brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Setelah mengalami drama cukup lama, akhirnya Asmirandah memutuskan untuk pulang bersama dengan Zidane. laki-laki yang merupakan mantan kekasih dari kakaknya itu, menyanggupi untuk membawa Asmirandah pulang ke rumah.
"Zidane, Om minta tolong ya, jaga Asmirandah baik-baik. pastikan dia, pulang dengan selamat. karena saat ini, hanya Asmirandah yang mampu untuk menolong kami dalam keterbukaan ini."ucapkan memohon kepada laki-laki itu.
Zidane yang mendengar itu, seketika menganggukkan kepala. karena laki-laki itu, mengetahui apa yang dimaksud oleh laki-laki yang hampir saja, menjadi Ayah mertuanya itu.
"Om dan Tante tenang saja. Mira akan pulang bersamaku dalam keadaan selamat tanpa kekurangan suatu apapun."ucap laki-laki berkulit hitam manis itu dengan nada suara yang sangat yakin.
Membuat Aaron dan juga Chelsea yang mendengarnya, seketika menganggukkan kepala dan tersenyum lega. mereka berdua segera melepaskan kepergian dari Putri bungsunya. dan mengantarkan wanita itu, hingga tepat masuk ke dalam mobil milik Zidane.
"Pah nanti mobilku gimana?"tanya Asmirandah yang merasa cemas. karena benda kesayangannya, tertinggal di tempat umum seperti ini. walaupun hotel itu telah di booking oleh keluarga Orlando, namun tidak ada salahnya kan, wanita itu mencoba untuk waspada? toh semua bisa saja terjadi diluar perencanaan manusia.
"sudah kamu tenang saja. setelah nanti kamu sampai rumah, mobil kamu juga akan sampai di sana dengan aman."ucap Aaron dengan yakinnya.
Membuat Asmirandah yang mendengar itu, seketika menganggukkan kepala. dan dengan segera, wanita itu mulai masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Zidane.
"nak Zidane, tolong jangan ngebut."ucap Chelsea mencoba memperingatkan laki-laki itu.
"tante tenang saja. putri bungsu tante ini pasti akan sampai dengan selamat di rumah kalian. aku menjaminnya dengan seluruh jiwa ragaku."ucap Zidane bergurau Seraya terkekeh pelan.
Sementara Asmirandah yang berada di samping laki-laki itu, hanya dapat terdiam. Soraya beberapa kali, wanita itu mencoba untuk menghentikan aksi dari Zidane yang terus menggoda kedua orang tuanya. jangan sampai, ulah dari laki-laki itu membuat kedua orang tuanya berpikir aneh-aneh.
"Abang kenapa bercanda seperti itu tadi? bagaimana kalau Papa sama Bunda menanggapinya dengan serius?"tanya Asmirandah memprotes sikap dari laki-laki itu. saat mereka, telah berada di perjalanan.
"ya kalau serius, tinggal di seriusin balik lah. gitu aja kok repot."ucap Zidane santai.
plak
Suara sebuah tangan yang menepuk lengan seseorang, seketika terdengar nyaring. saat dengan sekuat tenaga, Asmirandah memukul lengan dari Zidane. hingga membuat laki-laki itu, seketika meringis kesakitan.
"kamu ini ya, senang sekali memberikan pukulan-pukulan terhadap seseorang."ucapnya mendengus kesal.
"biarkan saja. lagi pula, siapa suruh Abang berkata sembarangan seperti seseorang yang membuang sampah?"tanya wanita itu mendelik ke arah Zidane.
Membuat laki-laki jangkung itu, seketika tersenyum simpul. karena laki-laki itu tahu, saat ini hati dari wanita yang ada di sampingnya saat ini, tengah mencoba mengobati luka yang masih basah dan juga menganga akibat pengkhianatan itu. dan hal itu, sepertinya juga tengah dicoba oleh Zidane. namun tentunya, dengan versi penyembuhan yang berbeda pula.
"apa kamu tidak lapar?"tanya Zidane mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan mereka. karena laki-laki itu tahu, saat ini Asmirandah telah merasa tidak nyaman dengan pembahasan mereka.
