NovelToon NovelToon
Tunangan Galak

Tunangan Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:211.8k
Nilai: 5
Nama Author: Arzeerawrites

“Arga, ini aku bawain sandwich buat kamu. Dimakan ya, semoga kamu suka,”

Argantara datang menjemput Shelina tunangannya hasil perjodohan karena suruhan orangtua. Ketika Shelina sudah masuk ke dalam mobil, Ia langsung mengemudikan mobil dengan kecepatan yang tinggi dan mengabaikan ucapan Shelina.

Tunangannya itu langsung panik ketika Argantara melajukan mobil dengan kecepatan yang tinggi tanpa memedulikan dirinya yang merasa trauma pernah mengalami kecelakaan lalu lintas di usia kecil.

“Arga tolong jangan ngebut, aku takut,”

“Lo pantes dapat hukuman ini ya. Nyokap gue nyuruh gue untuk jemput lo! Emang gue supir lo?! Hah?!”

“Tapi ‘kan—-tapi bukan aku yang minta, Ga,”

“Lo harus tau satu hal, gue benci sama lo! Walaupun gue udah putus dari cewek gue, dan dia ninggalin gue nggak jelas sebabnya apa, tapi gue masih cinta sama dia, dan gue nggak akan buka hati buat siapapun itu selain dia! Gue yakin dia bakal balik lagi,”

“Tapi ‘kan kita udah tunangan, Ga,”

“BARU TUNANGAN! GUE BENCI SAMA LO, PAHAM?!”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arzeerawrites, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

“Teman aku ada yang ulang tahun besok malam, aku mau pergi ya, Ma, Pa,”

“Dimana?”

“Di kafe gitu kalau nggak salah,”

“Terus sampai jam berapa?”

“Ya ampun, aku laki-laki, Pa,”

“Ya terus kenapa? Emang nggak boleh Papa nanya kayak gitu walaupun kamu anak laki-laki?”

Argantara berdecak pelan. Mendadak selera makannya jadi hilang karena pertanyaan papanya. Ia laki-laki, masih ditanya pulang jam berapa? Ia mana tahu pastinya acara itu berakhir berakhir jam berapa.

“Orangtua itu kalau khawatir nggak mengenal anaknya mau laki-laki atau perempuan, Ga. Kalau pulang terlalu malam, itu rawan! Jadi Papa mau tau pulang jam berapa,”

“Acara nya nggak tau sampai kapan, Pa. Jadi aku belum bisa jawab “

“Ya udah nggak usah sampai acaranya selesai, pokoknya asal udah nongolin muka, kamu langsung pulang, paham?”

“Nggak seru banget kalau begitu, Pa,”

“Ya udah kalau nggak mau, nggak usah datang lah,”

“Asal kamu tau ya, Papa itu masih kesal karena kamu pergi tanpa izin dan pulang pas udah malam, cuek sama telepon dan chat dari Papa Mama waktu hari tunangan kamu sama Shelina. Jadi ini hukuman buat kamu. ‘Kan waktu hari tunangan, kamu seenak hati pulangnya sampai malam, bodo amat sama orangtua yang udah khawatir mikirin kamu. Nah sekarang Papa kasih hukuman,”

Argantara langsung meletakkan sendok dan garpunya di atas piring mendengar ucapan papanya. Ia menatap Fadli, papanya dengan sorot mata tidak terima.

“Kok gitu sih, Pa?”

“Ya memang harus begitu,”

“Terus mau sampai kapan aku dibatesin kayak begitu?”

“Sebenarnya kamu nggak dibatesin kalau kamu bersyukur atas kesempatan yang udah Papa kasih ke kamu,” ujar Fadli dengan lugas sambil menatap anaknya dengan dingin.

“Memang seharusnya kamu membiasakan diri kamu sebelum jam sepuluh itu udah pulang, Ga. Untuk apa sih lama-lama di luar rumah sampai tengah malam atau sampai pagi? Nggak ada manfaat, jadi jangan dilakuin. Mendingan istirahat di rumah. Walaupun kamu laki-laki, tapi ‘kan tetap aja pulang tengah malam itu nggak bagus,”

“Ya tapi aku juga jarang banget,”

“Itu beberapa hari lalu apa? Kamu pulang jam berapa waktu haru tunangan? Hmm? Telepon chat dari mama papa nggak kamu ladenin,”

“Ya udah iya, aku minta maaf soal itu,”

“Tapi hukuman tetap ada. Pokoknya sebelum acara selesai, kamu udah pulang,” ujar Fadli yang tidak mau keputusannya diganggu gugat.

“Aku ‘kan jarang pulang tengah malam,”

“Ya ngapain juga? Kayak nggak ada rumah aja!” Ujar Tina dengan ketus. Sebenarnya Ia tidak pernah senang anak laki-laki semata wayangnya itu pulang malam. Walaupun terbilang jarang, tapi tetap saja harusnya memang Argantara tidak perlu pulang malam-malam karena dia punya rumah, dan orangtuanya khawatir kalau Ia pulang terlalu malam.

