Tari, tapi ditolak. 

Tari duduk kembali di samping Raka, lalu menuangkan air dari botol ke panci. Pada waktu bersamaan, Rendra berinisiatif menyalakan kompor.

"Ada banyak hal yang tidak saya tahu tentang kamu. Banyak banget," ujar Raka coba membuka obrolan.

"Misalnya?" tanya Tari sambil mulai menyobek kemasan minuman cokelat instan.

Raka senang karena omongannya ditanggapi. Pikirnya, kalimat apa yang harus dia katakan berikutnya agar obrolan mereka tidak berakhir singkat?

"Saya tidak tahu apa yang tidak saya tahu tentang kamu. Coba beri tahu saya sesuatu yang menurutmu saya belum tahu."

Tari tidak langsung menanggapi. Dia barusan selesai memasukkan bubuk minuman cokelat instan ke dalam dua cangkir aluminium. Air yang direbus tampak mulai bergelembung kecil, tanda segera mendidih.

"Apa Anda tahu cerita di balik keinginan saya bunuh diri hari itu?"

Tari bertanya sambil terlihat mencari-cari sesuatu. Raka segera tahu apa yang dicari dan menemukannya di dekat kompor.

"Saya bantu," kata Raka kemudian.

Air sudah mendidih. Raka mengangkat panci tanpa gagang itu dengan alat penjepit, lalu menuangkan airnya pada setiap cangkir.

"Waktu itu, saya ingat kamu bilang harus melunasi utang yang entah kenapa menjadi tanggung jawab kamu," ucap Raka menjawab pertanyaan Tari sebelumnya.

"Cuma itu yang saya tahu," imbuhnya.

Raka jelas berbohong. Nyatanya, dia sudah tahu banyak hal tentang insiden hari itu. Raka bahkan telah menyusun rencana untuk membuat mantan kekasih Tari menyesali perbuatannya seumur hidup.

Sambil mengaduk minuman, Tari berkata, "Mau dengar ceritanya? Sebagai orang yang telah menyelamatkan saya, Anda berhak tahu kronologinya dari saya langsung."

Setelahnya, ditemani cokelat panas, Tari menceritakan masalah yang sempat membuatnya putus asa. Dimulai dari menghilangnya sang kekasih, teror pinjol, hingga momen di mana dia tahu kekasihnya berkhianat dengan seorang figur publik.

"Jika hari itu Anda tidak datang, saya mungkin sudah jadi hantu gentayangan sekarang. Saya akan menghantui orang itu, membuatnya mengalami mimpi buruk setiap malam," kata Tari mengakhiri ceritanya.

"Apa kamu ingin tahu kenapa orang itu tega menghancurkan hidup kamu?" tanya Raka dengan hati-hati.

Tari menggelengkan kepalanya. "Buat apa? Apa pun alasannya, tidak seharusnya dia melakukan hal sejahat itu. Benar-benar jahat …."

Sakit hati Tari tak akan terobati meski dirinya tahu mengapa Gani tiba-tiba pergi demi perempuan lain. Tak ada gunanya juga mengetahui kenapa Gani menjadikan Tari buronan debt collector. Apa pun alasannya, Tari tidak peduli.

"Kamu tidak perlu menjadi hantu gentayangan jika ingin membuat orang itu mimpi buruk seumur hidup," kata Raka sambil memandangi cangkirnya yang telah kosong.

"Caranya?" Tari bertanya tanpa mengalihkan matanya dari kilau bintang-bintang di langit

Namun, apa yang dikatakan Raka kemudian, sukses mencuri perhatian Tari. Terlebih, Raka mengatakannya dengan wajah yang tampak sangat serius.

"Mau coba balas dendam?"

1
Fitria Agustina
makin penasaran, sebenarnya saat terjadi peristiwa apa yg menimpa raka lalu tari menolongnya
Sekarani
maaf yaa menunggu lama/Hey/
Fitria Agustina
di tunggu lanjutannya thor..
R. Danish D
ah sakit telinga, tolong
R. Danish D
baru mulai udh kissu kissu
tapi aku suka gaya penulisan authornya
Sekarani: makasih yaaaa
semoga betah bacanya sampai ending nanti❤
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak. Ceritanya keren.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan.
semangat menulis terus ya
Sekarani: wah makasih yaaaa /Smile//Smile//Smile/

semangat dan sukses selalu untuk kita🔥
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal thor..
Sekarani: halo! makasih udah mampir kak/Heart/
total 1 replies
Sekarani
Halo! Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat adalah karya pertamaku di NovelToon /Heart/

Terima kasih untuk dukungannya! Semoga suka dengan kisah yang disajikan /Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!