NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pergi

Biarkan Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:281.9k
Nilai: 4.6
Nama Author: Velza

Menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua pasangan suami istri. Hal itu juga yang sangat diimpikan oleh Syarifa Hanna.

Menikah dengan pria yang juga mencintainya, Wildan Gustian. Awalnya, pernikahan keduanya berjalan sangat harmonis.

Namun, suatu hari tiba-tiba saja dia mendapat kabar bahwa sang suami yang telah mendampinginya selama dua tahun, kini menikah dengan wanita lain.

Semua harapan dan mimpi indah yang ingin dia rajut, hancur saat itu juga. Mampukah, Hanna menjalani kehidupan barunya dengan berbagi suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. ( Tanpa Judul )

Pagi ini Hanna sudah rapi dengan setelan kerjanya. Setelah cuti kemarin, hari ini dia harus kembali ke rutinitasnya, yakni bekerja. Tanpa dia tahu, Ardiansyah telah menyiapkan banyak pekerjaan untuknya dan kemungkinan mengharuskan Hanna untuk lembur.

Usai mengisi daftar absen, Hanna segera menuju ruangannya. Baru saja membuka pintu, dia sudah disuguhkan pemandangan dua tumpuk map yang berisi berkas dan dokumen di meja kerjanya.

"Astaga, apa-apaan ini? Kenapa banyak sekali tumpukkan mapnya? Padahal baru kemarin doang aku nggak masuk," keluh Hanna sambil menepuk dahinya

"Ekhem." Hanna terlonjak kaget saat tiba-tiba mendengar suara deheman. Tanpa melihat pun Hanna sudah bisa menebak orangnya, siapa lagi kalau bukan Ardiansyah.

"Kamu selesaikan semua itu hari ini juga," titah Ardiansyah.

"Tapi, Pak, ini banyak banget. Mana mungkin bisa selesai hari ini," protes Hanna.

"Saya tidak mau tau, hari ini pekerjaan itu harus sudah selesai. Sudah jadi tugasmu menjadi sekertaris pribadi, kalau kamu nggak sanggup, kamu bisa mengundurkan diri. Namun, dengan catatan harus membayar sejumlah denda yang sudah tertera di surat kontrak," pungkas Ardiansyah.

Hanna mengepalkan tangannya, menahan emosi yang sudah di ubun-ubun. "Baik, Pak. Akan saya selesaikan hari ini juga."

Hanna menuruti kemauan atasannya itu tanpa mendebat lagi. Dengan hati dongkol Hanna duduk dan langsung mengerjakan tumpukan berkas itu. Sementara Ardiansyah langsung meninggalkan ruangan Hanna tanpa berkata apa pun lagi.

Saking terlalu fokus dengan pekerjaannya, Hanna tak menyadari jika sudah waktunya untuk istirahat. Getaran di meja yang berasal dari ponselnya, mengalihkan perhatian Hanna.

Sejenak Hanna menghela napasnya perlahan saat melihat layar ponselnya. "Ya, ada apa?"

"Aku di restoran dekat tempatmu bekerja, Mbak. Cepat ke sini sebelum waktu istirahat habis, kita makan siang bersama," ucap Adnan dari balik panggilan telepon.

"Heh, kamu kira ini kantor nenek moyangku apa? Kalau aku pergi menemui kamu sekarang, bisa-bisa aku dipecat," omel Hanna yang masih belum menyadari sudah jam istirahat.

"Ayolah, Mbak! Kamu belum pikun 'kan? Apa kamu dipaksa kerja rodi oleh atasanmu? Sampai waktunya untuk istirahat kamu masih bekerja."

Hanna termangu lalu melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 12.20. "Ya ampun, ternyata sudah siang," batin Hanna.

"Oke-oke, aku ke sana sekarang." Hanna langsung mematikan panggilan teleponnya dan merapikan meja kerjanya yang berantakan, lalu menyusul Adnan. Hanya butuh waktu lima menit untuk sampai restoran yang dimaksud Adnan.

"Akhirnya, datang juga," ucap Adnan saat Hanna menarik kursi lalu duduk berhadapan dengannya.

"Kalau pun aku nolak juga percuma, kamu pasti bakalan ngancam terus," cetus Hanna yang ditanggapi tawa oleh Adnan.

Semenjak pulang, dia sangat suka menjahili kakak iparnya itu, seperti hiburan tersendiri ketika melihat raut kesal Hanna. "Padahal aku cuma ngajak makan siang, loh, Mbak. Bukan ngajak kawin, eh, nikah maksudku. Jadi jangan cemberut gitu."

"Bisa stres aku lama-lama karena kelakuan kamu," ujar Hanna.

Di tempat yang sama, Ardiansyah sedang makan siang bersama Arga. Tanpa sengaja pandangannya terpaku pada Hanna yang berada tak jauh dari tempatnya makan. Dia melihat Hanna sedang berbicara dengan seorang pria yang duduk membelakanginya, sehingga dia tak dapat melihat wajah pria itu, yang tak lain Adnan.

"Siapa pria itu? Dari postur tubuh sepertinya bukan Wildan," batin Ardiansyah. Tiba-tiba saja ada yang berdenyut nyeri di hatinya, rasa cemburu pun mulai menyelusup saat melihat Hanna yang terlihat bahagia saat bersama Adnan.

