NovelToon NovelToon
My Annoying Lecturer (I Love You)

My Annoying Lecturer (I Love You)

Status: sedang berlangsung
Genre:dosen / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / suami ideal
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rash1417

Aisyah Az-Zahra, mahasiswi semester akhir yang suka membuat onar dan suka memberontak hingga kedua orangtuanya pusing tujuh keliling dibuatnya.

Abimanyu Dewantara, seorang dosen yang terkenal galak. Para mahasiswanya menjulukinya 'dosen killer'. Namun demikian, ia tetap menjadi idola para mahasiswi karena ketampanannya.

Tapi hal itu tidak berlaku buat Aisyah, ia justru sangat membenci lelaki itu. Pasalnya, ia sering mendapat hukuman dari Abimanyu karena ia selalu membuat kesal sang dosen. Keduanya sudah seperti Tom and Jerry, selalu ribut dan tak pernah akur. Namun, siapa sangka, mereka berdua harus dipersatukan dalam ikatan pernikahan melalui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka.

Bagaimana kehidupan pernikahan Tom and Jerry tersebut? Akankah pernikahan itu terjadi dan timbul cinta diantara keduanya? Atau mereka akan menolak perjodohan itu?

Ikuti kisah perjalanan mereka dalam 'My Annoying Lecturer (I Love You)'.

Update setiap hari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rash1417, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Love at the first sight

Malam itu Abi benar-benar menepati perkataannya mengantarkan Aisyah pulang. Obrolan singkat mereka saat itu membuat Abi mengerti apa yang sedang terjadi pada gadis itu.

Abi jadi ingat dengan pertanyaan Aisyah, apakah dirinya naksir pada gadis itu? Jika di tanya seperti itu maka jawabannya adalah 'ya', Abi memang menyukainya. Entah ini di sebut cinta atau hanya sekedar rasa suka biasa. Tapi yang jelas, Abi menyukai Aisyah sejak pada pandangan pertama atau istilahnya 'love at the first sight'.

Abi ingat saat pertama kali ia bertemu dengan Aisyah. Itu terjadi sekitar empat tahun lalu. Saat itu Abi sedang joging di sekitaran taman Ahmad Yani. Suasana taman saat itu sangat ramai karena memang sedang weekend. Banyak orang yang melakukan olah raga di sana dan juga banyak pedagang.

Abi berlari-lari kecil mengelilingi taman, keringat yang bercucuran semakin menambah ketampanannya. Banyak gadis-gadis di sekitar taman yang berbisik-bisik sambil melirik ke arah dirinya. Namun, semua itu tidak Abi pedulikan. Hal ini sudah biasa bagi Abi.

Saat sedang berkeliling tiba-tiba Abi mendengar suara seseorang berteriak.

"Copet!!! Tolong, copet!!!"

Suara teriakan tersebut membuat perhatian semua orang beralih ke arah sumber suara termasuk Abi. Seorang ibu-ibu yang terlihat panik dan menangis berteriak meminta tolong. Begitu banyak orang di sana tapi tak satupun dari mereka yang berniat untuk menolong. Mereka hanya berbisik-bisik sambil menatap kasihan pada ibu itu.

Dari tempat Abi berada tampak copet yang dimaksud berlari kencang menuju keluar dari taman. Abi yang tak tega dengan ibu itu pun berusaha mengejarnya.

Tepat saat Abi hampir berhasil menyusul copet itu, tiba-tiba saja ada seorang remaja yang melemparkan sepatunya ke arah si copet.

'Bugh'

Sepatu tersebut berhasil mengenai si copet hingga terjatuh. Hal itu dijadikan kesempatan bagi si remaja yang tidak Abi ketahui namanya itu untuk mendatangi si pelaku kriminal tersebut.

Tanpa di duga-duga oleh Abi, remaja itu mendekat dan memukul si copet dengan sepatu yang ia gunakan untuk melempar tadi.

