Alana seorang gadis cantik penderita Tryphanophobia atau takut akan jarum suntik.
Menikah dikarenakan perjodohan
Dengan dokter muda yang bernama Dava Agatha mahesa
Dava tidak mungkin menolak keinginan ibu tersayang nya sehingga dia menerima perjodohan ini
Dia si gadis polos pecinta coklat dan warna pink.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Waktu menunjukan pukul 06:00 pagi.
Alana sudah siap dengan seragamnya menunggu di meja makan. Melihat bundanya sedang memasak dengan lihainya.
Alana terlihat sangat ceria, sedari tadi hanya senyum-senyum sendiri sambil mengaduk-ngaduk susunya.
Duarr!
"Astagfirullah bapak," latah Alana.
Malvin mengagetkan Alana dengan menepuk pundaknya, Malvin hanya tertawa melihat wajah kocak Alana.
Alana menatap Malvin malas, baru saja mood-nya bagus, tapi Malvin malah menghancurkan nya.
"Buset dah serem amat tuh muka, kek ketek katak," ucap Malvin meledek Alana.
"Bunda! Abang ngatain aku mirip katak," adu Alana kepada sang Bunda.
"Malvin, jangan gangguin adeknya! Bunda potong uang jajan kamu, mau?" teriak Sari dari dapur.
"iya bun maaf," ucap Malvin, "males lah maennya ngaduan, dasar anak bunda," lanjutnya.
"Bodoamat wlee, lah Alana emang anak bunda. Emangnya Abang anak setan," ucap Alana meledek.
"Awas ya-"
"Awas apa hm?"
Belum sempat Malvin berbicara, Zahran datang dan duduk di samping Malvin.
"eh ayah, enggak kok," ucap Malvin gelagapan.
"Kayaknya Putri Ayah lagi ceria banget," ucap Zahran menatap Alana.
"Enggak kok yah, biasa aja," jawab Alana.
Zahran mengangguk percaya, Sari datang dengan membawa makanan.
Keadaan meja makan hening, karena semuanya sibuk dengan makanan masing-masing.
SMA Garuda
Alana turun dari Mobil Malvin, setelah berdebat lumayan serius berakhirlah mereka yang saling diam.
Alana berjalan menuju kelasnya, langkah gontai nya terhenti ketika ada yang memegang bahunya.
"Pagi Al," ucap Raka.
"Ah iya, pagi," jawab Alana.
Alana menatap Raka heran, dari tadi ia hanya menatap Alana tanpa berbicara apapun, Saat Alana hendak berbalik badan, tetapi tangannya di cekal oleh Raka.
"Al aku mau nanya sama kamu,"
"iya tanya Aja,"
Raka menghela nafas berat, sepertinya sesuatu penting akan di tanyakan olehnya.
"Apa kamu menyukaiku?"
Kaget, pertanyaan macam apa ini. Alana bingung harus menjawab apa.
Alana menggeleng.
"Apa gak ada sedikitpun ruang di hati kamu Al? Buat aku menetap?" Raka menatap Alana sendu.
"Maaf Raka, ruang hatiku sudah penuh. Bagaimana mungkin aku menyimpan dua cinta dalam satu hati, jika nanti salah satunya akan tersakiti,"
Raka sangat kecewa dengan jawaban Alana.
"Hampir tiga tahun Al, aku ngejar kamu. Aku coba jadi yang terbaik buat kamu, coba mengerti kamu, tapi sekalipun kamu gak pernah pandang aku," ucap Raka penuh emosi.
"Kamu memang baik Rak, banyak suka sama kamu lebih dari aku. Aku gak pernah bisa nerima aku Rak, ada seseorang yang diam-diam menyukaimu," ucap Alana dengan lembut.
"Terus selama ini kamu anggap aku apa Al?" tanya Raka dengan lantang.
"Maaf Nath, kita hanya sebatas teman. Dan sepertinya akan tetap seperti itu," ucap Alana sambil pergi meninggalkan Raja, yang hancur berkeping.
Raka terdiam sendu ditempat saat mendengar pengakuan yang diberikan oleh Alana, walau Alana sudah puluhan kali menolak pengakuan yang Raka ungkapan, tetapi Ungkapan yang kali ini membuat hatinya berkeping keping, Raka berpikir bahwa ini akhir dari perjuangan cintanya kepada Alana, tapi hatinya berkata lain cinta yang Raka berikan kepada Alana sangat besar dan tulus dari apapun, yang membuat Raka susah berpaling dari Alana adalah perbedaan dia dari wanita lain, kepolosan, dan kebaikan yang Alana berikan kepada orang lain tanpa pandang latar belakang orang itu.