"Apa aku memang tidak ditakdirkan untuk memilikimu, Han? Kenapa banyak sekali rintangan saat ingin mendekatimu? Apa aku harus mundur perlahan sebelum maju berjuang?" batin Ardiansyah sambil mengepalkan tangannya.

......................

Selesai makan siang, Hanna segera kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai. Adnan pun juga kembali ke kantor setelah makan siang bersama Hanna tadi.

Sesampainya di kantor, Adnan sudah ditunggu oleh mamanya.

"Dari mana kamu, Nan?" tanya Mama Ginan.

"Habis makan siang, Ma."

"Kamu makan siang di mana? Kok, lama banget."

"Ya ampun, Ma. Bukannya tadi Mama yang nyuruh Adnan buat ngajak makan siang Mbak Hanna. Mama nggak lupa 'kan?"

Mama Ginan menepuk pelan dahinya. "Hehe, iya, mama lupa. Terus Hanna gimana? Mau nggak?"

"Sudah pasti maulah. Mbak Hanna 'kan paling pengertian sama adik iparnya yang tampan ini, jadi nggak mungkin nolak," ucap Adnan dengan jumawa.

"Halah, mulai kumat narsisnya."

"Ini bukan narsis, Mama, tapi realita yang sebenarnya kalau anak Mama ini memang tampan," ujar Adnan sambil menaik turunkan alisnya.

"Iya-iya, saking tampannya sampai nggak ada satupun wanita yang deket kamu," sindir Mama Ginan.

"Eh." Adnan menggaruk kepalanya mendengar sindiran sang mama.

"Buruan cari istri sana, biar mama punya mantu lagi yang bisa diajak ke mana-mana."

"Andai istri bisa didownload, Ma. Mungkin sudah Adnan lakukan dari dulu, sayangnya ini nggak semudah mencari uban di kepala. Lagi pula Mama sudah ada mantu, tuh, bidadari kamarnya Kak Wildan."

"Siapa yang kamu maksud? Si pelakor itu? Dih, mending mama nggak usah punya mantu sekalian kalau modelan dia. Yang ada malah makan hati tiap hari. Dia aja tega jadi duri dalam rumah tangga orang lain."

"Terus yang Mama mau kayak gimana?" tanya Adnan.

"Maunya mama, sih. Kalau bisa yang kayak Hanna, apa adanya dan nggak neko-neko pastinya."

Adnan mengangguk paham. "Oh, gampang aja itu. Nanti kalau Mbak Hanna sudah jadi janda, Adnan tinggal nikahin aja dia biar aku nggak perlu repot mencari yang seperti Mbak Hanna."

Mama Ginan menatap Adnan dengan tatapan tak percaya, bisa-bisanya putra bungsunya punya pikiran seperti itu.

"Boleh juga, nanti mama bakal siapin acaranya yang paling meriah," ucap Mama Ginan dengan antusias.

"Eh, Adnan cuma bercanda, Ma. Kenapa malah diseriusin, sih?" protes Adnan.

"Terserah kamu, yang penting Hanna tetap jadi mantu kesayangan mama."

"Astaga, Mama." Adnan tak bisa berkata apa-apa, niat hati ucapannya tadi hanya candaan justru ditanggapi serius oleh mamanya.

"Mbak Hanna, tolong selamatkan aku," batin Adnan yang menenggelamkan wajahnya di bantal sofa.

1
Nur Halima
Luar biasa
YuWie
Happu End..selamat Hanna dan Fran serta si kembar baby
Soraya
keren mksh karyanya thor👍
Soraya
selamat ya Hana akhirnya hamil juga
Endang Supriati
ngapain juga si hanna urusan keluarga wildan.
Endang Supriati
kanker itu seperti rambut menjalar kemana2 kamu mau sembuh nov! ganti otaknya.
Endang Supriati
si adnan hrsnya juga mati ketabrsk truck,kurang ajarrrrr ngapain sih ngabar ngabin ke Hanna.!! pki suruh besuk segala! dasar adik kakak otaknya konslet.
Endang Supriati
ucapan adalqh doa nov. itu adalah bakasan dr Allah krn sdh menghancurkan pernikahan Hanna.
ada hadisnya,pezinah dan penghancur rumah tangga org. tdk diakui sbg umat dan golongan Rasullah.
Endang Supriati
biasanya pezinah perusak rumah tangga org. kena penyakitnya kanker disekitar rahimm.
jd tdk bisa ngesex lagi bau kaya bangke jarak 10 meter aja sdh tercium baunya. krn didlm rshimnya penuh luka darah dan nanah.
Endang Supriati
yg bilang sdh maapin itu mudah! coba klu dia yg mengalami. sakit hati tahu!!
Iges Satria
/Heart//Heart//Heart//Heart//Good/
YuWie
bagus
Anna Wamey
kenapa harus dg perjanjian frans,,,?,,hanna minta tolong pdmu sekali,,,tp kamu meminta lebih,,,??,🤔
Iges Satria
tinggal beli rusaknya dan beli es krim, nanti dituangkan kesatuan wadah.. gampang kan Frans /Heart/
Anna Wamey
Lumayan
Nur Azizah
bagus n menarik
Sobar Ruddin
sangat bagus dan mengispirasihkan kita jgn terlalu terpuruk
Sobar Ruddin
seru lanjut
Endang Supriati
ucapan adalah doa.
Endang Supriati
memang hamil bisa dibuat dan diarur sendiri!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!