Cover by me
Namanya Saga Bimantara, perwira tentara berpangkat letnan satu. Ia di jodohkan dengan anak dari komandannya di kesatuan yang bernama Nada queenza rahadi. Tentu saja Saga menerima perjodohan itu di karenakan dirinya juga membutuhkan istri agar sang ibu tidak sibuk menyuruhnya untuk nikah.
Namun di sisi lain Nada—gadis yang akan di jodohkan dengan Saga menolah mentah-mentah perjodohan tersebut, tentu saja dengan alasan dia tidak mengenal Saga lebih-lebih usia pria itu yang sangat jauh di atasnya. Dalam bayangannya pria dengan usia segitu sudah peot, reyot, dan tentu saja dekil mengingat pria itu berprofesi sebagai tentara.
Sampai suatu hari takdir mempertemukan keduanya dalam sebuah insiden yang dimana Nada dalam bahaya yang akan di perkosa para pembegal. Di situlah Saga datang sebagai penolong Nada dan di situlah Nada jatuh cinta pada pandangan pertama ke Saga. Tapi baik Saga maupun Nada tidak tau kalau merekalah yang di jodohkan.
Yuk, baca ceritanya disini👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bocil
Nada sudah pulang, ia masih di kamar sambil mengotak-atik laptopnya mengerjakan tugas, sementara Saga belum pulang bekerja.
Nada melihat jam di dinding.
"Padahal uda sore, kok belum pulang juga?" gumamnya, menunggu Saga yang tak kunjung pulang.
Tak lama kemudian, suara motor Saga terdengar, ia sudah pulang.
"Assalamualaikum" salam Saga.
"Waalaikumsalam" jawab Nada dari dalam kamar.
Saga masuk ke dalam kamar, mengambil handuk ingin mandi. Ia meletakkan dompet dan ponsel di atas ranjang.
"Mau Nada siapin bajunya om?" tanya Nada sambil membuka lemari, mengambil baju dan celana milik Saga.
Saga menaikkan sebelah alisnya, ada angin apa Nada mau nyiapin baju Saga. Biasanya juga Saga siapin sendiri. "Kesambet kamu?"
"Udah kewajiban istri kali Om buat nyiapin keperluan suami"
"Lah dari kemarin kemana aja? Kok baru tau kewajiban istri nyiapin keperluan suami"
Nada tertawa garing. "Uda deh Om sana mandi, uda bau tu badan"
Saga pun mendengarkan ucapan Nada dan pergi ke kamar mandi sambil membawa pakaian yang nada siapakan tadi.
Selagi Saga mandi, Nada melihat ponsel Saga yang tergeletak di atas ranjang, ia sejenak memikirkan ucapan Tasya tadi. Sungguh ucapan Tasya berhasil memembuatnya kepikiran. Nada mengambilnya ponsel Saga untuk melihat ada wanita lain selain dirinya atau tidak di ponsel suaminya. Secara kan tadi Tasya bilang kalau Saga tidak tertarik dengan Nada mungkin karena ada wanita lain.
Nada membuka ponsel Saga yang sama sekali tidak di kunci pola atau sandi. Nada dengan gampangnya mencari tahu.
Nada melihat hanya ada aplikasi WhatsApp di ponsel Saga. "Sepi amat kayak kuburan ni HP, masak iya cuma ada WhatsApp"
Nada membuka aplikasi WhatsApp tersebut tidak di temukan ada tanda-tanda mencurigakan disana, hanya ada obrolan grup dari teman-teman tentaranya yang Nada telusuri semuanya adalah pria.
Nada mengecek kontak WhatsApp Saga, tidak di temukan kontak wanita lain, selain kontak ibu Saga Santi dan adiknya Citra. Tapi disini ada yang aneh, Nada tidak menemukan kontak dirinya sendiri di dalam ponsel Saga, " Om Saga apa gak simpen kontak gue ya? Kok gak ada" Nada menelisik perlahan "eh" satu kontak yang membuat mata Nada terbelalak melihat kontak WhatsApp yang jelas terlihat foto profil miliknya dan di beri nama "Bocil" Nada menggelengkan kepalanya "wah parah ni om-om" gumamnya. Saga baru selesai mandi dan mendengar Nada berbicara sendiri.
"Siapa yang parah?" tanya Saga yang tiba-tiba sudah sampai di pintu kamar, ia melihat Nada sedang memegang ponselnya.
Nada menunjukkan kontak WhatsAppnya "ni masak iya kontak aku di namain 'bocil', akukan uda gedek Om" protes Nada.
"Suka-suka saya dong, hp, HP saya" ucap Saga tidak menghiraukan ucapan Nada dan mengambil ponselnya dari tangan Nada.
Wah ngajak perang nih om-om satu.
Nada tidak terima dengan ucapan Saga, di saat suami lain menamai kontak istrinya dengan sangat manis seperti sayang, istriku, honey, dll. Eh ini kontak Nada malah di namain 'bocil'. "Nada uda gedek Om, uda kuliah semester 4 lagi. Enak aja di katain bocil" protesnya lagi. "Ganti gak!!" ancamnya.
"Nama itu gak penting, yang penting sayakan simpan kontak kamu" sambil mengambil beberapa berkas yang ia bawa pulang.