"Tentu saja aku lapar. dari kemarin aku belum makan."sahutnya singkat. tentu saja hal itu membuat Zidane yang mendengarnya, seketika membulatkan kedua mata.
"bukankah baru saja kamu mau makan snack yang aku kasih? emangnya itu belum cukup?"tanya Zidane terkejut.
"tentu saja belum. walaupun itu adalah kentang pengganti nasi, tapi rasanya belum afdol jika belum menemukan nasi di hadapanku."ucapnya dengan santai.
Membuat Zidan yang mendengar itu, seketika melongo tak percaya. ternyata memang benar apa kata orang-orang. bahwa biasanya seseorang yang memiliki tubuh yang sangat kecil, maka porsi makan orang itu akan semakin banyak. dan jika orang itu terlihat sangat ideal, porsi makan orang itu akan secukupnya bahkan cenderung kecil. karena mungkin melihat makanan saja, orang itu telah bertambah berat badannya.
Tidak membutuhkan waktu lama, mobil yang ditumpangi oleh Zidane telah sampai di sebuah restoran kecil yang tidak jauh dari pusat keramaian.
"kamu mau makan apa?"hanya laki-laki itu saat mereka tengah berjalan untuk masuk ke dalam bangunan itu.
"nasi goreng udang tepung kayaknya enak. sama pizzanya satu. Minumannya coffee latte dan juga coklat panas."ucap Asmirandah Seraya mendudukkan diri di bangku kosong dalam bangunan itu.
Wanita itu sama sekali tidak memperdulikan ekspresi wajah dari Zidane yang tampak sekali terkejut mendengar pesanan yang begitu banyak keluar dari mulutnya.
"kenapa masih ada di sana? Abang nggak mau makan?"Asmirandah dengan raut wajah heran.
Mendengar penuturan dari wanita itu, membuat Zidane seketika langsung menggerakkan bobot tubuhnya tepat di samping mantan calon adik iparnya itu.
"aku hanya terkejut saja. ternyata kamu benar-benar pecinta kuliner."ucapnya penuh dengan rasa kagum.
Asmirandah yang mendengar itu, seketika mencebikkan bibirnya."bilang aja kalau mau ngatain aku itu sangat rakus."ucapnya mendengus kesal.
Tentu saja itu membuat Zidane yang mendengarnya, sedikit merasa panik karena melihat wanita yang ada di depannya saat ini, tengah merajuk. Bersamaan dengan itu, pesanan mereka pun datang. dengan segera, mereka kembali menikmati makanan itu Seraya berbincang-bincang hangat satu sama lain.
Yap. tanpa disadari oleh keduanya hubungan yang dulu terasa hambar, kini mulai hidup kembali. karena dulu, baik Zidane ataupun Asmirandah, sama sekali tidak pernah berbincang sehangat ini satu sama lain. mereka hanya sesekali bertegur sapa satu sama lain. dengan alasan, menjaga perasaan pasangan masing-masing.
Namun kenyataannya, pasangan mereka justru memberikan goresan luka yang sangat dalam di hati keduanya. entah takdir apa yang akan mereka hadapi nantinya. yang jelas, Asmirandah berharap bahwa takdir itu akan lebih baik dari sebelumnya.
****
"kita mau ke mana lagi sekarang?"tanya Zidane. saat mereka telah berada di dalam mobil.
"langsung pulang aja Bang. aku ngantuk soalnya."ucap wanita itu cara yang memejamkan mata.
Sementara Zidane yang tengah mengemudikan mobilnya itu, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. saat melihat kelakuan dari wanita itu. dan tak lama berselang, terdengar suara dengkuran halus dari Asmirandah.
"cepat sekali tidurnya."gumam laki-laki itu pelan."kasihan sekali dia. pasti hati dan juga pikirannya sangat hancur saat ini."lanjutnya Soraya mencoba memperbaiki posisi tidur wanita itu agar tidak merasakan sakit saat nanti bangun.
Tak berselang lama, mereka Akhirnya telah sampai di depan rumah Asmirandah. dan dengan segera, Zidane membawa wanita itu tanpa membangunkannya terlebih dahulu.