"Mamp*s lo. Berani Lo nyopet di di sini. Kalo mau cari duit itu yang halal, jangan nyopet." Remaja itu menghajar copet sambil terus mengomel. Dari jauh Abi hanya bisa melihat keberanian remaja itu sambil tersenyum dan menatap kagum.

Bugh ... bugh ... bugh

Remaja itu terus memukulinya tanpa ampun hingga membuat si copet tak memiliki kesempatan untuk melawan. Saat copet tersebut tak lagi berdaya, remaja itu pun menghentikan pukulannya. Ia merampas dompet dari tangan si copet lalu segera memakai sepatunya dan pergi mencari pemilik dompet.

Abi terus mengikuti remaja itu sampai akhirnya bertemu dengan pemilik dompet.

"Ini Bu dompetnya, lain kali hati-hati Bu kalo di tempat ramai begini," ucapnya menasihati si ibu.

Ibu itu tampak senang karena dompetnya sudah kembali. "Alhamdulillah, makasih banyak ya dek. Berkat adek dompet ibu kembali."

"Sama-sama bu. Kalo gitu saya permisi dulu ya," pamitnya kemudian.

"Eh, tunggu dulu dek." Ibu itu menghentikan langkah si remaja. Ia membuka dompetnya lalu mengeluarkan selembar uang berwarna biru lalu memberikannya pada si remaja.

"Ini untuk kamu sebagai ucapan terimakasih dari ibu," kata si ibu sambil menyodorkan uang tersebut.

Tanpa di duga, remaja itu menolak pemberian si ibu dengan halus.

"Nggak usah Bu, saya ikhlas kok nolong ibu. Simpan saja uangnya untuk anak ibu."

"Ya ampun dek, kamu baik banget sih. Kalo ibu boleh tau nama kamu siapa?"

"Saya Aisyah Bu. Kalo gitu saya pamit ya Bu."

...****************...

"Kamu nggak dingin malam-malam begini berdiri di balkon?" Martha menghampiri putranya yang tampak sedang melamun di balkon kamarnya. Tadinya dia hanya sekedar lewat saja, tapi saat melihat pintu kamar anaknya yang terbuka membuat Martha melangkahkan kakinya ke sana.

Abi yang sedang melamun sedikit terkejut mendengar suara ibunya yang tiba-tiba. Dia menolehkan kepalanya ke belakang lalu tersenyum menyambut kedatangan sang ibu.

"Mama. Kok belum tidur?"

"Tadinya mama mau nyusul papa kamu ke kamar. Tapi waktu lewat kamar kamu mama lihat pintunya terbuka. Jadi nya ya mama masuk deh." Abi membulatkan bibirnya membentuk huruf 'O' mendengar jawaban sang ibu.

"Kamu ngapain malam-malam di balkon? Lagi mikirin apa, hmm?" tanya Martha yang kini sudah ikut berdiri di samping putranya.

Abi menatap bulan di langit yang sedang malu-malu dan bersembunyi di balik awan. Bibirnya tersenyum mengingat kenangan saat pertama kali bertemu dengan seseorang yang berhasil membuat hatinya berdebar setelah masa lalu kelam yang pernah ia alami.

Remaja tengil yang kini sudah berubah menjadi gadis cantik. Meskipun sifat tengil nya masih ada, tapi itulah yang membuat Abi jatuh cinta padanya.

Martha menatap heran pada putranya yang diam saja sambil tersenyum. Ia menepuk bahu Abi hingga membuat laki-laki jangkung itu tersadar dari lamunannya.

"Hei. Ditanyain bukannya jawab malah senyum-senyum nggak jelas gitu. Lagi mikirin siapa sih?" Tingkah Abi membuat Martha penasaran.

"Ma!"

"Hmm!"

"Anak teman papa yang mau dijodohkan sama Abi itu apa kabarnya sekarang ma?"

Martha mengerutkan keningnya, dia merasa heran kenapa anaknya tiba-tiba menanyakan gadis yang akan dijodohkan dengannya itu.