"Iih Om mah ngeselin banget." Nada mengambil ponselnya dan menunjukkan pada Sag kontaknya yang di beri nama begitu manis 'om suami ganteng❤', pakai emoticon hati pula, kurang manis apa coba. Lah masak kontak Nada di namain 'bocil'.
Jelas terlihat Saga sedikit salah tingkah melihat nama kontaknya di ponsel Nada. Saga merogo saku celananya mengambil ponselnya kembali dan memberikannya pada Nada. "Ni, ganti sendiri!"
"Serius?!"
"He em"
Nada pun mengambil ponsel dari uluran tangan Saga. "Aku ganti apa?"
"Terserah kamu"
"Beneran terserah aku ni?" Nada menaik turunkan alisnya sambil mengetik layar ponsel Saga.
Saga tau, Nada pasti memberi nama yang aneh atau bisa di bilang manis, seperti kontak namanya di ponsel Nada.
Nada pun memberikan ponsel itu pada Saga sambil tersenyum mencurigakan. "Ni, Om udah, hehehe. Nada mandi dulu" Nada pun berlari menuju kamar mandi. Ia takut melihat reaksi galak Saga saat melihat kontak Nada.
Saga membelalakkan matanya melihat nama kontak Nada yang sudah di ganti pemiliknya.
Istri cantikku ❤
Bukan marah atau memasang wajah galaknya, Saga malah menyunggingkan senyumannya melihat nama kontak Nada yang tak kalah manis dari nama kontak Saga di ponsel Nada. Saga menggeleng-gelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan keberanian yang dimiliki oleh istrinya itu untuk mengganti nama kontaknya.
Oke, gak masalah kan istri sendiri.
Nada yang sangking takutnya melihat wajah galak Saga, ia lupa membawa pakaiannya. Sampai sudah 30 menit ia tidak keluar dari kamar mandi menunggu adzan magrib dan Saga pasti pergi ke masjid saat itu, lalu Nada bisa keluar. Mana mungkin dia keluar hanya memakai handuk yang dililitkan di tubuhnya. Malunya bukan main nanti.
Tok! tok! tok!
Saga mengetuk pintu kamar mandi, ia khawatir karena Nada yang tak kunjung keluar. "Nada, kamu gak papa?" pekiknya dari sisi pintu luar kamar mandi.
"Iya Om gak papa"
"Yakin kamu?"
"Iya"
Akhirnya suara adzan magrib berkumandang. Nada pun keluar dari dalam kamar mandi.
"Nada" panggil Saga dengan suara berat. Ia gelagapan melihat tubuh Nada yang hanya berbalut handuk. Menampakkan tubuh Nada yang putih, mulus itu, di tambah rambut Nada saat itu di cempol, ia jadi kelihatan seksi. Saga menelan salivanya susah payah.
Tak kalah dengan Saga, Nada pun hanya diam mematung jantungnya berpacu tak seperti biasa. Ia tak menyangka kalau Saga masih di rumah, karena biasanya begitu mendengar suara adzan Saga langsung berangkat ke masjid. Tapi kali ini tidak. Karena sangking khawatirnya dengan Nada yang tak kunjung keluar dari dalam kamar mandi, Saga mengurungkan niatnya pergi ke masjid.
Saga dengan segera langsung membalikkan tubuhnya sambil mengerjapkan matanya "ah bisa gila aku" batin Saga. "Mana baju kamu?!" ucapnya setengah berteriak.
Nada yang dari tadi diam mematung akhirnya pun sadar "akhh maaf Om" pekik Nada lalu berlari masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar Nada menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena terlalu malu. Saat Nada menutup wajahnya itu, Nada mengingat jelas, kalau Saga tadi menelan air liurnya saat menatap Nada yang hanya memakai handuk. "Berarti dia normal dong?" gumamnya.
Karena canggung, Saga pergi ke masjid dari mulai magrib sampai menunggu ba'da isya dia tidak pulang ke rumah.
Sementara Nada sembari menunggu Saga pulang, Nada membuka koper yang belum sempat ia bongkar. Isi koper itu adalah pakaian. Nada mengeluarkan satu persatu pakaian dan memindahkannya ke dalam lemari. Nada menatap satu Hoodie hitam yang ada di dalam koper itu. Rasanya tidak asing, Nada mengingat saat kejadian pertama kali bertemu Saga yang menolongnya. Nada menghirup aroma Hoodie itu, aroma maskulin tubuh Saga di sana masih tercium.
"Assalamualaikum" salam Saga.
"Waalaikumsalam" jawab Nada lalu keluar dari dalam kamar.
"Loh kamu belum tidur?" tanya Saga, yang terkejut melihat Nada yang belum tidur, terlebih lagi Nada memakai celana yang cukup pendek. Sampai memperlihatkan pahanya yang putih. "Kamu nantangin saya atau bagaimana si Nada?" batin Saga. Lagi-lagi Saga menelan salivanya susah payah.
Nada sengaja memakai celana sependek itu di hadapan Saga. Ia ingin melihat seberapa kuat iman suaminya ini.
...Makin frustasi gegara bininya yang mulai mancing-mancing😂...
Tersangka yang buat Om Saga frustasi😂