NovelToon NovelToon
AQILA

AQILA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Iblis / Mengubah Takdir / Mata-mata/Agen
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yuniar Febriyanti

Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.

"Darah dibalas dengan darah."

"nyawa dibalas dengan nyawa."

"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

"Gua ada di mana ini," ucap Aqila sambil memegang kepalanya yang agak pusing.

Aqila sekarang sedang berada di sebuah gubuk, tempat yang tak jauh dari tempat kejadian di mana Aqila didorong oleh Lisa. Dan kini Aqila tengah berbaring di tempat tidur yang terbuat kayu.

"Kamu ada di rumah saya," ucap seorang pria yang membelakangi Aqila.

"Kenapa gua ada di rumah lo?" tanya Aqila datar.

"Kamu jatuh dari jurang dengan kedalam 15 meter," ucap pria itu.

"Hah?! 15 meter!" ucap Aqila tak percaya.

"Kamu ini jadi wanita lemah sekalih, baru jatuh dari jurang dengan ke dalam 15 meter aja udah pingsan. Dasar payah," cibir pria itu dan Aqila oun merasa kesal karena dibilang payah.

"LO KOK NYEBELIN SIH HAH? ITU 15 METER JADI GUA MASIH BERUNTUNG KALO HIDUP!" ucap Aqila ngegas karena tak terima dibilang payah.

"Apa kamu tak terima dibilang payah? huh perempuan memang unik dan aneh, tak mau dibilang payah dan lemah tapi diputusin cinta langsung nangis di pojokan. Bodoh sekali menangisi laki-laki yang udah nyakitin, buang-buang air mata dan waktu saja," ucap pria itu dan pria itu menoleh ke arah Aqila, Aqila yang melihat wajah pria itu langsung terkejut.

"LOO!"

"Apa kamu terkejut? jangan terkejut seperti itu, saya tahu kok saya ini memang tampan jadi tak heran sih kalo kamu terkejut melihat ketampanan saya yang luar binasa ini. Dan ya perkenalkan nama saya Hutan Belantara panggil saja 'TARA'," ucap pria itu yang diketahui namanya hutan tapi mau dipanggil Tara.

Aqila yang mendengar nama Hutan eh maksudnya Tara jadi ingin tertawa, tapi ia tahan karena tatapan tajam yang diberikan oleh Tara terhadapnya. Sungguh lucu pria di hadapannya ini, andai saja ia belum menikah dan punya suami eh tapi kalo Gibran mau dimadu boleh saja Hutan jadi suami keduanya.

"Jangan sembarangan lo Tan, bilang cewe lemah," cibir Aqila membuat Tara kesal karena dipanggil Tan.

"Jangan dipanggil Tan dong," kesal Tara.

"Lah napa gak boleh? kan nama lo emang Hutan. Jadi ya udah gua panggil Tan aja," ucap Aqila.

"Tapikan ya jangan Tan juga, gak estetok," ucap Tara.

"Estetok-estetok pala lu gua getok, kan nama lo Hutan. Bagus loh Hutan," ucap Aqila.

"Tapikan kalo dipanggil Tan-Tan, kaya panggil orang utan," ucap Tara mengerucutkan bibirnya.

"Gua gak manggil lo orang utan, tapi kalo lo ngerasa gitu ya berarti lo emang orang utan," canda Aqila.

"Kamu kok nyebelin banget sih?" tanya Tara yang kesal karena Aqila begitu menyebalkan.

Jika kalian penasaran kenapa Aqila bisa jahil seperti ini padahal Hutan atau yang dipanggil Tara, ia sangat mirip dengan Rimba. Ya dia sangat mirip dengan Rimba, entah ini memang kebetulan atau bukan. Yang jelas Aqila sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan Rimba walau pun hanya sebatas mirip saja, hmm dia jadi merindukan Abangnya yang sudah tenang di atas sana.

"Karena lo mirip seseorang yang sangat berarti bagi gua," lirih Aqila dan Tara memandang heran ke arah Aqila.

"Maksud kamu?" tanya Tara yang masih tak paham dengan apa yang dimaksud oleh Aqila.

"Bukan apa-apa lupain aja," ucap Aqila dan Tara pun menganggukan kepalanya saja.

"Awshh," ringis Aqila saat dia mencoba bangkit dari posisi tidurnya karena kepalanya agak ngilu.

"Eh kamu jangan bangun dulu, tidur aja dulu. Badanmu masih belum sembuh total, sekarang kamu minum ramuan ini yang insyaAllah bisa meredakan rasa nyeri di kepala mu," ucap Tara sambil menyerahkan gelas yang terbuat dari kayu kepada Aqila tapi Aqila malah menolaknya dengan alasan dia masih tertidur.

"Eh gimana gua mau minum wong gua masih tiduran gini," kesal Aqila.

Tara pun menepuk dahi lupa, dia menyimpan jamuan itu di samping Aqila.

"Oh iya lupa, sini saya bantu untuk duduk," ucap Tara dan dia pun membantu Aqila untuk duduk.