Martha tampak diam sejenak, dia tidak tahu harus berkata apa. Karena kabar yang di dengarnya dari sang suami adalah anak itu pergi dari rumahnya dan menolak perjodohan. Martha takut anaknya akan sakit hati jika ia mengatakan yang sebenarnya.

"Kata papa kamu sih kabarnya baik-baik saja. Tapi ... ." Martha sedikit ragu untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Dia menolak perjodohan itu ya?" tebak Abi dan Martha mengangguk.

Abi sudah menduga. Melihat dari sifat Aisyah yang selama ini Abi tahu, tidak mungkin gadis itu akan langsung menurut begitu saja. Gadis keras kepala yang tidak suka di atur dan selalu melakukan apapun yang menurutnya benar.

"Jangan paksa dia untuk menerima perjodohan itu Ma." Ucapan Abi membuat Martha bingung.

"Maksud kamu?"

"Biarkan semuanya berjalan mengikuti arus. Abi yang akan membuat Aisyah menerima Abi dengan hati terbuka. Abi nggak mau Aisyah terpaksa menikahi Abi hanya karena perjodohan. Abi mau pernikahan ini terjadi karena kami saling mencintai."

Martha melongo tak percaya mendengar ucapan anaknya. "Kamu kenal sama Aisyah?" Abi mengangguk menjawab pertanyaan ibunya.

...****************...

Pagi-pagi Abi sudah siap dengan setelan kemeja hitam dan celana bahan berwarna senada. Rambutnya yang tersisir rapi dengan belahan rambut di buat ke samping. Hari ini dia terlihat tampan seperti hari-hari yang lainnya. Kulitnya yang putih bersih dan wajah mulus seperti aktor Korea. Jangan lupakan hidungnya yang mancung seperti perosotan anak TK. Inilah yang membuat para wanita tak pernah bisa berpaling menatap dirinya.

"Pagi Pa, Ma." Abi menyapa ke dua orang tuanya yang sudah lebih dulu berada di meja makan.

"Pagi sayang," balas Martha, sedangkan Dewantara hanya menatapnya sekilas lalu kembali menatap layar ponselnya.

"Papa ini kebiasaan deh, anaknya nyapa bukannya dibalas malah asik sama ponselnya." Martha protes melihat kelakuan suaminya yang sangat cuek itu.

Sebenarnya tak berbeda jauh dengan Abi, pria itu pun memiliki sifat yang sama seperti ayahnya. 'Like father like son', begitulah istilahnya.

"Kata mama kamu, kamu sudah kenal sama Aisyah?" tanya Dewantara mengabaikan istrinya yang protes tadi.

"Iya Pa, dia mahasiswi Abi di kampus." Abi menjawab sambil mengoleskan selai kacang ke atas roti nya. Abi memang biasa sarapan roti dan secangkir kopi. Dia tidak suka mengawali paginya dengan menu makanan yang terlalu berat, seperti nasi goreng. Perutnya tidak akan sanggup mencernanya.

"Bagus dong kalau begitu, berarti perjodohan ini harus segera dilanjutkan."

"Seperti yang sudah Abi katakan sama mama tadi malam. Biarkan Abi yang mengejarnya, Pa. Abi mau Aisyah mencintai Abi seperti Abi yang mencintai dirinya. Abi mau pernikahan kami nanti didasarkan karena cinta bukan karena dijodohkan."

Dewantara dan Martha saling pandang, mereka tak menyangka jika anaknya sudah jatuh cinta pada gadis yang akan dijodohkan dengannya. Dengan keyakinan yang Abi miliki, akhirnya Dewantara pun menyerahkan semuanya pada Abi dan tidak memaksakan kehendak mereka.

...****************...

1
Zayyin Arini Riza
cerita bagus dan sangat menghibur
Rash1417: terimakasih
total 1 replies
Sri Rahayu
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!