“Ya udah besok sebelum acara kelar, aku udah pulang,”

“Hmm bagus,”

Argantara menahan dengusannya, jangan sampai Ia mendengus di depan Papanya yang bisa-bisa menambahkan hukuman untuknya.

“Shelina diundang nggak?”

“Mana aku tau, lagian kalaupun diundang emang kenapa, Ma?”

“Ya barengan aja, kalau kamu bawa cewek, otomatis kamu nggak akan pulang malam ‘kan? Kamu nggak bakal punya nyali sebesar itu untuk bawa anak orang pulang malam-malam,” ujar Tina seraya tersenyum dan menaik turunkan alisnya.

Argantara mengangkat kedua bahunya. Ia tidak tahu dan tidak mau tahu juga apakah Shelina diundang atau tidak di acara ulang tahun temannya. Kalaupun diundang, Argantara tak mau ambil pusing.

“Kalau dia diundang bareng aja sana,”

“Nggak mau, Ma. Ribet bawa dia,”

“Lho, ribetnya kenapa emang?”

“Ya ribet lah, yang harusnya aku bisa enak bawa diri aku sendiri aja, eh ini malah dibebani sama dia,”

“Astaghfirullah kamu kalau ngomong kok kejam-kejam amat sih, Ga,”

********

Pagi ini Shelina diantar oleh papanya ke kampus. Shelina tidak tahu kalau Argantara akan datang ke rumahnya untuk menjemput seperti kemarin, dan lagi-lagi ini atas permintaan Tina.

Jadi yang bertemu dengan Argantara adalah mamanya Shelina, yang langsung merasa tak enak hati karena Argantara ternyata menjemput anaknya di rumah hendak berangkat ke kampus bersama namun Shelina sudah terlanjur berangkat dengan papanya.

“Sekali lagi maaf ya, Ga. Shelina juga nggak tau kalau kamu bakal jemput,”

“Sebenarnya gue juga nggak mau jemput. Nyokap bokap ancam gue soal fasilitas ya mau nggak mau lah gue ke sini,” batin Argantara yang sebenarnya menahan geram akan tetapi Ia berusaha untuk tersenyum menunjukkan bahwa Ia tidak masalah kedatangannya berakhir sia-sia.

“Nggak apa-apa kok, Tante. Kalau begitu aku pamit ke kampus dulu,”

Argantara mencium tangan Shefia setelah itu langsung bergegas masuk ke dalam mobil. Pagi ini Ia bersyukur tidak satu mobil dengan Shelina. Walaupun ada kesalnya karena kedatangannya pagi ini sia-sia. Seharusnya Ia langsungs aja berangjat ke kampus, tidak perlu ke rumah Shelina kalau tahu Shelina akan diantar oleh papanya.

“Gara-gara Mama nih yang semangat banget nyuruh gue berangkat sama perempuan itu. Akhirnya apa? Sia-sia gue datang ke rumah dia, harusnya gue udah di kampus nih. Tapi gara-gara jemput dia,”

Argantara memukul stir mobilnya untuk meluapkan rasa kesal. Kalau saja tidak diancam soal fasilitas entah itu mobil, isi rekening, dan lain-lain, Argantara enggan sekali untuk menghampiri Shelina di rumahnya, tapi setidaknya ada yang membuatnya senang yaitu Shelina tidak berangkat dengannya yang harus menahan muak setiap kali melihat Shelina.

1
Nadira Alexa
Lumayan
Checilia Manalu
kpn ya merekka bucinnya
Desi Irawati
lagian istrinya bego bgt. terlalu baik
Ovi Malik
bikin mati aja tuh uler
Deerma Lalu Lalang
membosankan nih ceritany bertele2
Deerma Lalu Lalang
sekarang jahat cb nti termehek2 lo
Rina Wardani
ini percakapan suami istri atau percakapan anak SD sih 🙄
Dwi Winarni Wina
muak sm shelina nanti dah jatuh cinta tau rasa dicuekim balik sm shelina.

.
Dwi Winarni Wina
Luar biasa
Dwi Winarni Wina
arga shelina gadis yg baik hati knp tdk suka dia setidaknya perlakukan dia baik2 jgn sampe menyakitinya klo emang tdk suka....
Dwi Winarni Wina
arga benci dan cinta beda tipis elo lama2 jatuh cinta sm shelina bucin banget.....
Dwi Winarni Wina
kasian shelina trauma sampai2 kakek neneknya meninggal
Dwi Winarni Wina
arga shelina gadis baik pasti cocok sm dia....
Dwi Winarni Wina
arga mending sm shelina yg jelas klo sm alya gak jelas ini...
Dwi Winarni Wina
coba arga menerima shelina sebagai calon istri km...
Renjani Soraya
kbnyakan basa basi deh thor ga tu de poin, bikin bosen
Rahma Dina
kurang bagus ceritanya banyak diulang dan alurnya datar...
Ali Assegaf
,ada ya othor bucin tingkat monyet
Cangji Romalah
mtp
Eridha Dewi
next thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!