Affair... Tidak suka skip.
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya, Kendrick Kratos.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
-Pria hanya manusia dengan segala nafsunya dan dengan mudah berkhianat, tapi wanita akan menjadi pengkhianat saat dunia impiannya seketika hancur! Notes Ameera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tatapan Dingin Ameera.
Ameera sudah berganti baju dengan pakaian milik tetangga Ibunya, dia juga sudah mengenal Tante Lela sejak kecil, anak nya bahkan teman dia saat sekolah menengah. "Makasih Tante, maaf merepotkan."
"Sama-sama, seneng ketemu kamu Ameera. Hidup kamu diluar sana baik-baik saja?"
"Baik, Tante. Tapi saya gak berjodoh dengan pacar saya dulu, kami bulan lalu sudah resmi bercerai."
"Ya ampun, Nak. Nasibmu..." Lela menepuk pelan tangan putri tetangga nya itu.
Kebetulan Rudi mendengar ucapan wanita yang dia tolong tadi, ternyata wanita itu adalah putri tetangga Tantenya. Dia baru saja selesai berganti pakaian yang basah saat menolong Ameera tadi.
"Itu Rudi, keponakan tante yang menolongmu tadi." Ucap Lela.
Ameera seketika berdiri, "Makasih loh Mas, maaf tadi aku merepotkan."
"Gapapa, slow aja. Namamu, Ameera?"
"Iya, Mas. Sekali lagi makasih Mas Rudi."
Rudi mengangguk, "Kamu tadi kenapa hujan-hujanan?" tanya Rudi penasaran, "Ah, maaf. Aku tidak sopan bertanya."
Ameera tersenyum, "Aku baru kembali ke rumah orang tuaku setelah 4 tahun, mungkin tadi agak sedikit linglung saat keluar rumah karena sudah tak mengenali lingkungan disini."
Rudi mengangguk.
Ting tong...
"Itu pasti keluargamu, tadi tante menelepon Ibumu." Lela segera bergegas ke pintu depan membuka pintu.
"Ameera..." Kendrick dan Cheril datang berbarengan.
Ameera menatap dingin Kendrick, tak sengaja Rudi melihat tatapan wanita itu.
"Ameera, kamu ini ya. Kakak cemas tau, ayo pulang." Cheril memeluk adiknya.
Ameera menghela nafasnya, "Ya, ayo pulang."
"Tante, Mas Rudi. Sekali lagi Ameera ucapin makasih ya, jangan lupa main ke rumah. Ameera pamit pulang," ucapnya berpamitan.
"Ya, jaga dirimu baik-baik Ameera." Jawab Rudi untuk kesopanan.
Tapi Kendrick seketika menatap tak suka pada Rudi, dia berbalik pergi keluar rumah lalu dengan kesal membuka pintu mobil lalu masuk ke dalamnya.
Ameera naik ke dalam mobil, dia duduk di jok belakang membiarkan kakak perempuannya naik di jok depan di samping Kendrick.
"Kendrick, kamu nanti langsung ganti baju punya Papa ya. Sekalian nginep aja gimana? Suruh aja assisten kamu bawain keperluan kamu ke rumah," tawar Cheril.
"Hm." Pria itu hanya bergumam, dia malah menatap wajah pucat Ameera dari kaca spion depan. Cheril menyadari sikap Kendrick tapi dia membiarkannya.
Setelah sampai di depan rumah, Ameera dengan berlari kecil masuk ke dalam rumah langsung pergi ke kamarnya.
Kendrick dan Cheril turun dan masuk ke dalam rumah, Cheril lalu mengajak pria itu masuk ke dalam kamar tamu. "Ini kamarmu, nanti aku bawa ganti baju punya Papa untuk sementara. Telepon aja assistenmu," ucap Cheril seraya pergi meningalkan Kendrick sendirian di dalam kamar tamu.
Kendrick dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tubuhnya dengan air shower hangat, dia menatap tampilan wajah cemasnya di depan cermin. "Heh! Kau lucu Kendrick. Kau ingin membalas dendam tapi kenapa sangat khawatir saat merasa kau sudah menyakiti Ameera!" pria itu menertawakan dirinya sendiri.
Setelah selesai dia melilitkan handuk menutupi tubuh bagian bawahnya, keluar dari kamar mandi.
Tok...tok...
"Ya, masuk."
Cheril membuka pintu kamar, dia membawa pakaian pria di kedua tangannya. Langkahnya terhenti saat dia menatap tubuh bagian atas Kendrick yang berkulit coklat dengan otot-otot sexy di sekitar perutnya . "Ekhem, ini bajunya."
Kendrick berjalan pelan menghampiri Cheril, dia tersenyum seraya mengambil baju dari tangan wanita itu, "Apa tubuhku sangat jelek?" godanya.
"Uhuk, gak. Tubuhmu sangat bagus, aku-"
Ucapan Cheril terhenti, tubuhnya mundur saat Kendrick berjalan maju menempelkan tubuh mereka. Belakang tubuhnya menabrak dinding kamar, Kendrick mengukungnya dengan kedua tangan kekar pria itu membuatnya tak bisa kabur.
"Kamu suka tubuhku, Cheril?" goda pria itu kembali.
Cheril mengangguk, wajahnya seketika menghangat karena merasa malu padahal dia bukan lagi seorang gadis polos, kenapa dia harus merasa malu?
"Kamu akan menikmati tubuhku saat kita menikah, aku akan menjadi milikmu seutuhnya." Bisik Kendrick di telinga sensitif wanita itu.
Tubuh Cheril bergidik.
"Pergilah, kita harus menahannya saat ini. Aku ingin malam pertama kita menjadi sempurna nanti," Kendrick lalu mundur membuka kungkungan kedua tangannya.
"Aku pergi," Cheril membuka pintu lalu berlari kecil menjauh dari kamar itu.
Setelah Cheril pergi, senyum Kendrick seketika berubah. Matanya menatap benci pada Cheril yang sudah menjauh, wajahnya seketika berubah khawatir mengingat Ameera, "Apa aku terlalu mengejutkan Ameera?"