Setelah Aqila duduk, dia pun menyerahkan gelas itu. Aqila pun menerima gelas itu dan ingin meminumnya, tapi baru saja tercium baunya ia langsung menjauhkan gelas itu karena tak tahan dengan baunya yang sangat menyengat.

"Ihk, lo mau bunuh gua ya? ini pasti pahit 'kan?" tanya Aqila dengan kesal.

"Kalo iya saya emang mau bunuh kamu ngapain juga saya nolongin kamu yang lagi pingsan tadi," cibir Tara yang memang benar adanya.

"Iya juga sih, tapi kok jamunya pahit," omel Aqila.

"Ya iyalah, di mana-mana yang namanya obat bakalan pahit. Kalo yang manis ya saya namanya," ucap Tara dengan pedenya.

"Idih pd bener lu Julehah," kesal Aqila.

"Nama. saya.Tara.bukan.Juleha," ucap Tara sambil menekankan setiap katanya.

"Iyain dah biar cepet," ucap Aqila.

"Ya udah sok atuh kamu minum dulu jamunya," ucap Tara.

"Gak mau," ucap Aqila sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenapa gak mau?" tanya Tara.

"Gak mau, soalnya pahit jamunya terus baunya juga gak enak," jawab Aqila.

"Emang kamu udah nyobain?" tanya Tara dan Aqila pun menggelengkan kepalanya.

"Kamu ini ya, belum mencobanya saja sudah bilang begitu," cibir Tara.

"Ya habisnya, dari bentukannya aja udah kaya pahit gitu rasanya ditambah lagi sama baunya yang gak enak. Makanya gua mikir kaya gitu," ucap Aqila.

"Ya udah sekarang kamu minum nih," ucap Tara sambil menyodorkan gelas yang ada di tangannya agar Aqila mau meminum jamu itu.

"Gak mau ish, bau," rengek Aqila.

"Kalo bau kamu minumnya sambil tutup hidung," kata Tara.

"Emang bisa?" tanya Aqila.

"Ya coba aja sok, pasti baunya gak akan ke cium," kata Tara.

"Ihk gak bisa, coba deh lo tunjukkin dulu ke gua," ucap Aqila.

"Ya udah nih ya kaya gini," ucap Tara dan dia pun meminumnya tapi baru beberapa detik dia sadar, kalo misalnya dia dikibuli oleh Aqila.

"Kok berhenti?" tanya Aqila dengan polosnya.

"Gak usah so polos kamu, kamu niatkan buat ngerjain saya supaya saya yang minum dan kamu enggak 'kan?" tanya Tara yang kesal akan tingkah Aqila.

"Enggak," ucapan Aqila menggantung perkataannya, "enggak salah lagi maksudnya," sambung Aqila sambil cengengesan.

"Tuh 'kan, inget ya saya tuh gak gampang dikibuli sama orang. Gak kaya cewe baru di janjiin, baru di ucapin kata-kata manis langsung klepek-klepek. Pas tau cuman dijadiin bahan gabutan atau di ghosting apalagi cuman Chattan doang," ucap Tara yang lagi-lagi salah perempuan.

"Lo tuh kenapa sih? dikit-dikit bawa cewe. Emangnya lo musuhan apa sama cewe?" tanya Aqila.

"Bukannya gak suka sama cewe, tapikan ya ngapain sih mereka nangisin orang yang emang bener-bener cuman mainin dia doang, tapi ya gak aneh juga sih kan cewe suka mikir pake hati bukan pake logika," ucap Tara yang lagi-lagi membuat Aqila kesal.

"Heh! kenapa cewe suka pake perasaan? karena mereka punya hati, hati mereka itu lembut. Gak kaya cowo! kaya pohon pisang," kesal Aqila.

"Loh kok jadi pohon pisang?" tanya Tara.

"Ya iyalah, cowo tuh cuman punya jantung tapi gak punya hati!" ucap Aqila agak ngegas.

"Heh cowo juga punya hati, tapikan mereka kalo mikir pake logika bukan perasaan," ucap Tara.

"Udahlah serah lo, pokoknya cowo selalu salah!" tegas Aqila.

"Loh kok gitu? gak adil namanya! emang ada gitu undang-undang nya kalo cewe itu selalu benar?" sinis Tara.

"Ya adalah, nih undang-undangnya.

Wanita selalu benar!

Jika pria benar dan si wanita salah maka kembali lagi ke pasal satu," ucap Aqila yang mengarang sendiri undang-undang itu.

"Serah kamulah, sekarang cepetan makan!" tegas Tara dan menatap tajam ke arah Aqila.

Aqila yang tak amu berdebat pun langsung mengambil jamu yang ada di tangan Tara dan langsung meminumnya.

"Nah gitu dong dari tadi, gak usah harus debat dulu," cibir Tara.

"Hm."

"Ya sudah kamu tidur lagi, kamu harus istirahat total agar kamu sembuh lagi," kata Tara.

"Kapan gua bisa pulang?" tanya Aqila.

"Hingga kamu pulih total, sekarang kamu tidur! saya akan buatkan makan siang untuk kita," ucap Tara dan Aqila pun merebahkan dirinya di ranjang kayu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!